Ilustrasi Medcom.id.
Ilustrasi Medcom.id.

Kasus Dugaan Mark Up Impor Beras, Bapanas-Bulog Jangan Berdalih Bansos Pangan

Media Indonesia • 18 Juli 2024 10:55
Jakarta: Pengamat kebijakan publik UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat menilai Bapanas dan Bulog tengah mencari selamat dari dugaan skandal mark up impor beras Rp8,5 triliun melalui program bantuan sosial (bansos) pangan beras. 
 
Hal itu disampaikan Achmad menanggapi klaim Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi yang menyebut bansos bantuan pangan beras merupakan program yang berkontribusi terhadap penurunan kemiskinan. Adapun, bansos bantuan pangan beras kembali digelontorkan pada bulan Agustus, Oktober, dan Desember 2024.
 
“Jika ada dugaan mark up impor beras, harus diusut tuntas. Jangan sampai Bapanas-Bulog melakukan aji mumpung policy, yaitu membiarkan menjamurnya para pemburu rente,” kata dia, Kamis, 18 Juli 2024.

Achmad mengingatkan penyaluran bansos bukan tupoksi Bapanas-Bulog pimpinan Arief Prasetyo Adi dan Bayu Krisnamurthi. Penyaluran bansos, kata Achmad Nur Hidayat, merupakan tupoksi dari Kementerian Sosial (Kemensos).
 
“Itu tupoksi dari Kemensos. Seharusnya penyaluran bansos dikembalikan ke Kemensos,” papar dia.
 
Baca juga: KPK Beberkan Dugaan Rasuah yang Menjerat Walkot Semarang

 
Dengan kondisi demikian, Achmad Nur Hidayat berharap, agar ke depan ada perbaikan tata kelola baik di Bapanas dan Bulog. Bagi, Achmad adanya dugaan skandal mark up impor beras Bapanas-Bulog Gate 2024 merupakan buntut dari buruknya tata kelola di dua lembaga tersebut.
 
“Tata kelola yang rendah dari Bapanas-Bulog memungkinkan munculnya oknum-oknum pemburu rente,” ungkapnya.
 
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto saat membeberkan fakta terbaru dari permainan dugaan skandal mark up impor beras. SDR telah melaporkan dugaan skandal mark up impor beras Bapanas-Bulog Gate 2024 ini ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
 
“Bahwa berdasarkan data yang kami temukan diperoleh informasi rata-rata harga yang dikenakan (Bulog)untuk beras seharga USD 660/ton cost, insurance, and freight (CIF),”  kata Hari Purwanto, Minggu, 14 Juli 2024. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan