Jakarta: Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membeberkan hasil investigasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182. Salah satunya, masalah yang muncul saat pesawat mengudara dan menyebabkan kecelakaan.
"Perubahan (permasalahan) ini tidak disadari pilot," kata Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 3 November 2022.
Permasalahan yang dimaksud yaitu perubahan thrust lever (tuas dorong) sebelah kiri menjelang ketinggian 11 ribu kaki. Perubahan tersebut membuat daya mesin pesawat sebelah kiri menjadi berkurang.
"Sementara yang sebelah kanan tidak berkurang," ungkap dia.
Kondisi tersebut membuat pesawat tiba-tiba berbelok ke kiri. Sebelumnya, pesawat diarahkan berbelok ke kanan.
KNKT tak mengetahui alasan pilot tidak menyadari perubahan thrust lever tersebut. Asumsinya, pilot percaya sistem otomatisasi yang ada di pesawat.
"Kalau pesawat sudah di-set arah tertentu ketinggian tertentu sesuai apa yang telah diset. Kemudian auto-throttle akan mengatur sesuai permintaan autopilot," ujar dia.
Pilot juga diasumsikan salah mengambil langkah antisipasi menyikapi kondisi pesawat yang sudah miring ke kiri. Berdasarkan data flight recorder, pilot justru membelokkan kemudi pesawat ke arah kiri.
"Kurangnya monitor tadi berakibat pada upaya pemulihan yang dilakukan pilot tidak sesuai. Flight data recorder mencatat bahwa empat detik pertama pemulihan yang dilakukan adalah membelokkan pesawat ke kiri. Sementara pesawat sedang berlebih ke kiri," ujar dia.
Jakarta: Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membeberkan hasil investigasi kecelakaan pesawat
Sriwijaya Air SJ182. Salah satunya, masalah yang muncul saat pesawat mengudara dan menyebabkan kecelakaan.
"Perubahan (permasalahan) ini tidak disadari pilot," kata Ketua Sub Komite Investigasi
Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 3 November 2022.
Permasalahan yang dimaksud yaitu perubahan
thrust lever (tuas dorong) sebelah kiri menjelang ketinggian 11 ribu kaki. Perubahan tersebut membuat daya mesin pesawat sebelah kiri menjadi berkurang.
"Sementara yang sebelah kanan tidak berkurang," ungkap dia.
Kondisi tersebut membuat pesawat tiba-tiba berbelok ke kiri. Sebelumnya, pesawat diarahkan berbelok ke kanan.
KNKT tak mengetahui alasan pilot tidak menyadari perubahan
thrust lever tersebut. Asumsinya, pilot percaya sistem otomatisasi yang ada di pesawat.
"Kalau pesawat sudah di-
set arah tertentu ketinggian tertentu sesuai apa yang telah diset. Kemudian
auto-throttle akan mengatur sesuai permintaan autopilot," ujar dia.
Pilot juga diasumsikan salah mengambil langkah antisipasi menyikapi kondisi pesawat yang sudah miring ke kiri. Berdasarkan data
flight recorder, pilot justru membelokkan kemudi pesawat ke arah kiri.
"Kurangnya monitor tadi berakibat pada upaya pemulihan yang dilakukan pilot tidak sesuai.
Flight data recorder mencatat bahwa empat detik pertama pemulihan yang dilakukan adalah membelokkan pesawat ke kiri. Sementara pesawat sedang berlebih ke kiri," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)