Jakarta: Tagar #JanganJadiDosen terpantau menjadi trending di media sosial X pada Rabu 21 Februari 2024. Tagar ini memperlihatkan secara jelas kegelisahan netizen terhadap masa depan dan kesejahteraan profesi dosen di Indonesia.
Mereka ramai-ramai menunjukkan bukti transfer gaji yang diterima setiap bulannya. Jika diperhatikan, nominal gaji mereka sangat jauh dari kesejahteraan.
Di antaranya seperti diunggah akun X @ajiehata**. Ia mengungkapkan sejumlah keluhan sebagai dosen selama delapan tahun terakhir.
"#JanganJadiDosen
8 tahun jadi dosen di sebuah kampus start-up swasta di Bandung. Sampe Juli 2023 gaji maksimal 2,2jt. Ga ada tunjangan apapun," tulis akun tersebut dan dikutip, Rabu 21 Februari 2024.
Baca juga: Aplikasi Inovasi Dosen UGM Ini Mampu Lakukan Skrining Doping Bagi Atlet
Akun X lainnya juga memperlihatkan nominal gaji yang diterima. Akun tersebut mengingatkan siapapun untuk tidak menjadi dosen jika berambisi mengejar kekayaan.
"#JanganJadiDosen merupakan tagar peringatan untuk sesiapa saja yg punya cita2 jadi dosen di negara kita. Kalau memang mengejar materi yg cepat dan besar, maka #JanganJadiDosen.
Profesi ini di sini masih dipandang sebagai profesi yang sekadar modal ikhlas dan pengabdian," tulis akun X @elementalpa**.
Model pendidikan tinggi di Indonesia dinilai kurang tepat dan salah arah. Alhasil profesi ini menjadi hal yang tidak diinginkan.
"Ayo gas oke gas #JanganJadiDosen ????
kalau pendidikan tinggi orientasinya cuma ngejar ranking, cuma scopas-scopus, UKT melangit, makin ribet administrasi, tapi gaji Dosennya dibawah UMR," tulis akun X @iarid**.
Sementara akun X lainnya mengaku bisa mendapatkan penghasilan yang relatif besar. Hal itu dengan menjadi dosen di lebih dari satu perguruan tinggi.
"Tergantung kampusnya. Klu di swasta, kdng ada kampus yg lebih fleksibel dan bisa merangkap kerja. Saya merangkap mengajar di 3 lembaga. Itupun masih bisa menjalakan usaha lain dgn istri. Jika dihitung pemasukan saya dan istri sudah lebih dari gaji PNS," tulis akun X @afrizal****.
Selain itu, penghasilan sebagai dosen bisa mendekati kesejahteraan ketika mengajar di perguruan tinggi ternama. Pasalnya banyak peluang pemasukan selain gaji pokok.
"Intinya #JanganJadiDosen ga berlaku kalo ngajarnya di kampus TOP. Ada gaji, ada tukin, ada uang makan, ada remun, ada perjadin, ada transport rapat, belum lagi penelitian dan pengabdian. Makanya dosen-dosen tuh hobinya keluar kota karena honornya besar," tulis akun @ngilangdul***.
Jakarta: Tagar
#JanganJadiDosen terpantau menjadi trending di media sosial X pada Rabu 21 Februari 2024. Tagar ini memperlihatkan secara jelas kegelisahan netizen terhadap masa depan dan kesejahteraan profesi dosen di Indonesia.
Mereka ramai-ramai menunjukkan bukti transfer gaji yang diterima setiap bulannya. Jika diperhatikan, nominal gaji mereka sangat jauh dari kesejahteraan.
Di antaranya seperti diunggah akun X @ajiehata**. Ia mengungkapkan sejumlah keluhan sebagai dosen selama delapan tahun terakhir.
"#JanganJadiDosen
8 tahun jadi dosen di sebuah kampus start-up swasta di Bandung. Sampe Juli 2023 gaji maksimal 2,2jt. Ga ada tunjangan apapun," tulis akun tersebut dan dikutip, Rabu 21 Februari 2024.
Baca juga:
Aplikasi Inovasi Dosen UGM Ini Mampu Lakukan Skrining Doping Bagi Atlet
Akun X lainnya juga memperlihatkan nominal gaji yang diterima. Akun tersebut mengingatkan siapapun untuk tidak
menjadi dosen jika berambisi mengejar kekayaan.
"#JanganJadiDosen merupakan tagar peringatan untuk sesiapa saja yg punya cita2 jadi dosen di negara kita. Kalau memang mengejar materi yg cepat dan besar, maka #JanganJadiDosen.
Profesi ini di sini masih dipandang sebagai profesi yang sekadar modal ikhlas dan pengabdian," tulis akun X @elementalpa**.
Model pendidikan tinggi di Indonesia dinilai kurang tepat dan salah arah. Alhasil profesi ini menjadi hal yang tidak diinginkan.
"Ayo gas oke gas #JanganJadiDosen ????
kalau pendidikan tinggi orientasinya cuma ngejar ranking, cuma scopas-scopus, UKT melangit, makin ribet administrasi, tapi gaji Dosennya dibawah UMR," tulis akun X @iarid**.
Sementara akun X lainnya mengaku bisa mendapatkan penghasilan yang relatif besar. Hal itu dengan menjadi
dosen di lebih dari satu perguruan tinggi.
"Tergantung kampusnya. Klu di swasta, kdng ada kampus yg lebih fleksibel dan bisa merangkap kerja. Saya merangkap mengajar di 3 lembaga. Itupun masih bisa menjalakan usaha lain dgn istri. Jika dihitung pemasukan saya dan istri sudah lebih dari gaji PNS," tulis akun X @afrizal****.
Selain itu, penghasilan sebagai dosen bisa mendekati kesejahteraan ketika mengajar di perguruan tinggi ternama. Pasalnya banyak peluang pemasukan selain gaji pokok.
"Intinya #JanganJadiDosen ga berlaku kalo ngajarnya di kampus TOP. Ada gaji, ada tukin, ada uang makan, ada remun, ada perjadin, ada transport rapat, belum lagi penelitian dan pengabdian. Makanya dosen-dosen tuh hobinya keluar kota karena honornya besar," tulis akun @ngilangdul***.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DHI)