Jakarta: Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan varian virus baru covid-19, B117, belum ditemukan di Indonesia. Ini berdasarkan hasil penelitian Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan Kementerian Riset dan Teknologi.
"Namun, mutasi D614G telah ditemukan," kata Wiku dalam keterangan tertulis, Jakarta, Jumat, 12 Februari 2021.
Wiku mengatakan penemuan ini berdasarkan penelitian dengan whole genome sequencing untuk varian potensial mutasi covid-19. Jumlah genome yang berhasil dikumpulkan menjadi  bank data influenza di dunia sebanyak 244.
“Pada prinsipnya virus terus-menerus mengalami perubahan kecil saat menyebar antar manusia. Bisa saja virus bermutasi dan membuat vaksin kurang efektif. Namun, ini hanya terjadi bila perubahannya sangat ekstrem,” jelas Wiku.
Pemerintah terus mengantisipasi berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Pasalnya, perkembangan pandemi covid-19 sangat dinamis.
Baca: Epidemiolog UI: Libur Panjang Selalu Berujung Lonjakan Covid-19
Sebelumnya, pakar epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan penularan mutasi covid-19 D614G lebih cepat 10 kali. Spike protein yang dimiliki D614G sangat efektif menempel dan menginfeksi manusia.
Meski penularannya lebih cepat, bukan berarti mutasi D614G menjadi lebih berbahaya dalam tubuh yang terinfeksi. Mutasi D614G disebut lebih berbahaya karena kecepatan infeksinya.
Dicky menggambarkan ilustrasi dari kecepatan infeksi D614G. Dia mengasumsikan virus korona mutasi D614 ini mampu menempel pada manusia hingga 90 persen.  
  
  
    Jakarta: Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan 
Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan varian virus baru covid-19, B117, belum ditemukan di Indonesia. Ini berdasarkan hasil penelitian Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan Kementerian 
Riset dan Teknologi. 
"Namun, mutasi D614G telah ditemukan," kata Wiku dalam keterangan tertulis, Jakarta, Jumat, 12 Februari 2021. 
Wiku mengatakan penemuan ini berdasarkan penelitian dengan 
whole genome sequencing untuk varian potensial mutasi covid-19. Jumlah 
genome yang berhasil dikumpulkan menjadi  bank data influenza di dunia sebanyak 244.
“Pada prinsipnya virus terus-menerus mengalami perubahan kecil saat menyebar antar manusia. Bisa saja virus bermutasi dan membuat vaksin kurang efektif. Namun, ini hanya terjadi bila perubahannya sangat ekstrem,” jelas Wiku. 
Pemerintah terus mengantisipasi berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Pasalnya, perkembangan pandemi covid-19 sangat dinamis. 
Baca: Epidemiolog UI: Libur Panjang Selalu Berujung Lonjakan Covid-19 
Sebelumnya, pakar epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan penularan mutasi covid-19 D614G lebih cepat 10 kali. Spike protein yang dimiliki D614G sangat efektif menempel dan menginfeksi manusia. 
Meski penularannya lebih cepat, bukan berarti mutasi D614G menjadi lebih berbahaya dalam tubuh yang terinfeksi. Mutasi D614G disebut lebih berbahaya karena kecepatan infeksinya. 
Dicky menggambarkan ilustrasi dari kecepatan infeksi D614G. Dia mengasumsikan virus korona mutasi D614 ini mampu menempel pada manusia hingga 90 persen. 
Cek Berita dan Artikel yang lain di 
            
                
                
                    Google News
                
            Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AZF)