Jakarta: Kapolri Jenderal Tito Karnavian menduga ada kepentingan politik di balik penembakan pesawat Twin Otter Trigana yang disewa Brimob di Bandara Keneyam, Kabupaten Nduga, Papua. Pasalnya, aksi semacam ini bukan kali pertama terjadi.
"Ada kecenderungan kelompok tertentu memanfaatkan kelompok bersenjata ini supaya pasukan pengamanan tidak maksimal. Ini dilakukan supaya mereka bisa melakukan intimidasi kepada masyarakat untuk memilih pasangan tertentu," kata Tito di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin, 25 Juni 2018.
Penembakan terjadi sekitar pukul 09.35 WIT, hari ini. Kala itu, pesawat yang berangkat dari Wamena baru mendarat di Bandara Keneyem. Pesawat ditumpangi 15 anggota Brimob yang ditugaskan mengamankan pencoblosan, Rabu, 27 Juni 2018.
Saat proses taxi out untuk parkir, sisi kiri pesawat dihujani tembakan. Tak ada korban jiwa dalam insiden ini. Namun, Ahmad Abdillah Kamil, pilot pesawat, terluka di bagian punggung.
Baca: Pesawat Sewaan Brimob Ditembak di Papua
"Menurut sumber beberapa informasi, bahkan pelaku ini lari sambil menembak ke arah masyarakat. Ada tiga yang saya dengar yang tertembak, namun saya belum tahu kondisi mereka," jelas Tito.
Tito memastikan polisi akan terus memburu pelaku penembekan itu. Aparat gabungan dari Polri dan TNI sudah diterjunkan ke lokasi. Pasukan untuk pengamanan pilkada juga tetap akan dikirim.
"Sudah kita sampaikan kepada Kapolda (Irjen Pol Boy Rafli Amar) kalau kurang (pasukan) kita tambah lagi karena kita tidak boleh kalah dengan kelompok bersenjata. Ini supaya proses demokrasi berjalan tanpa intimidasi," kata Tito.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/5b2VyY2b" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Kapolri Jenderal Tito Karnavian menduga ada kepentingan politik di balik penembakan pesawat Twin Otter Trigana yang disewa Brimob di Bandara Keneyam, Kabupaten Nduga, Papua. Pasalnya, aksi semacam ini bukan kali pertama terjadi.
"Ada kecenderungan kelompok tertentu memanfaatkan kelompok bersenjata ini supaya pasukan pengamanan tidak maksimal. Ini dilakukan supaya mereka bisa melakukan intimidasi kepada masyarakat untuk memilih pasangan tertentu," kata Tito di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin, 25 Juni 2018.
Penembakan terjadi sekitar pukul 09.35 WIT, hari ini. Kala itu, pesawat yang berangkat dari Wamena baru mendarat di Bandara Keneyem. Pesawat ditumpangi 15 anggota Brimob yang ditugaskan mengamankan pencoblosan, Rabu, 27 Juni 2018.
Saat proses
taxi out untuk parkir, sisi kiri pesawat dihujani tembakan. Tak ada korban jiwa dalam insiden ini. Namun, Ahmad Abdillah Kamil, pilot pesawat, terluka di bagian punggung.
Baca: Pesawat Sewaan Brimob Ditembak di Papua
"Menurut sumber beberapa informasi, bahkan pelaku ini lari sambil menembak ke arah masyarakat. Ada tiga yang saya dengar yang tertembak, namun saya belum tahu kondisi mereka," jelas Tito.
Tito memastikan polisi akan terus memburu pelaku penembekan itu. Aparat gabungan dari Polri dan TNI sudah diterjunkan ke lokasi. Pasukan untuk pengamanan pilkada juga tetap akan dikirim.
"Sudah kita sampaikan kepada Kapolda (Irjen Pol Boy Rafli Amar) kalau kurang (pasukan) kita tambah lagi karena kita tidak boleh kalah dengan kelompok bersenjata. Ini supaya proses demokrasi berjalan tanpa intimidasi," kata Tito.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)