Ilustrasi, ANTARA FOTO
Ilustrasi, ANTARA FOTO

KLB Difteri Indonesia Terbesar di Dunia

Media Indonesia • 19 Desember 2017 09:01
Jakarta: Kejadian luar biasa (KLB) difteri di Indonesia semakin meluas ke 142 kabupaten/kota di 28 provinsi. Jumlah korban meninggal bertambah menjadi 38 orang dan yang dirawat sebanyak 600 pasien.
 
Kasus KLB difteri di Indonesia saat ini merupakan yang terbesar di dunia. Hal itu disebabkan Indonesia memiliki populasi penduduk lebih banyak jika dibandingkan dengan negara yang pernah mengalami KLB difteri sebelumnya.
 
"Data tersebut diperoleh dari anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) di berbagai daerah. Kita meminta jika ada kasus difteri, setiap profesi melaporkan ke IDAI. Kita sudah hitung, biasanya data kami sama dengan yang dimiliki Kementerian Kesehatan," kata Ketua Pengurus Pusat (PP) IDAI, Aman Bhakti Pulungan dikutip dari Media Indonesia, Selasa, 19 Desember 2017. 

Sebelumnya, lanjut Aman, memang ada KLB difteri di Rusia, tetapi tidak sebesar di Indonesia. Di India, Brasil, dan Afrika Selatan hanya di beberapa provinsi.
 
Namun, di Indonesia KLB difteri terjadi di 28 provinsi.
 
Terkait itu, Ketua Umum Pengurus Besar IDI, Ilham Oetama Marsis, meminta seluruh masyarakat terutama orangtua untuk membawa anak mereka mendapat imunisasi.
 
(Baca juga: Warga Tangerang Diminta Lebih Responsif Terhadap Gejala Difteri)
 
Ia menegaskan pada difteri terdapat kuman yang ganas dan sangat mematikan, sehingga perlu dilakukan outbreak response immunization (ORI).
 
"ORI adalah upaya pemberian imunisasi tambahan untuk meningkatkan kekebalan komunitas agar masyarakat, terutama anak-anak, di daerah ORI terhindar dari penyakit difteri yang sangat menular itu. Untuk memenuhi syarat kekebalan komunitas, pelaksanaan imunisasi ditargetkan 100%," ujar dia. 
 
Namun, Aman menambahkan, sampai saat ini cakupan ORI yang mulai dilaksanakan pada 11 Desember masih jauh dari yang diharapkan.
 
"Di Jawa Barat belum sampai 20% dan di DKI Jakarta hanya Kota Jakarta Utara dan Jakarta Barat," ujar dia. 
 
Aman menilai, apabila tugas pelaksanaan ORI difteri dibebankan hanya di puskesmas, hal itu kurang efektif. Sebab hal itu hanya bergantung pada kesadaran masyarakat yang membawa anak mereka ke fasilitas kesehatan. 
 
(Baca juga: Satu Pasien Baru Terduga Difteri Dirawat di Medan)
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan