Jakarta: Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengatakan bahwa selama di Tanah Suci, jemaah haji Indonesia akan mendapat layanan katering yang diberikan setiap harinya.
Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda mengatakan, selama di Tanah Suci, jemaah haji mendapat makan sebanyak tiga kali sehari, yaitu makan pagi, makan siang dan makan malam.
Secara keseluruhan, selama di Madinah jemaah haji akan mendapat makan 27 kali maksimal dan di Mekkah sebanyak 84 kali.
Selain itu, Widi mengatakan jemaah haji juga akan mendapatkan 15 kali makan selama berada di Armuzna. Tak hanya itu, jemaah juga akan dapat satu snack berat untuk di Muzdalifah.
“Ada 57 dapur di Mekkah dan 21 dapur di Madinah yang menyediakan katering bagi jemaah haji Indonesia,” kata Widi.
Baca juga: Penerbangan Jemaah Bermasalah Lagi, Kemenag: Performa Garuda Indonesia Sangat Buruk
Untuk menghadirkan cita rasa Nusantara, bumbu yang digunakan untuk memasak makanan berasal dari produk bumbu Indonesia. Tahun ini sudah lebih 70 ton bumbu yang didatangkan dari Indonesia, total kebutuhan lebih dari 200 ton.
“Untuk pemenuhan kebutuhan bumbu tersebut, pemerintah melibatkan UMKM,” lanjutnya.
Widi menjelaskan, setidaknya ada delapan jenis bumbu yang didatangkan dari indonesia, yaitu rendang, gulai, nasi kuning, nasi uduk, semur, sambel goreng, bumbu merah, dan bumbu dasar kuning. Selain bumbu masaknya yang berasal dari Indonesia, rupanya juru masaknya juga berasal dari Indonesia.
Widi menambahkan, menu makanan yang diberikan kepada jemaah bervariasi setiap harinya dengan menu cita rasa nusantara.
PPIH Arab Saudi memastikan bahwa menu untuk jemaah haji telah mempertimbangkan aspek kecukupan nutrisi seperti karbohidrat, protein, beragam vitamin, dan lainnya yang dibutuhkan jemaah haji di Tanah Suci.
Baca juga: Rata-rata Lebih dari 100 Jemaah Tersasar di Madinah
“Untuk menjaga kehangatan masakan hingga sampai ke jemaah, makanan tersebut dimasukkan ke food warmer, lalu didistribusikan ke hotel-hotel jemaah menginap sebelum waktu makan tiba,” tambahnya.
Terakhir, PPIH juga terus mengimbau kepada jemaah haji agar segera mengkonsumsi makanan yang telah dibagikan sebelum batas waktu yang tertera dalam box makanan. Jangan mengkonsumsi makanan melewati batas waktu sebagaimana yang tertera dalam box makanan.
“Perhatikan keterangan batas layak mengkonsumsi, untuk makan pagi pukul 09.00 pagi, makan siang pukul 16.00, dan makan malam pukul 21.00 was yang tertera di kemasan makanan,” tandasnya.
Jakarta: Petugas Penyelenggara
Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengatakan bahwa selama di Tanah Suci, jemaah haji Indonesia akan mendapat layanan katering yang diberikan setiap harinya.
Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda mengatakan, selama di Tanah Suci, jemaah haji mendapat makan sebanyak tiga kali sehari, yaitu makan pagi, makan siang dan makan malam.
Secara keseluruhan, selama di Madinah jemaah haji akan mendapat makan 27 kali maksimal dan di Mekkah sebanyak 84 kali.
Selain itu, Widi mengatakan
jemaah haji juga akan mendapatkan 15 kali makan selama berada di Armuzna. Tak hanya itu, jemaah juga akan dapat satu
snack berat untuk di Muzdalifah.
“Ada 57 dapur di Mekkah dan 21 dapur di Madinah yang menyediakan katering bagi jemaah haji Indonesia,” kata Widi.
Untuk menghadirkan cita rasa Nusantara, bumbu yang digunakan untuk memasak makanan berasal dari produk bumbu Indonesia. Tahun ini sudah lebih 70 ton bumbu yang didatangkan dari Indonesia, total kebutuhan lebih dari 200 ton.
“Untuk pemenuhan kebutuhan bumbu tersebut, pemerintah melibatkan UMKM,” lanjutnya.
Widi menjelaskan, setidaknya ada delapan jenis bumbu yang didatangkan dari indonesia, yaitu rendang, gulai, nasi kuning, nasi uduk, semur, sambel goreng, bumbu merah, dan bumbu dasar kuning. Selain bumbu masaknya yang berasal dari Indonesia, rupanya juru masaknya juga berasal dari Indonesia.
Widi menambahkan, menu makanan yang diberikan kepada jemaah bervariasi setiap harinya dengan menu cita rasa nusantara.
PPIH Arab Saudi memastikan bahwa menu untuk jemaah haji telah mempertimbangkan aspek kecukupan nutrisi seperti karbohidrat, protein, beragam vitamin, dan lainnya yang dibutuhkan jemaah haji di Tanah Suci.
“Untuk menjaga kehangatan masakan hingga sampai ke jemaah, makanan tersebut dimasukkan ke food warmer, lalu didistribusikan ke hotel-hotel jemaah menginap sebelum waktu makan tiba,” tambahnya.
Terakhir, PPIH juga terus mengimbau kepada jemaah haji agar segera mengkonsumsi makanan yang telah dibagikan sebelum batas waktu yang tertera dalam box makanan. Jangan mengkonsumsi makanan melewati batas waktu sebagaimana yang tertera dalam box makanan.
“Perhatikan keterangan batas layak mengkonsumsi, untuk makan pagi pukul 09.00 pagi, makan siang pukul 16.00, dan makan malam pukul 21.00 was yang tertera di kemasan makanan,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WAN)