Ilustrasi Majelis Hakim MK. MI/Susanto
Ilustrasi Majelis Hakim MK. MI/Susanto

Ketua Baru MK Dipilih Hari Ini, Begini Tata Cara Pemilihannya

Achmad Zulfikar Fazli • 09 November 2023 07:31
Jakarta: Anwar Usman telah dipecat dari jabatannya sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK). Pemberhentian ini membuat kursi pucuk pimpinan Lembaga Konstitusi kosong.
 
Untuk mengisi kekosongan itu, wakil ketua MK akan menggelar Rapat Pleno Hakim Pemilihan Ketua MK dan Wakil Ketua MK sebagaimana amanat Putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) Nomor: 2/MKMK/L/2023 pada 7 November 2023.
 
Rapat Pleno Hakim Pemilihan Ketua MK dan Wakil Ketua MK rencananya digelar pada pukul 09.00 WIB, Kamis, 9 November 2023. Bagaimana tata cara pemilihan calon pengganti Anwar Usman dan wakilnya?

Tata cara Pemilihan Ketua MK dan Wakil Ketua MK dilaksanakan berdasarkan Peraturan Mahkamah Konstitusi (PMK) Nomor 6 Tahun 2023 tentang Tata Cara Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi.
 
Berdasarkan Pasal 2 ayat 1 Peraturan Mahkamah Konstitusi (PMK) Nomor 6 Tahun 2023, Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah dipilih dari dan oleh Hakim untuk masa jabatan selama lima tahun terhitung sejak tanggal pengangkatan Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah.

Syarat Kuorum

Rapat Pleno Hakim Pemilihan Ketua MK dan Wakil Ketua MK harus dihadiri paling kurang tujuh hakim agar kuorum. Ketentuan ini tertuang dalam Pasal 4 ayat 2 Peraturan Mahkamah Konstitusi (PMK) Nomor 6 Tahun 2023.
 
Pasal 4 ayat 3, menambahkan, "Dalam hal Rapat Pleno Hakim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak mencapai kuorum, Rapat Pleno Hakim ditunda paling lama dua jam."
 
Baca Juga: Ini 5 Poin Amar Putusan MKMK Buat Anwar Usman

Apabila setelah penundaan Rapat Pleno Hakim telah dilakukan dan belum mencapai kuorum, Rapat Pleno Hakim dilanjutkan untuk mengambil keputusan tanpa memenuhi kuorum. Hal ini diatur dalam Pasal 4 ayat 4 Peraturan Mahkamah Konstitusi (PMK) Nomor 6 Tahun 2023.

Musyawarah Mufakat

Dalam proses pencarian pimpinan baru, hakim MK akan mengedepankan musyawarah mufakat. Hal ini sebagaimana yang diatur dalam Pasal 5 ayat 1.
 
"Pengambilan keputusan pemilihan Ketua atau Wakil Ketua Mahkamah dilakukan secara musyawarah mufakat dalam Rapat Pleno Hakim yang tertutup untuk umum."
 
Namun, apabila tidak tercapai musyawarah mufakat, proses pemilihan dilanjutkan secara voting secara terbuka di Ruang Sidang Pleno Lantai 2 Gedung I MK. Ketentuan itu diatur dalam Pasal 5 ayat 2.
 
Ketentuan itu berbunyi, "Dalam hal pengambilan keputusan tidak mencapai mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak melalui pemungutan suara dalam Rapat Pleno Hakim terbuka untuk umum."
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan