Jakarta: Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md membeberkan keinginan mundur dari kabinet Presiden Joko Widodo.
Menurut Mahfud, keinginan mundur merupakan niatan pribadi. Mahfud menegaskan hal tersebut perlu mempertimbangkan beberapa hal.
1. Menunggu momen yang tepat
Pengumuman mundur Mahfud MD dari jabatannya sebagai Menko Polhukam menunggu momen yang tepat dan tidak akan lama lagi.
"Menunggu timing, dan dengan rasa hormat pada Pak Presiden Jokowi, jadi tidak akan menyinggung sapa-sapa," kata Mahfud MD.
Beberapa pertimbangan meliputi proses transisi dan menunggu. "Karena ini tahun politik ya, kita juga menunggu partai politik," lanjut Mahfud.
2. Memberi pelajaran etika
Mahfud juga menjelaskan keputusan mundur dari kabinet Jokowi bertujuan untuk memberikan pelajaran etika dalam berpolitik.
"Saya ingin memberikan pelajaran etika pada pejabat-pejabat," ujar Mahfud dalam program Tabrak Prof, Selasa, 23 Januari 2024.
Menurut Mahfud, mundurnya pejabat dari jabatan seharusnya menjadi konsekuensi. Utamanya, ketika bertarung di pemilihan presiden (pilpres).
Mahfud ingin memberikan pelajaran, bahwa mundur dari jabatan merupakan tanggung jawab etik. Sehingga, tak ada uang dan fasilitas negara yang digunakan untuk kepentingan politik pilpres.
"Agar yang lain tahu, agar tak menggunakan jabatan untuk kepentingan politik. Itu dosa politik," kata Mahfud.
3. Pukulan telak bagi pemerintahan Jokowi
Rencana Mahfud MD mundur dari jabatan Menko Polhukam merupakan pukulan telak kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo. Apalagi Jokowi yang semakin terang benderang mendukung kubu 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Pakar politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam mengatakan, rencana mundurnya Mahfud ini merupakan bentuk mosi tidak percaya terhadap independensi, netralitas, termasuk kredibilitas pemerintahan yang selama ini ia berada di dalamnya.
"Sikap mosi tidak percaya Mahfud itu tergambar jelas melalui narasi dan basis argumen yang selama dua kali debat cawapres, ia secara kritis menyerang pilihan-pilihan kebijakan dan komitmen kerakyatan pemerintahan Jokowi. Sikap kritis Mahfud itu merepresentasikan sikap PDIP yang saat ini juga semakin keras kepada Jokowi," ujarnya, Rabu, 24 Januari 2024.
4. Respons Jokowi
Merespons niatan Mahfud MD yang berencana mundur dari kabinet, Jokowi berujar kalau keputusan itu merupakan hak dari para menteri.
"Ya itu hak dan saya sangat menghargai," ucap Presiden Jokowi di Lapangan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu, 24 Januari 2024.
Jakarta: Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam)
Mahfud Md membeberkan keinginan mundur dari kabinet Presiden
Joko Widodo.
Menurut Mahfud, keinginan mundur merupakan niatan pribadi. Mahfud menegaskan hal tersebut perlu mempertimbangkan beberapa hal.
1. Menunggu momen yang tepat
Pengumuman mundur Mahfud MD dari jabatannya sebagai Menko Polhukam menunggu momen yang tepat dan tidak akan lama lagi.
"Menunggu
timing, dan dengan rasa hormat pada Pak Presiden Jokowi, jadi tidak akan menyinggung sapa-sapa," kata Mahfud MD.
Beberapa pertimbangan meliputi proses transisi dan menunggu. "Karena ini tahun politik ya, kita juga menunggu partai politik," lanjut Mahfud.
2. Memberi pelajaran etika
Mahfud juga menjelaskan keputusan mundur dari kabinet Jokowi bertujuan untuk memberikan pelajaran etika dalam berpolitik.
"Saya ingin memberikan pelajaran etika pada pejabat-pejabat," ujar Mahfud dalam program Tabrak Prof, Selasa, 23 Januari 2024.
Menurut Mahfud, mundurnya pejabat dari jabatan seharusnya menjadi konsekuensi. Utamanya, ketika bertarung di pemilihan presiden (pilpres).
Mahfud ingin memberikan pelajaran, bahwa mundur dari jabatan merupakan tanggung jawab etik. Sehingga, tak ada uang dan fasilitas negara yang digunakan untuk kepentingan politik pilpres.
"Agar yang lain tahu, agar tak menggunakan jabatan untuk kepentingan politik. Itu dosa politik," kata Mahfud.
3. Pukulan telak bagi pemerintahan Jokowi
Rencana Mahfud MD mundur dari jabatan Menko Polhukam merupakan pukulan telak kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo. Apalagi Jokowi yang semakin terang benderang mendukung kubu 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Pakar politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam mengatakan, rencana mundurnya Mahfud ini merupakan bentuk mosi tidak percaya terhadap independensi, netralitas, termasuk kredibilitas pemerintahan yang selama ini ia berada di dalamnya.
"Sikap mosi tidak percaya Mahfud itu tergambar jelas melalui narasi dan basis argumen yang selama dua kali debat cawapres, ia secara kritis menyerang pilihan-pilihan kebijakan dan komitmen kerakyatan pemerintahan Jokowi. Sikap kritis Mahfud itu merepresentasikan sikap PDIP yang saat ini juga semakin keras kepada Jokowi," ujarnya, Rabu, 24 Januari 2024.
4. Respons Jokowi
Merespons niatan Mahfud MD yang berencana mundur dari kabinet, Jokowi berujar kalau keputusan itu merupakan hak dari para menteri.
"Ya itu hak dan saya sangat menghargai," ucap Presiden Jokowi di Lapangan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu, 24 Januari 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)