medcom.id, Probolinggo: Presiden Joko Widodo kembali menyatakan bahwa penerapan pembayaran tol dengan uang elektronik (e-toll) untuk mempercepat pelayanan.
"Kan sudah bolak balik saya sampaikan e-toll ini untuk memperbaiki pelayanan kita, untuk mempercepat pelayanan, sehingga tidak ada yang namanya macet di depan gerbang. Itu nggak ada," kata Presiden usai acara peninjauan program perhutanan sosial untuk pemerataan ekonomi di Desa Brani Wetan, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Kamis 2 November 2017.
Baca: YLKI: Otomatisasi Tol Gagal Hemat Waktu Transaksi
Jokowi mengungkapkan bahwa negara lain sudah menerapkan pelayanan pembayaran tol nontunai. "Semua negara juga melakukan hal yang sama. Kita kan maunya maju, bukan mundur," katanya.
Terkait masih adanya penolakan, Presiden mengaku masih dalam masa transisi. "Enggak bisa langsung berubah, tapi bahwa ke depan harus karena ini untuk pelayanan. Untuk kecepatan," tegasnya.
Sebelumnya Presiden saat meresmikan tol di Sumatera Utara telah menegaskan penggunakan "e-toll" di setiap ruas jalan tol bertujuan untuk memperbaiki pelayanan.
"E-toll apa sih? Kita kan ingin memperbaiki pelayanan, ingin memperlancar di pintu-pintu tol itu supaya cepat, dan ikuti zamanlah. Negara lain semuanya sudah pakai masa kita masih 'cash'?" kata Presiden Joko Widodo di dekat pintu tol Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat 13 Oktober 2017.
Baca: Isi Ulang e-Money di Gardu Tol Masih jadi Masalah
Seperti diketahui per 31 Oktober 2017, tidak ada lagi transaksi tunai di gerbang tol, melainkan menggunakan kartu elektronik (e-toll).
"Akurasi pembayaran juga semakin jelas, apa kita mau 'cash' terus? Ya sudahlah kan sekali lagi ini memperlancar lalu lintas, memperbaiki pelayanan, kemudian pembayaran juga akurasinya lebih baik, lebih aman," ujar Presiden.
Presiden juga mengakui bahwa sosialisasi penggunaan e-toll akan terus berlangsung sambil mekanisme itu diberlakukan. "Ya sosialisasi nanti sambil berjalan orang semakin tahu memang apapun perlu waktu untuk pembelajaran, tapi arahnya saya kira ke tiga hal tadi," kata Presiden.
medcom.id, Probolinggo: Presiden Joko Widodo kembali menyatakan bahwa penerapan pembayaran tol dengan uang elektronik (e-toll) untuk mempercepat pelayanan.
"Kan sudah bolak balik saya sampaikan e-toll ini untuk memperbaiki pelayanan kita, untuk mempercepat pelayanan, sehingga tidak ada yang namanya macet di depan gerbang. Itu nggak ada," kata Presiden usai acara peninjauan program perhutanan sosial untuk pemerataan ekonomi di Desa Brani
Wetan, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Kamis 2 November 2017.
Baca: YLKI: Otomatisasi Tol Gagal Hemat Waktu Transaksi
Jokowi mengungkapkan bahwa negara lain sudah menerapkan pelayanan pembayaran tol nontunai. "Semua negara juga melakukan hal yang sama. Kita kan maunya maju, bukan mundur," katanya.
Terkait masih adanya penolakan, Presiden mengaku masih dalam masa transisi. "Enggak bisa langsung berubah, tapi bahwa ke depan harus karena ini untuk pelayanan. Untuk kecepatan," tegasnya.
Sebelumnya Presiden saat meresmikan tol di Sumatera Utara telah menegaskan penggunakan "e-toll" di setiap ruas jalan tol bertujuan untuk memperbaiki pelayanan.
"E-toll apa sih? Kita kan ingin memperbaiki pelayanan, ingin memperlancar di pintu-pintu tol itu supaya cepat, dan ikuti zamanlah. Negara lain semuanya sudah pakai masa kita masih 'cash'?" kata Presiden Joko Widodo di dekat pintu tol Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat 13 Oktober 2017.
Baca: Isi Ulang e-Money di Gardu Tol Masih jadi Masalah
Seperti diketahui per 31 Oktober 2017, tidak ada lagi transaksi tunai di gerbang tol, melainkan menggunakan kartu elektronik (e-toll).
"Akurasi pembayaran juga semakin jelas, apa kita mau 'cash' terus? Ya sudahlah kan sekali lagi ini memperlancar lalu lintas, memperbaiki pelayanan, kemudian pembayaran juga akurasinya lebih baik, lebih aman," ujar Presiden.
Presiden juga mengakui bahwa sosialisasi penggunaan e-toll akan terus berlangsung sambil mekanisme itu diberlakukan. "Ya sosialisasi nanti sambil berjalan orang semakin tahu memang apapun perlu waktu untuk pembelajaran, tapi arahnya saya kira ke tiga hal tadi," kata Presiden.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)