Ilustrasi. (ANTARA/Abriawan Abhe)
Ilustrasi. (ANTARA/Abriawan Abhe)

Metro News

Kekerasan terhadap Perempuan di Perkotaan Lebih Tinggi Ketimbang di Pedesaan

31 Maret 2017 15:47
medcom.id, Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2016. Survei menunjukkan 33,4 persen atau 1 dari 3 perempuan usia 15-64 tahun mengalami kekerasan fisik maupun seksual.
 
Ironisnya kekerasan terhadap perempuan ini didominasi oleh perempuan dengan pendidikan minimal SMA ke atas dan lebih banyak terjadi di perkotaan ketimbang di desa-desa. 
 
"Ini terutama yang terkait dengan kekerasan seksual. Bukan berarti perkosaan saja, tapi menyentuh tubuh perempuan dan perempuan tidak berkenan itu juga merupakan kekerasan," ujar Deputi Bidang Statistik Sosial BPS M Sairi Hasbullah, dalam Metro News, Jumat 31 Maret 2017. 

Baca juga: 33,4% Perempuan Mengalami Kekerasan
 
Sairi mengungkapkan tingginya angka kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di perkotaan disebabkan akibat efek penggunaan media sosial. Perempuan terdidik, minimal SMA di perkotaan disebut lebih aktif menggunakan media sosial ketimbang mereka yang ada di pedesaan.
 
Selain efek penggunaan media sosial, perilaku sosial perempuan di perkotaan dan pedesaan juga bisa menjadi sebab mengapa angka kekerasan terhadap perempuan selalu tinggi. Kontrol sosial di pedesaan dinilai lebih ketat ketimbang di perkotaan.
 
"Kontrol sosial di pedesaan itu sangat ketat sehingga ketika kita di pedesaan untuk mencolek saja itu dianggap aib sedangkan di masyarakat perkotaan yang cenderung heterogen kemungkinan persentuhan yang tidak dikehendaki perempuan lebih mungkin terjadi," kata Sairi.
 
Sebagian besar responden, kata Sairi, menyebut kekerasan terhadap mereka dilakukan oleh yang bukan pasangan. Salah satunya, pelecehan di ruang publik.
 
Sementara kategori kekerasan seksual yang dilakukan oleh pasangan biasanya berupa pemaksaan untuk berhubungan, di mana pihak perempuan itu tidak menginginkan atau menghendaki.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan