dalam Seleksi Sekolah Kedinasan 2024. Hal ini menyusul kasus tewasnya seorang taruna oleh seniornya.
"Kami konfirmasi tahun ini STIP tidak membuka formasi untuk tahun ini," ujar Anggota Subbag Perencanaan, Data dan Informasi BPSDM Kementerian Perhubungan, Yogi, dalam konferensi pers daring, Senin, 13 Mei 2024.
Saat ini, kasus tersebut masih diusut kepolisian. Termasuk, dugaan keterlibatan empat senior lain dalam penganiayaan tersebut.
Polisi telah menetapkan satu tersangka dalam kasus ini, yakni Taruna Tingkat II, Tegar Rafi. Kuasa hukum korban, Tumbur Aritonang, menyebut kasus tersebut masih menyisakan kejanggalan.
Tumbur menyebut ada upaya menyamarkan kasus tersebut dengan seolah-olah disebut korban meninggal karena serangan jantung bukan penganiayaan. Hal itu dia ketahui dari tangkapan layar percakapan pesan instan.
"Adanya percobaan rekayasa cerita yang sudah kami sampaikan juga, chat di grup di mana ini tadinya mau diframing sebagai serangan jantung itu kan sudah percobaan-percobaan yang bisa dibilang ini melanggar hukum," kata Tumbur dalam Live Instagram @medcom.id dikutip Rabu, 8 Mei 2024.
Dia mengungkapkan nama grup percakapan tersebut adalah Taruna 66. Dalam grup itu, disusun agar kasus ini diungkap ke media korban mengidap sakit jantung.
"Biar media enggak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Itu memang harus diklarifikasi. Siapa pun yang tahu itu mungkin STIP itu harus ada klarifikasi," ungkap dia.
Dia meminta kejelasan terkait grup itu, termasuk keberadaan Taruna Angkatan 66 di STIP. Tumbur berharap pihak kepolisian bisa mendalami kaasus tersebut.
"Kemarin sih kami mendapat respon baik, memang pihak kepolisian juga baru dapat itu, dan akan mendalami itu apa, itu siapa, siapa dalangnya, dan apa motifnya untuk bikin-bikin (rekayasa) kayak gitu-gitu," tutur dia.
Baca juga: Pendaftaran 30 Sekolah Kedinasan Dibuka 15 Mei 2024 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News