Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah saat meninjau pemberian vaksin difteri di SD Negeri 4 Sudimara, Kota Tangerang, Banten -- medcom.id/Farhan Dwitama
Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah saat meninjau pemberian vaksin difteri di SD Negeri 4 Sudimara, Kota Tangerang, Banten -- medcom.id/Farhan Dwitama

Warga Tangerang Diminta Lebih Responsif Terhadap Gejala Difteri

Farhan Dwitama • 14 Desember 2017 09:12
Tangerang: Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah meminta warganya lebih responsif melaporkan jika ada yang terkena gejala difteri. Terlebih sudah ada tiga orang tewas lantaran difteri di Kabupaten Tangerang.
 
Menurut Arief, pemerintah pun bergerak cepat dengan menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) setelah penyakit menulat tersebut mewabah. Status KLB diikuti dengan Outbreak Response Immunization (ORI) Difteri di Banten, Jakarta, dan Jawa Barat.
 
"Semoga langkah preventif dengan vaksinasi dapat membuat anak-anak Kota Tangerang terbebas dari virus difteri. Tapi, langkah ini juga harus didukung warga dengan menjaga kebersihan," kata Arief saat meninjau pemberian vaksin difteri di SD Negeri 4 Sudimara, Kota Tangerang, Banten, Rabu, 13 Desember 2017.

(Baca: Ramai-ramai Vaksin Difteri untuk Buah Hati)
 
Pada kesempatan tersebut, Arief mengimbau kepada masyarakat bisa mengikuti ORI Difteri di sekolah, posyandu, puskesmas, dan rumah sakit di Kota Tangerang. "Targetnya 618 ribu. Selama tiga hari pelaksanaan mulai Senin (11 Desember 2017) sudah ada 20 ribu anak divaksin," lanjutnya.
 
Sebagai informasi, vaksin yang menjadi pencegah difteri adalah DPT-HB-Hib (Difteri Pertusis Tetanus-Hepatitis B-Haemophylus Influenza Tipe B) untuk usia 1-5 tahun, DT (Difteri Tetanus) untuk usia 5-7 tahun, dan TD (Tetanus Difteri) untuk anak usia 7-19 tahun.
 
(Baca: Pemerintah Siapkan Jutaan Vaksin Difteri)
 
Bagi pasien yang dinyatakan positif difteri, akan diberikan Anti-Diphtheria Serum (ADS). Serum antidifteri ini berfungsi meluruhkan membran putih di tenggorokan. Serum yang diperkirakan seharga Rp4 juta hingga pasien sembuh ini tidak diproduksi di Indonesia, berbeda dengan vaksin difteri yang telah diproduksi PT Bio Farma.
 
Sepanjang 2017, Kementerian Kesehatan mencatat ada 663 pasien difteri di seluruh Indonesia. Sebanyak 38 di antaranya meninggal.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NIN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan