Jakarta: Ahli epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengajak masyarakat tidak bepergian saat libur tahun baru Imlek akhir pekan ini. Hal ini tak lain untuk menahan laju pandemi covid-19.
 
"Jangan bepergian kalau tidak perlu. Merayakan Imlek dengan keluarga inti saja," kata Pandu Riono di Jakarta, Kamis, 11 Februari 2021.
 
Libur panjang, kata dia, selalu berujung pada kenaikan signifikan kasus positif covid-19. Sebab, saat libur panjang masyarakat banyak yang menghabiskan waktu di luar rumah.
 
"Pokoknya setiap ada libur panjang selalu terjadi kenaikan (kasus positif covid-19)," ucap Pandu.
 
Dia mencontohkan, pada dua pekan setelah libur panjang di Agustus 2020, kasus positif covid-19 di Jakarta melonjak 49 persen. Dari 7.960 menjadi 11.824 kasus aktif. Angka kematian juga naik 17 persen.
 
Satgas Penanganan Covid-19 juga mencatat ada kenaikan kasus COVID-19 usai libur panjang 28 Oktober-1 November 2020. Penambahan kasus harian saat itu sempat mencapai rekor, yakni sebanyak 5.000 kasus. Saat itu, jumlah orang yang menjalani tes covid-19 juga sangat banyak, yakni 30 ribu orang per hari.
 
Untuk menahan laju penyebaran pandemi, Pandu mengajak masyarakat tidak bepergian saat libur tahun baru Imlek, akhir pekan ini.
Baca: Ibadah Imlek di Wihara Dharma Bakti Disiplin Protokol Kesehatan
 
Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo sepakat libur panjang membuat kasus positif COVID-19 semakin banyak. "Berdasarkan pengalaman dan evaluasi selama ini, libur panjang senantiasa menyumbang klaster paparan covid-19," ujar Rahmad.
 
Sehingga, Rahmad menilai tepat pemerintah mengeluarkan aturan larangan bepergian bagi aparatur negara selama libur panjang ini. Pemerintah juga mengatur tata cara merayakan tahun baru Imlek agar tidak menimbulkan kerumunan.
 
Menurut Rahmad akan lebih baik kalau masyarakat meluangkan waktu berkumpul dengan keluarga masing-masing dan tidak melakukan aktivitas di luar rumah jika tidak penting. Dia mengatakan, pengendalian COVID-19 harus dimulai dari disiplin diri dan keluarga masing-masing.
 
"Ingatlah dari catatan dan pengalaman liburan panjang senantiasa memberikan kontribusi peningkatan paparan COVID-19. Mari kita selamatkan bersama dengan benar-benar tidak bepergian bila tidak perlu dan senantiasa menjaga kesehatan dengan protokol kesehatan di setiap kesempatan," tuturnya.
  
  
  
    Jakarta: Ahli epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengajak masyarakat tidak bepergian saat libur tahun baru 
Imlek akhir pekan ini. Hal ini tak lain untuk menahan laju 
pandemi covid-19.
 
"Jangan bepergian kalau tidak perlu. Merayakan Imlek dengan keluarga inti saja," kata Pandu Riono di Jakarta, Kamis, 11 Februari 2021.
 
Libur panjang, kata dia, selalu berujung pada kenaikan signifikan kasus positif covid-19. Sebab, saat libur panjang masyarakat banyak yang menghabiskan waktu di luar rumah.
 
"Pokoknya setiap ada libur panjang selalu terjadi kenaikan (kasus positif covid-19)," ucap Pandu.
 
Dia mencontohkan, pada dua pekan setelah libur panjang di Agustus 2020, kasus positif covid-19 di Jakarta melonjak 49 persen. Dari 7.960 menjadi 11.824 kasus aktif. Angka kematian juga naik 17 persen.
 
Satgas Penanganan Covid-19 juga mencatat ada kenaikan kasus COVID-19 usai libur panjang 28 Oktober-1 November 2020. Penambahan kasus harian saat itu sempat mencapai rekor, yakni sebanyak 5.000 kasus. Saat itu, jumlah orang yang menjalani tes covid-19 juga sangat banyak, yakni 30 ribu orang per hari.
 
Untuk menahan laju penyebaran pandemi, Pandu mengajak masyarakat tidak bepergian saat libur tahun baru Imlek, akhir pekan ini. 
Baca: 
Ibadah Imlek di Wihara Dharma Bakti Disiplin Protokol Kesehatan
 
Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo sepakat libur panjang membuat kasus positif COVID-19 semakin banyak. "Berdasarkan pengalaman dan evaluasi selama ini, libur panjang senantiasa menyumbang klaster paparan covid-19," ujar Rahmad.
 
Sehingga, Rahmad menilai tepat pemerintah mengeluarkan aturan larangan bepergian bagi aparatur negara selama libur panjang ini. Pemerintah juga mengatur tata cara merayakan tahun baru Imlek agar tidak menimbulkan kerumunan.
 
Menurut Rahmad akan lebih baik kalau masyarakat meluangkan waktu berkumpul dengan keluarga masing-masing dan tidak melakukan aktivitas di luar rumah jika tidak penting. Dia mengatakan, pengendalian COVID-19 harus dimulai dari disiplin diri dan keluarga masing-masing.
 
"Ingatlah dari catatan dan pengalaman liburan panjang senantiasa memberikan kontribusi peningkatan paparan COVID-19. Mari kita selamatkan bersama dengan benar-benar tidak bepergian bila tidak perlu dan senantiasa menjaga kesehatan dengan protokol kesehatan di setiap kesempatan," tuturnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di 
            
                
                
                    Google News
                
            Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UWA)