Jakarta: Sejumlah calon wali murid Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) menyayangkan moratorium atau penundaan penerimaan taruna baru pada 2024. Aturan itu dinilai mengganggu mental calon taruna dan membuat mimpi anak menjadi abdi negara terhenti, padahal sudah mengikuti seleksi tahap awal.
"Kami sangat kecewa dengan moratorium itu. Pasalnya aturan itu telah memupuskan harapan anak kami," kata Koordinator Ketua Forum Calon Wali Murid STIP, Jarry Rinaldy, di Markas Corps Alumni Akademi Ilmu Pelayaran, Koja, Jakarta Utara, Rabu, 15 Mei 2024.
Terkait moratorium, STIP mengeluarkan surat PG STIP Nomor 51 Tahun 2024 tentang Penundaan Seleksi Lanjutan Sipencatar Jalur non-Reguler STIP Tahun Akademik 2024, pada 11 Mei 2024.
"Yang isinya pelaksanaan seleksi lanjutan ditunda sampai dengan batas waktu yang akan diinformasikan lebih lanjut," kata Jarry.
Jarry mengatakan moratorium muncul tak lama setelah sejumlah calon taruna melakukan tes akademik yang merupakan bagian dari lima tahapan seleksi masuk STIP.
"Kejadian dugaan pemukulan terjadi pada tanggal 3, tanggal 8 anak kami ikut tes, kemudian tanggal 10 muncul moratorium," kata Jarry.
Jarry mengungkapkan masuk ke tahapan pertama tes akademik STIP tidak mudah. Selain membayar uang Rp2 juta, anak harus memiliki kecerdasan dan pengetahuan di atas anak-anak lain. Diperlukan persiapan mental dan fisik untuk lolos dan mengikuti tahapan lainnya.
Banyak calon taruna yang menyiapkan fisik dan mentalnya bertahun-tahun, seperti berolahraga, belajar, hingga menjaga pola hidup, hanya untuk masuk STIP.
Salah satunya, Muhammad Rajendra Hendro, 18, yang kecewa dan tak terima dengan putusan itu. "Tidak mudah untuk masuk STIP. Makanya saya berupaya untuk menyiapkan semuanya. Termasuk menjadi juara kelas," kata Rajendra.
Sudah ada 400 lebih calon taruna yang mengikuti tes akademik dalam seleksi awal masuk STIP. Mereka yang lolos tes akan maju ke tahap dua, yaitu tes fisik.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan melakukan moratorium STIP buntut tewasnya Putu Satria Ananta Rustika, 19. Putu merupakan taruna STIP yang tewas akibat dipukul seniornya.
"Jadi kita akan putus satu angkatan, memutus tradisi jelek dan tidak ada lagi senior junior," kata Menhub Budi saat melayat ke rumah duka Putu di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Kamis, 9 Mei 2024.
Jakarta: Sejumlah calon wali murid
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) menyayangkan moratorium atau penundaan penerimaan taruna baru pada 2024. Aturan itu dinilai mengganggu mental calon taruna dan membuat mimpi anak menjadi abdi negara terhenti, padahal sudah mengikuti seleksi tahap awal.
"Kami sangat kecewa dengan moratorium itu. Pasalnya aturan itu telah memupuskan harapan anak kami," kata Koordinator Ketua Forum Calon Wali Murid STIP, Jarry Rinaldy, di Markas Corps Alumni Akademi Ilmu Pelayaran, Koja, Jakarta Utara, Rabu, 15 Mei 2024.
Terkait moratorium, STIP mengeluarkan surat PG STIP Nomor 51 Tahun 2024 tentang Penundaan Seleksi Lanjutan Sipencatar Jalur non-Reguler STIP Tahun Akademik 2024, pada 11 Mei 2024.
"Yang isinya pelaksanaan seleksi lanjutan ditunda sampai dengan batas waktu yang akan diinformasikan lebih lanjut," kata Jarry.
Jarry mengatakan moratorium muncul tak lama setelah sejumlah calon taruna melakukan tes akademik yang merupakan bagian dari lima tahapan seleksi masuk STIP.
"Kejadian dugaan
pemukulan terjadi pada tanggal 3, tanggal 8 anak kami ikut tes, kemudian tanggal 10 muncul moratorium," kata Jarry.
Jarry mengungkapkan masuk ke tahapan pertama tes akademik STIP tidak mudah. Selain membayar uang Rp2 juta, anak harus memiliki kecerdasan dan pengetahuan di atas anak-anak lain. Diperlukan persiapan mental dan fisik untuk lolos dan mengikuti tahapan lainnya.
Banyak calon taruna yang menyiapkan fisik dan mentalnya bertahun-tahun, seperti berolahraga, belajar, hingga menjaga pola hidup, hanya untuk masuk STIP.
Salah satunya, Muhammad Rajendra Hendro, 18, yang kecewa dan tak terima dengan putusan itu. "Tidak mudah untuk masuk STIP. Makanya saya berupaya untuk menyiapkan semuanya. Termasuk menjadi juara kelas," kata Rajendra.
Sudah ada 400 lebih calon taruna yang mengikuti tes akademik dalam seleksi awal masuk STIP. Mereka yang lolos tes akan maju ke tahap dua, yaitu tes fisik.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan melakukan moratorium STIP buntut tewasnya Putu Satria Ananta Rustika, 19. Putu merupakan taruna STIP yang tewas akibat dipukul seniornya.
"Jadi kita akan putus satu angkatan, memutus tradisi jelek dan tidak ada lagi senior junior," kata Menhub Budi saat melayat ke rumah duka Putu di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Kamis, 9 Mei 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)