Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah membahas eskalasi ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran dengan Menteri Luar Negeri Vietnam Pham Binh Minh. Saat ini, Vietnam menjadi Presiden Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Kita mengharapkan presidency Vietnam, Vietnam juga dapat terus mengupayakan agar eskalasi tidak terus berlanjut," kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 9 Januari 2020.
Retno juga sudah berbicara dengan Duta Besar Amerika Serikat dan Duta Besar Iran untuk Indonesia. Retno menyampaikan agar ketegangan di antara kedua negara tidak berlanjut.
Retno menyebut dalam situasi ini, pemerintah Indonesia perlu persiapan lebih matang terkait dampak ketegangan pada WNI di luar negeri. Pihaknya terus menjalin komunikasi dengan para kepala perwakilan di negara-negara Timur Tengah.
"Baik di Iran, Irak, maupun kemungkinan di negara-negara yang akan terdampak kalau eskalasi terus berlanjut," beber dia.
Retno mengungkapkan rencana cadangan buat mengantisipasi memburuknya situasi di Timur Tengah rampung. Pihak Kemenlu sudah mengaktifkan crisis center.
"Jadi kita juga memberikan imbauan kepada WNI jika sewaktu-waktu memerlukan bantuan jangan sungkan-sungkan menghubungi hotline yang ada," jelas Retno.
Ia menyebut ini merupakan langkah antisipatif, sebab ada lebih dari 400 WNI di Iran. Jumlah tersebut masih bisa bertambah, sebab masih ada kemungkinan banyak WNI tidak melapor.
"Sementara yang di Irak itu sekitar 800, kemarin saya pagi melakukan rapat koordinasi dengan para kepala perwakilan yang terkait dengan wilayah itu jadi dengan dubes kita di Irak, dubes kita di Tehran, dengan Dubes kita di Amerika yang masih diwakili," tutur Retno.
Ketegangan antara Iran dan AS semakin meninggi setelah Washington membunuh salah satu jenderal terkemuka Iran, Qassem Soleimani. Jenderal Soleimani tewas dalam serangan udara AS di Bandara Internasional Baghdad di Irak.
Kematian Soleimani membangkitkan amarah warga Iran dan para muslim Syiah. Pemimpin Iran bersumpah membalas dendam pada AS terkait kematian Soleimani.
Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah membahas eskalasi ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran dengan Menteri Luar Negeri Vietnam Pham Binh Minh. Saat ini, Vietnam menjadi Presiden Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Kita mengharapkan
presidency Vietnam, Vietnam juga dapat terus
mengupayakan agar eskalasi tidak terus berlanjut," kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 9 Januari 2020.
Retno juga sudah berbicara dengan Duta Besar Amerika Serikat dan Duta Besar Iran untuk Indonesia. Retno menyampaikan agar ketegangan di antara kedua negara tidak berlanjut.
Retno menyebut dalam situasi ini, pemerintah Indonesia perlu persiapan lebih matang terkait dampak ketegangan pada WNI di luar negeri. Pihaknya terus menjalin komunikasi dengan para kepala perwakilan di negara-negara Timur Tengah.
"Baik di Iran, Irak, maupun kemungkinan di negara-negara yang akan terdampak kalau eskalasi terus berlanjut," beber dia.
Retno mengungkapkan rencana cadangan buat mengantisipasi memburuknya situasi di Timur Tengah rampung. Pihak Kemenlu sudah mengaktifkan
crisis center.
"Jadi kita juga memberikan imbauan kepada WNI jika sewaktu-waktu memerlukan bantuan jangan sungkan-sungkan menghubungi hotline yang ada," jelas Retno.
Ia menyebut ini merupakan langkah antisipatif, sebab ada lebih dari 400 WNI di Iran. Jumlah tersebut masih bisa bertambah, sebab masih ada kemungkinan banyak WNI tidak melapor.
"Sementara yang di Irak itu sekitar 800, kemarin saya pagi melakukan rapat koordinasi dengan para kepala perwakilan yang terkait dengan wilayah itu jadi dengan dubes kita di Irak, dubes kita di Tehran, dengan Dubes kita di Amerika yang masih diwakili," tutur Retno.
Ketegangan antara Iran dan AS semakin meninggi setelah Washington membunuh salah satu jenderal terkemuka Iran, Qassem Soleimani. Jenderal Soleimani tewas dalam serangan udara AS di Bandara Internasional Baghdad di Irak.
Kematian Soleimani
membangkitkan amarah warga Iran dan para muslim Syiah. Pemimpin Iran bersumpah membalas dendam pada AS terkait kematian Soleimani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)