"Tapi kami akan membela diri terhadap segala bentuk agresi," kata Menlu Zarif, beberapa jam usai serangan misil di Irak.
Menurut Menlu Zarif, serangan misil terhadap dua pangkalan AS di Irak merupakan bentuk pertahanan diri yang diatur dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa Artikel 51.
"Kami mengambil langkah proporsional dalam menyerang pangkalan yang digunakan (AS) untuk meluncurkan serangan pengecut terhadap warga kami," ungkap Menlu Zarif di Twitter, dikutip dari laporan di situs Guardian.
Korps Garda Revolusioner Iran (IRGC) mengatakan serangan terhadap pangkalan AS di Irak merupakan pembalasan atas kematian jenderal Qassem Soleimani. Soleimani tewas terkena serangan udara AS di Baghdad, Irak, pada Jumat 3 Januari.
"Kami memperingatkan kepada semua sekutu Amerika, yang memberikan pangkalan udara mereka kepada pasukan teroris, bahwa wilayah manapun yang menjadi basis dari aksi agresif terhadap Iran, akan menjadi target serangan," sebut pernyataan resmi IRGC via kantor berita IRNA.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pihaknya sedang memeriksa mengenai kerusakan serta ada tidaknya korban di dua pangkalan AS di Irak. Trump mengklaim situasi "sejauh ini baik-baik saja."
Kementerian Pertahanan AS atau Pentagon mengonfirmasi terjadinya serangan misil di dua pangkalan militer di Irak, yakni di Ain al-Asad dan Erbil. Serangan dilaporkan Pentagon terjadi sekitar pukul 01.30 dini hari waktu setempat.
"Pangkalan al-Asad terkena serangan sedikitnya enam kali," ujar pernyataan resmi militer AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News