Jakarta: Suyanti, ibu dari Bintang Balqis Maulana, 14, yang tewas dianiaya seniornya mengaku kecewa dengan pihak Pondok Pesantren (Ponpes) PTQ Al Hanifiyyah, Kediri. Bintang meninggal dengan kondisi tubuh penuh luka dan lebam.
Suyanti mengungkapkan dari pihak ponpes tidak ada yang menyampaikan permintaan maaf atas apa yang menimpa anaknya. Bahkan sebatas ucapan bela sungkawa tidak ada.
"Itu yang saya sayangkan. Saya menunggu inisiatif dari pondok untuk meminta maaf atau berduka cita. Tapi tidak ada."
Hal itu disampaikan Suyanti kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat takziyah ke rumah duka Bintang Balqis Maulana, 14, di Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Selasa petang, 27 Februari 2024.
Suyanti ditemani Rustam, suaminya, menceritakan korban dipulangkan dari pondok pesantren dalam kondisi meninggal pada Sabtu, 24 Februari 2024. "Pihak pondok ngabari waktu itu kalau anak saya meninggal karena jatuh dari kamar mandi," kata Suyanti.
Namun saat jenazah tiba di rumah, Suyanti terkejut melihat kondisi tubuh Bintang. "Banyak luka, lebam, dan berdarah."
Meski begitu, Suyanti mengaku telah mengikhlaskan kepergian Bintang. Namun, keluarga ingin mendapat informasi utuh soal kronologi dan penyebab kematiannya.
"Kenapa kok bisa kejadian begitu. Anak saya salah apa? Saya minta doanya agar kebenaran bisa terungkap," ungkap dia.
Sementara itu, Bupati Ipuk memastikan menjembatani komunikasi kasus ini ke Pemkab Kediri. "Mulai dari Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, dan kantor Kemenag Banyuwangi, sudah saling berhubungan dengan instansi di sana," katanya.
Komunikasi itu menurut Ipuk, untuk memastikan korban dan keluarganya mendapat keadilan. Keluarga juga bisa mendapat informasi yang valid soal penyebab kematian Bintang.
Ipuk berpesan agar kasus penganiayaan dan bullying yang dialami Bintang dapat menjadi pelajaran bersama. Seluruh pihak bisa lebih peduli dengan lingkungan sekitar.
"Kita semua harus lebih aware terhadap bullying yang masih marak di lingkungan pendidikan dan masyarakat. Kami juga berharap orang tua lebih perhatian terhadap pertemanan dan perilaku anak-anaknya," jelasnya.
Jakarta: Suyanti, ibu dari Bintang Balqis Maulana, 14, yang tewas dianiaya seniornya mengaku
kecewa dengan pihak Pondok Pesantren (Ponpes) PTQ Al Hanifiyyah, Kediri. Bintang meninggal dengan kondisi tubuh penuh luka dan lebam.
Suyanti mengungkapkan dari pihak ponpes tidak ada yang menyampaikan permintaan maaf atas apa yang menimpa anaknya. Bahkan sebatas ucapan bela sungkawa tidak ada.
"Itu yang saya sayangkan. Saya menunggu inisiatif dari pondok untuk meminta maaf atau berduka cita. Tapi tidak ada."
Hal itu disampaikan Suyanti kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat takziyah ke rumah duka Bintang Balqis Maulana, 14, di Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Selasa petang, 27 Februari 2024.
Suyanti ditemani Rustam, suaminya, menceritakan korban dipulangkan dari pondok pesantren dalam
kondisi meninggal pada Sabtu, 24 Februari 2024. "Pihak pondok ngabari waktu itu kalau anak saya meninggal karena jatuh dari kamar mandi," kata Suyanti.
Namun saat jenazah tiba di rumah, Suyanti terkejut melihat kondisi tubuh Bintang. "Banyak luka, lebam, dan berdarah."
Meski begitu, Suyanti mengaku telah mengikhlaskan kepergian Bintang. Namun, keluarga ingin mendapat informasi utuh soal kronologi dan penyebab kematiannya.
"Kenapa kok bisa kejadian begitu. Anak saya salah apa? Saya minta doanya agar kebenaran bisa terungkap," ungkap dia.
Sementara itu, Bupati Ipuk memastikan menjembatani komunikasi kasus ini ke Pemkab Kediri. "Mulai dari Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, dan kantor Kemenag Banyuwangi, sudah saling berhubungan dengan instansi di sana," katanya.
Komunikasi itu menurut Ipuk, untuk memastikan korban dan keluarganya mendapat keadilan. Keluarga juga bisa mendapat informasi yang valid soal penyebab kematian Bintang.
Ipuk berpesan agar kasus penganiayaan dan bullying yang dialami Bintang dapat menjadi pelajaran bersama. Seluruh pihak bisa lebih peduli dengan lingkungan sekitar.
"Kita semua harus lebih aware terhadap bullying yang masih marak di lingkungan pendidikan dan masyarakat. Kami juga berharap orang tua lebih perhatian terhadap pertemanan dan perilaku anak-anaknya," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RUL)