Jakarta: Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama menekankan pentingnya berbagi data terkait pandemi antarnegara. Strategi itu dinilai penting untuk melacak akar masalah dan mencari solusi sedini mungkin.
"Berbagi data harus dilakukan karena tidak akan bisa menghadapi pandemi global kalau data penyebabnya tidak tersebar," kata Tjandra dalam keterangan tertulis, Selasa, 7 Juni 2022.
Tjandra mengatakan mekanisme berbagi data bertujuan memberi insentif bagi kesehatan masyarakat global yang kuat. Salah satunya, melalui platform berbagi data universal (model GISAID).
"Ini memungkinkan semua negara G20 berkomunikasi dan berbagi informasi. Tidak hanya untuk pandemi saat ini tapi juga potensi pandemi di masa depan," ucap dia.
Menurut Tjandra, strategi berbagi data bakal memudahkan pelaporan data genome sequence dari patogen yang diberikan dari sebuah negara. Genome itu bisa berupa virus, bakteri, maupun parasit.
Baca: Indonesia Selangkah Lebih Dekat Menuju Endemi
Tjandra berharap seluruh negara peserta forum Health Working Group G20 satu suara soal wacana tersebut. Mereka perlu menyepakati penggunaan GISAID sebagai platform universal.
"Tapi perlu beberapa rekomendasi dan klarifikasi agar tidak terjadi duplikasi pada upaya global serta hal detail dalam hal aksesibilitas, manfaat, dan dampak bagi negara-negara," ucap dia.
Tjandra mafhum data kesehatan nasional tidak bisa sembarangan disebar ke negara lain. Pemerintah perlu mengetahui peruntukan data yang hendak dibagi lebih dulu.
"Berbagi data perlu dilakukan dengan syarat kepentingan nasional harus tetap dijaga," tegas mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara itu.
Jakarta: Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama menekankan pentingnya berbagi data terkait
pandemi antarnegara. Strategi itu dinilai penting untuk melacak
akar masalah dan mencari solusi sedini mungkin.
"Berbagi data harus dilakukan karena tidak akan bisa menghadapi pandemi global kalau data penyebabnya tidak tersebar," kata Tjandra dalam keterangan tertulis, Selasa, 7 Juni 2022.
Tjandra mengatakan mekanisme berbagi data bertujuan memberi insentif bagi kesehatan masyarakat global yang kuat. Salah satunya, melalui
platform berbagi data universal (model GISAID).
"Ini memungkinkan semua negara G20 berkomunikasi dan berbagi informasi. Tidak hanya untuk pandemi saat ini tapi juga potensi pandemi di masa depan," ucap dia.
Menurut Tjandra, strategi berbagi data bakal memudahkan pelaporan data
genome sequence dari patogen yang diberikan dari sebuah negara.
Genome itu bisa berupa
virus, bakteri, maupun parasit.
Baca:
Indonesia Selangkah Lebih Dekat Menuju Endemi
Tjandra berharap seluruh negara peserta forum
Health Working Group G20 satu suara soal wacana tersebut. Mereka perlu menyepakati penggunaan GISAID sebagai
platform universal.
"Tapi perlu beberapa rekomendasi dan klarifikasi agar tidak terjadi duplikasi pada upaya global serta hal detail dalam hal aksesibilitas, manfaat, dan dampak bagi negara-negara," ucap dia.
Tjandra mafhum data kesehatan nasional tidak bisa sembarangan disebar ke negara lain. Pemerintah perlu mengetahui peruntukan data yang hendak dibagi lebih dulu.
"Berbagi data perlu dilakukan dengan syarat kepentingan nasional harus tetap dijaga," tegas mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)