Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan kasus gagal ginjal akut pada anak (GGAPA) terkendali per Minggu, 6 November 2022. Tren itu disebut sebagai kabar gembira.
"Di tanggal 6 (November 2022) bahkan tiga hari berturut-turut angka penambahan kasus nol dan kematian juga nol," kata juru bicara Kemenkes M Syahril dalam telekonferensi di Jakarta, Senin, 7 November 2022.
Syahril mengatakan dugaan terbesar penyebab gangguan ginjal akut pada anak ialah penggunaan intoksikasi obat. Hal itu berdasarkan penelitian dan kajian ketat.
"Dengan upaya-upaya melakukan pelarangan (obat sirop) sekaligus penawarnya (Fomepizole), maka sudah terlihat hasilnya," ujar dia.
Syahril berharap kebijakan itu mampu membuat gagal ginjal terus nihil. Sehingga penyakit itu benar-benar sirna dan tidak ada lagi korban jiwa.
Kemenkes bergerak cepat (gercep) menekan kasus gagal ginjal akut pada anak. Berbagai upaya dilakukan agar jumlah kasus dan korban jiwa tidak bertambah.
"Kemenkes terus menekan kasus baru GGAPA sampai pada level nol," tutur Syahril.
Syahril mengatakan upaya itu ditunjukkan dengan mengeluarkan Surat Edaran Nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak. Kemudian, menginstruksikan dinas kesehatan (dinkes) provinsi dan kabupaten/kota memperketat pengawasan obat oleh apotek.
Teranyar, Kemenkes mendapat hibah 246 vial antidotum Fomepizole. Sebanyak 200 vial di antaranya sudah didistribusikan ke 41 rumah sakit di 34 provinsi.
Jakarta: Kementerian Kesehatan (
Kemenkes) mengatakan kasus gagal ginjal akut pada anak (GGAPA) terkendali per Minggu, 6 November 2022. Tren itu disebut sebagai kabar gembira.
"Di tanggal 6 (November 2022) bahkan tiga hari berturut-turut angka penambahan kasus nol dan kematian juga nol," kata juru bicara Kemenkes M Syahril dalam telekonferensi di Jakarta, Senin, 7 November 2022.
Syahril mengatakan dugaan terbesar penyebab
gangguan ginjal akut pada anak ialah penggunaan intoksikasi obat. Hal itu berdasarkan penelitian dan kajian ketat.
"Dengan upaya-upaya melakukan pelarangan (obat sirop) sekaligus penawarnya (Fomepizole), maka sudah terlihat hasilnya," ujar dia.
Syahril berharap kebijakan itu mampu membuat gagal ginjal terus nihil. Sehingga penyakit itu benar-benar sirna dan tidak ada lagi korban jiwa.
Kemenkes bergerak cepat (gercep) menekan kasus
gagal ginjal akut pada anak. Berbagai upaya dilakukan agar jumlah kasus dan korban jiwa tidak bertambah.
"Kemenkes terus menekan kasus baru GGAPA sampai pada level nol," tutur Syahril.
Syahril mengatakan upaya itu ditunjukkan dengan mengeluarkan Surat Edaran Nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal (
Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak. Kemudian, menginstruksikan dinas kesehatan (dinkes) provinsi dan kabupaten/kota memperketat pengawasan obat oleh apotek.
Teranyar, Kemenkes mendapat hibah 246 vial antidotum Fomepizole. Sebanyak 200 vial di antaranya sudah didistribusikan ke 41 rumah sakit di 34 provinsi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)