Jakarta: Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Mochammad Afifuddin mengakui pendistribusian logistik surat suara ke Kabupaten Nduga, Papua terganggu. Pesawat twin otter dimonim air PK-HVU yang mengangkut logistik surat suara ditembak di Bandara Keyam, Papua.
"Distribusi logistik di Kabupaten Nduga terganggu. Kemarin ada masalah penembakan pesawat. Pagi ini ada laporan panglima kodam (pangdam) dan kawan-kawan berangkat ke Keyam (kabupaten Nduga) untuk melihat situasi," beber Afif di Hotel Marlyn Park, Jalan K.H. Hasyim Ashari, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa, 26 Juni 2018.
Akibat kejadian itu, logistik surat suara belum sampai di distrik maupun TPS setempat. Afif menambahkan ada sejumlah pergerakan massa di beberapa titik daerah penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Papua. Akibatnya, pilkada di sana terancam tidak bisa berlangsung serentak pada Rabu, 27 Juni 2018.
(Baca juga: Penembakan Pesawat Sewaan Brimob Diduga Bermotif Politik)
"Semalam ada laporan pergerakan massa yang mau pasang tenda beberapa hari di depan kantor KPU (Kabupaten) Paniai. Situasi di sana masih panas sampai saat ini. Hal ini terkait sengketa pencalonan pilkada yang hasilnya ternyata dianggap belum tuntas," beber Afif.
Kondisi seperti ini, menurut Afif, rawan terjadi gesekan antara massa pendukung salah satu pasangan calon (paslon) dengan masyarakat. Namun, ia mengaku masih berupaya memastikan penyelenggaraan Pilkada di Papua bisa berlangsung serentak.
"Untuk (Kabupaten) Paniai, kita malah harus pastikan apakah tetap jadi besok (pilkada) atau ada situasi lainnya," tukas dia.
Pilkada Serentak 2018 akan diselenggarakan besok Rabu, 27 Juni 2018. Pilkada akan diikuti oleh 171 wilayah. Daerah-daerah itu yakni 17 provinsi, 115 kabupaten dan 39 kota.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/yNLdZAgN" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Mochammad Afifuddin mengakui pendistribusian logistik surat suara ke Kabupaten Nduga, Papua terganggu. Pesawat twin otter dimonim air PK-HVU yang mengangkut logistik surat suara ditembak di Bandara Keyam, Papua.
"Distribusi logistik di Kabupaten Nduga terganggu. Kemarin ada masalah penembakan pesawat. Pagi ini ada laporan panglima kodam (pangdam) dan kawan-kawan berangkat ke Keyam (kabupaten Nduga) untuk melihat situasi," beber Afif di Hotel Marlyn Park, Jalan K.H. Hasyim Ashari, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa, 26 Juni 2018.
Akibat kejadian itu, logistik surat suara belum sampai di distrik maupun TPS setempat. Afif menambahkan ada sejumlah pergerakan massa di beberapa titik daerah penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Papua. Akibatnya, pilkada di sana terancam tidak bisa berlangsung serentak pada Rabu, 27 Juni 2018.
(Baca juga:
Penembakan Pesawat Sewaan Brimob Diduga Bermotif Politik)
"Semalam ada laporan pergerakan massa yang mau pasang tenda beberapa hari di depan kantor KPU (Kabupaten) Paniai. Situasi di sana masih panas sampai saat ini. Hal ini terkait sengketa pencalonan pilkada yang hasilnya ternyata dianggap belum tuntas," beber Afif.
Kondisi seperti ini, menurut Afif, rawan terjadi gesekan antara massa pendukung salah satu pasangan calon (paslon) dengan masyarakat. Namun, ia mengaku masih berupaya memastikan penyelenggaraan Pilkada di Papua bisa berlangsung serentak.
"Untuk (Kabupaten) Paniai, kita malah harus pastikan apakah tetap jadi besok (pilkada) atau ada situasi lainnya," tukas dia.
Pilkada Serentak 2018 akan diselenggarakan besok Rabu, 27 Juni 2018. Pilkada akan diikuti oleh 171 wilayah. Daerah-daerah itu yakni 17 provinsi, 115 kabupaten dan 39 kota.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)