Jakarta: Indonesia semakin menegaskan posisinya sebagai pemain utama dalam membangun ekosistem produksi baterai, termasuk untuk kendaraan listrik. Lewat gelaran International Battery Summit (IBS) 2025, negara-negara yang memiliki sumber daya bahan baku baterai siap meniru langkah Indonesia.
Ketua IBS 2025 sekaligus Founder National Battery Research Institute (NBRI), Prof. Dr. rer. nat. Evvy Kartini, mengatakan bahwa Indonesia membuktikan kemajuan khususnya dalam hal hilirisasi industri mineral.
"Indonesia sudah menjalankan hilirisasi dari nikel menjadi produk turunan seperti MHP, bahkan menuju prekursor dan katoda material. Pabrik-pabrik seperti Huayu dan ATL menunjukkan bahwa proses ini nyata terjadi di Indonesia, dan mulai dilirik negara-negara lain," kata Evvy kepada wartawan di acara IBS 2025, Rabu, 6 Agustus 2025 di Jakarta.
Evvy menambahkan, negara-negara yang memiliki sumber lithium, kobalt, dan graphite dari Afrika, Asia, hingga Amerika Latin tertarik untuk meniru pendekatan Indonesia khususnya dalam hal memberikan nilai tambah dari komoditas tersebut.
"Ini kita bicara Indonesia, bukan cerita China, kita lihat sendiri bagaimana pembangunan pabrik-pabrik sudah berlangsung, seperti di Morowali. Itu menjadi bukti konkret bahwa hilirisasi itu sudah berjalan," sambungnya.
Pentingnya transfer teknologi
Lebih lanjut, Evvy menyoroti pentingnya transfer teknologi serta pengembangan SDM untuk terus memperkuat industri baterai di dalam negeri.
“Kita kaya mineral, tapi masih kekurangan teknologi. Maka dari itu lewat summit (IBS 2025) kita belajar langsung dari sumber utama, seperti CATL, Hyundai, dan lain-lain. NBRI juga menginisiasi pelatihan hingga mendirikan battery school,” jelasnya.
Menurutnya, hingga saat ini ada lebih dari 200 perusahaan telah bergabung dalam pelatihan NBRI, termasuk Toyota, PLN, dan Astra.
International Battery Summit 2025 sendiri menjadi wadah strategis terkait dialog dan kolaborasi di sektor baterai dan kerjasama produksi baterai tingkat global.
Acara ini juga dihadiri oleh perwakilan pemerintah, pelaku industri, akademisi, pemangku kepentingan hingga perwakilan dari negara-negara penghasil nikel, kobalt, dan lithium.
Pada penyelenggaraan IBS 2025, sejumlah perusahaan dalam negeri turut memamerkan hasil konkret hilirisasi baterai yang sudah berjalan.
Jakarta: Indonesia semakin menegaskan posisinya sebagai pemain utama dalam membangun ekosistem produksi
baterai, termasuk untuk
kendaraan listrik. Lewat gelaran International Battery Summit (IBS) 2025, negara-negara yang memiliki sumber daya bahan baku baterai siap meniru langkah Indonesia.
Ketua IBS 2025 sekaligus Founder National Battery Research Institute (NBRI), Prof. Dr. rer. nat. Evvy Kartini, mengatakan bahwa Indonesia membuktikan kemajuan khususnya dalam hal hilirisasi industri mineral.
"Indonesia sudah menjalankan hilirisasi dari nikel menjadi produk turunan seperti MHP, bahkan menuju prekursor dan katoda material. Pabrik-pabrik seperti Huayu dan ATL menunjukkan bahwa proses ini nyata terjadi di Indonesia, dan mulai dilirik negara-negara lain," kata Evvy kepada wartawan di acara IBS 2025, Rabu, 6 Agustus 2025 di Jakarta.
Evvy menambahkan, negara-negara yang memiliki sumber lithium, kobalt, dan graphite dari Afrika, Asia, hingga Amerika Latin tertarik untuk meniru pendekatan Indonesia khususnya dalam hal memberikan nilai tambah dari komoditas tersebut.
"Ini kita bicara Indonesia, bukan cerita China, kita lihat sendiri bagaimana pembangunan pabrik-pabrik sudah berlangsung, seperti di Morowali. Itu menjadi bukti konkret bahwa hilirisasi itu sudah berjalan," sambungnya.
Pentingnya transfer teknologi
Lebih lanjut, Evvy menyoroti pentingnya transfer teknologi serta pengembangan SDM untuk terus memperkuat industri baterai di dalam negeri.
“Kita kaya mineral, tapi masih kekurangan teknologi. Maka dari itu lewat summit (IBS 2025) kita belajar langsung dari sumber utama, seperti CATL, Hyundai, dan lain-lain. NBRI juga menginisiasi pelatihan hingga mendirikan battery school,” jelasnya.
Menurutnya, hingga saat ini ada lebih dari 200 perusahaan telah bergabung dalam pelatihan NBRI, termasuk Toyota, PLN, dan Astra.
International Battery Summit 2025 sendiri menjadi wadah strategis terkait dialog dan kolaborasi di sektor baterai dan kerjasama produksi baterai tingkat global.
Acara ini juga dihadiri oleh perwakilan pemerintah, pelaku industri, akademisi, pemangku kepentingan hingga perwakilan dari negara-negara penghasil nikel, kobalt, dan lithium.
Pada penyelenggaraan IBS 2025, sejumlah perusahaan dalam negeri turut memamerkan hasil konkret hilirisasi baterai yang sudah berjalan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(PRI)