Jakarta: Pesawat milik maskapai Garuda Indonesia yang mengangkut rombongan jemaah calon haji mengeluarkan percikan api saat lepas landas di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Akibatnya, pesawat tersebut harus putar balik ke landasan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin karena percikan api itu bersumber dari kerusakan salah satu mesin.
Pesawat Garuda dengan kode GIA 1105 ini membawa 450 jemaah haji asal Gowa. Pesawat ini terbang sekitar pukul 15.30 Wita dan mendarat kembali di Bandara Sultan Hasanuddin pada pukul 17.15 Wita. Sebelum mendarat, pesawat harus berputar untuk mengurangi bahan bakar.
Kementerian Agama (Kemenag) RI menyayangkan hal tersebut terjadi. Juru Bicara Kementerian Agama Anna Hasbie meminta pihak Garuda Indonesia profesional karena ini berkaitan dengan keselamatan penerbangan para jemaah haji.
Baca juga: Mesin Pesawat yang Angkut Jemaah Haji Terbakar, Garuda Minta Maaf
“Garuda Indonesia sudah menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa ini kepada jemaah dan Kementerian Agama. Kami menghargai permintaan maaf yang disampaikan. Tapi kita menyayangkan adanya peristiwa kerusakan mesin pesawat dalam penerbangan haji. Garuda Indonesia harus profesional karena ini berkaitan dengan keselamatan penerbangan jemaah. Kita minta kejadian seperti ini tidak terulang," tegas Anna.
Anna Hasbie juga mengatakan pihaknya telah memberikan teguran keras kepada maskapai Garuda Indonesia. Setelah peristiwa tersebut, Kemenag juga langsung menggelar rapat koordinasi untuk memberikan respons cepat atas masalah penerbangan di Makassar dan dampak yang ditimbulkan.
“Kita telah memberikan teguran keras kepada Garuda Indonesia,” lanjutnya.
Baca juga: Detik-detik Muncul Percikan Api di Pesawat Garuda Jemaah Haji dari Makassar
Selain itu, Kemenag juga meminta Garuda Indonesia agar bisa memegang teguh komitmen akan keamanan dan keselamatan dengan mempersiapkan pesawat sebaik mungkin.
“Kami minta Garuda Indonesia memegang komitmen akan keamanan dan keselamatan dengan mempersiapkan pesawat sebaik mungkin dari jauh-jauh hari. Sehingga tidak mengacaukan rencana perjalanan jemaah yang sudah disusun. Sebab, perubahan jadwal atau penggantian pesawat yang mendadak akan berdampak sistemik, termasuk berkenaan dengan penempatan hotel, transportasi, dan konsumsi jemaah di Madinah,” tambahnya.
Jakarta:
Pesawat milik maskapai
Garuda Indonesia yang mengangkut rombongan jemaah calon haji mengeluarkan percikan api saat lepas landas di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Akibatnya, pesawat tersebut harus putar balik ke landasan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin karena percikan api itu bersumber dari kerusakan salah satu mesin.
Pesawat Garuda dengan kode GIA 1105 ini membawa 450 jemaah haji asal Gowa. Pesawat ini terbang sekitar pukul 15.30 Wita dan mendarat kembali di Bandara Sultan Hasanuddin pada pukul 17.15 Wita. Sebelum mendarat, pesawat harus berputar untuk mengurangi bahan bakar.
Kementerian Agama (Kemenag) RI menyayangkan hal tersebut terjadi. Juru Bicara Kementerian Agama Anna Hasbie meminta pihak Garuda Indonesia profesional karena ini berkaitan dengan keselamatan penerbangan para jemaah haji.
“Garuda Indonesia sudah menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa ini kepada jemaah dan Kementerian Agama. Kami menghargai permintaan maaf yang disampaikan. Tapi kita menyayangkan adanya peristiwa kerusakan mesin pesawat dalam penerbangan haji. Garuda Indonesia harus profesional karena ini berkaitan dengan keselamatan penerbangan jemaah. Kita minta kejadian seperti ini tidak terulang," tegas Anna.
Anna Hasbie juga mengatakan pihaknya telah memberikan teguran keras kepada maskapai Garuda Indonesia. Setelah peristiwa tersebut, Kemenag juga langsung menggelar rapat koordinasi untuk memberikan respons cepat atas masalah penerbangan di Makassar dan dampak yang ditimbulkan.
“Kita telah memberikan teguran keras kepada Garuda Indonesia,” lanjutnya.
Selain itu, Kemenag juga meminta Garuda Indonesia agar bisa memegang teguh komitmen akan keamanan dan keselamatan dengan mempersiapkan pesawat sebaik mungkin.
“Kami minta Garuda Indonesia memegang komitmen akan keamanan dan keselamatan dengan mempersiapkan pesawat sebaik mungkin dari jauh-jauh hari. Sehingga tidak mengacaukan rencana perjalanan jemaah yang sudah disusun. Sebab, perubahan jadwal atau penggantian pesawat yang mendadak akan berdampak sistemik, termasuk berkenaan dengan penempatan hotel, transportasi, dan konsumsi jemaah di Madinah,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WAN)