Jenderal Ahmad Yani, salah satu Pahlawan Revolusi yang gugur dalam peristiwa G30S/PKI. (foto: dok metrotv)
Jenderal Ahmad Yani, salah satu Pahlawan Revolusi yang gugur dalam peristiwa G30S/PKI. (foto: dok metrotv)

Simak, Ini Profil 7 Pahlawan Revolusi yang Gugur dalam Peristiwa G30S/PKI

Adri Prima • 23 September 2021 18:32

5. Pierre Tendean

Pierre Andries Tendean merupakan Anggota TNI Angkatan Darat berpangkat Kapten, lahir di Jakarta pada 21 Februari 1939. 
 
Ia merupakan ajudan Menko Hankam Jenderal AH Nasution yang berhasil lolos dari penculikan pada gerakan 30 September 1965.
 
Pierre Tendean diculik dan ditembak mati di Lubang Buaya, Jakarta Timur. Ia tewas di usia yang masih muda, 26 tahun. Pierre juga dianugerahi penghargaan Satya Lencana Saptamarga.

6. Sutoyo Siswomihardjo

Sutoyo Siswomihardjo lahir di Kebumen, Jawa Tengah, pada 23 Agustus 1922. Sebelum menjadi anggota TNI, Sutoyo sempat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kantor Kabupaten Purworejo, namun berhenti pada tahun 1944.

Pasca-proklamasi kemerdekaan, ia masuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) bagian kepolisian yang berkembang jadi Corps Polisi Militer (CPM). Pada Juni 1946, ia diangkat menjadi ajudan Kolonel Gatot Subroto yang ketika itu menjadi Komandan Polisi Tentara (PT).
 
Pada tahun 1954, Sutoyo diangkat menjadi Kepala Staf Markas Besar Polisi Militer. Dua tahun kemudian ia bertugas di London sebagai Asisten Atase Militer RI untuk Inggris.
 
Setelah kembali ke tanah air, ia mengikuti Kursus C Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) di Bandung. Kemudian ia diangkat menjadi Pejabat Sementara Inspektur Kehakiman Angkatan Darat (Irkeh AD). Berkat pengetahuan yang cukup dan pengalaman yang luas di bidang hukum, pada 1961 Sutoyo diberi tugas sebagai Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat (Irkeh/Ojen AD).
 
Sama seperti pahlawan revolusi lainnya, Sutoyo juga diculik dan jenazahnya dibuang di Lubang Buaya. Jenazah Sutoyo kemudian dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta Selatan.

7. DI Panjaitan

Donald Izacus (DI) Panjaitan lahir di Sitorang, Balige, pada 10 Juni 1925. Ia dikenal sebagai sosok perwira cerdas dan penganut protestan yang taat.
 
Dalam karier militernya, DI Panjaitan pernah menjabat sebagai Kepala Operasi di Medan, lalu dipindahkan ke Territorium II (Sumatra Selatan). D.I Panjaitan juga sempat menjabat Atase Militer di Bonn (Jerman Barat) untuk selanjutnya ditugaskan lagi sebagai Deputy I KASAD dengan pangkat Kolonel. 
 
Sewaktu menjabat Asisten IV/Men Pangad, ia mengikuti pendidikan Associate Command and General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat selama enam bulan (Desember 1963-Juni 1964).
 
DI Panjaitan ikut gugur dalam peristiwa G30S/PKI. Sebelum dieksekusi, DI Panjaitan sempat memakai seragam lengkap. Saat mengatahui ada yang tidak beres, DI Panjaitan melawan hingga akhirnya ia ditembak di halaman rumahnya seketika itu juga, dan langsung dibawa pergi. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan