Ilustrasi pemberangkatan jemaah haji menggunakan Garuda Indonesia. Foto: Garuda Indonesia
Ilustrasi pemberangkatan jemaah haji menggunakan Garuda Indonesia. Foto: Garuda Indonesia

Penerbangan Jemaah Bermasalah Lagi, Kemenag: Performa Garuda Indonesia Sangat Buruk

Putri Purnama Sari • 22 Mei 2024 16:33
Jakarta: Kementerian Agama (Kemenag) mencatat masih ada sejumlah masalah terkait pemberangkatan jemaah haji ke Madinah melalui maskapai penerbangan Garuda Indonesia.
 
Meski teguran tertulis sudah dilayangkan pada 16 Mei lalu, Kemenag merasa masih belum ada perbaikan layanan secara signifikan yang dilakukan oleh Garuda Indonesia.
 
Juru Bicara Kementerian Agama Anna Hasbie mengatakan manajemen Garuda Indonesia telah gagal dalam memberikan layanan terbaik kepada jemaah fase pemberangkatan yang sudah berlangsung sejak 12 Mei 2024.
 
“Kami mencatat banyak persoalan yang terjadi dalam sepekan terakhir penerbangan jemaah haji Indonesia. Kami melihat performa Garuda Indonesia tahun ini sangat buruk. Kami sudah sampaikan teguran tertulis, tapi belum ada perbaikan signifikan,” tegas Anna mengutip dari laman Kemenag, Rabu, 22 Mei 2024.
 
“Kami melihat manajemen garuda gagal dalam memberikan layanan terbaik untuk jemaah haji,” lanjutnya.
 
Baca juga: 4 Calon Haji Asal Jabar Wafat di Tanah Suci 

Kemenag juga merinci sejumlah masalah pada penerbangan jemaah haji Indonesia yang sudah berlangsung sejak 12 Mei 2024.
 
Masalah pertama adalah kerusakan mesin pesawat yang terjadi di Embarkasi Makassar dimana sayap kanan pesawat Garuda Indonesia mengeluarkan api pada saat take off penerbangan jemaah kelompok terbang (kloter) lima Embarkasi Makassar (UPG-05).
 
“Kondisi ini berdampak domino pada keterlambatan sejumlah penerbangan setelahnya,” kata Anna.
 
Masalah kedua adalah perihal keterlambatan penerbangan. Ontime performance (OTP) Garuda Indonesia juga sangat buruk. Kemenag mencatat, persentase keterlambatan keberangkatan pesawat Garuda Indonesia sangat tinggi, mencapai 47,5%.
 
“Dari 80 penerbangan, 38 diantaranya mengalami keterlambatan. Bahkan ada keterlambatan sampai 3 jam 50 menit. Kalau ditotal, keterlambatan itu mencapai 32 jam 24 menit. Ini tentu sangat disayangkan,” tambahnya.
 
Baca juga: Kemenag Beri Teguran Keras Garuda Indonesia usai Mesin Pesawat Jemaah Haji Terbakar

Ketiga, terdapat pula masalah pecah kloter yang membuat perencanaan Garuda Indonesia juga meleset. Pecah kloter yang awalnya diperkirakan hanya akan terjadi satu kali, ternyata terjadi beberapa kali.
 
“Salah satunya pecah kloter dialami UPG-06 karena Garuda tidak bisa menggantikan pesawat yang mesinnya rusak dengan jenis pesawat yang sama,” ujarnya.
 
“Kami mencatat sampai hari ini sudah ada empat penerbangan yang pecah kloter. Maksudnya, satu kloter jemaah tidak bisa diterbangkan secara bersama-sama,” sambungnya.
 
Selain itu, ada juga masalah tas kabin dan kursi roda jemaah yang tidak terbawa. Peristiwa ini dialami oleh penerbangan jemaah kloter 28 Embarkasi Solo (SOC 28).
 
Ada 11 kursi roda dan 120 koper kabin yang tidak terangkut. Akibatnya jemaah dan petugas mencari setelah mereka mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.
 
Baca juga: Kemenag Sebut 49.850 Calon Jemaah Haji Indonesia Tiba di Tanah Suci 

“Ini bahkan tidak ada informasi dari Garuda. Padahal petugas haji pontang-panting terus mencarinya. Belakangan kita tahu bahwa 11 kursi roda dan 120 koper kabin itu tidak terbawa dan baru diterbangkan bersama pesawat yang memberangkatkan kloter 33 Embarkasi Solo atau SOC 33,” papar Anna.
 
“Ini jelas merugikan jemaah SOC 28. Garuda harus meminta maaf dan memberikan kompensasi langsung kepada jemaah. Garuda harus segera melakukan perbaikan ke depan,” tandasnya.
 
Menurut Anna, potensi masalah ini bisa bertambah jika tidak dimitigasi dengan baik, karena masa penerbangan jemaah haji ke Tanah Suci masih akan berlangsung hingga 10 Juni mendatang.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan