medcom.id, Jakarta: Tentu istilah ABS yang merupakan kepanjangan Asal Bapak Senang tidak asing. Istilah yang populer di era Orde Baru ini merujuk laporan perkembangan yang disusun demi menyenangkan atasan, bukan menggambarkan kondisi yang sebenarnya.
Tapi tahukan Anda bahwa pada awalnya ABS sebenarnya nama sebuah grup band? Bahkan ini grup band ini selalu menyertai ke mana pun Presiden Soekarno pergi, baik di dalam dan luar negeri.
"Dalam sebuah lawatan ke Roma, ABS ikut serta," kenang Maulwi Saelan (almarhum), dalam buku "Maulwi Saelan, Penjaga Terakhir Soekarno".
"Di sebuah restoran ABS memukul meja dan apa saja menyajikan musik yang disukai Soekarno," lanjut mantan Wakil Komandan Resimen Tjakrabirawa (cikal bakal Pasukan Pengamanan Presiden) yang lahir di Makassar 8 Agustus 1926 itu.
Mayor (polisi) Iskandar Winata adalah pemimpin band yang para pemainnya adalah anggota Detasemen Kawal Pribadi (DKP) dan hanya tampil setelah acara utama selesai. Alat musiknya memang seadanya karena tidak ada anggaran pengadaan peralatan musik bagi prajurit. Bahkan pernah ABS menghibur Soekarno dengan tetabuhan peralatan dapur.
Sedangkan nama ABS memang merupakan singkatan dari Asal Bapak Senang. Bagaimana bisa nama yang sembarangan seperti itu bisa dipilih sebagai nama band?
Di dalam buku yang cetakan pertamanya 2002 itu, ajudan Soekarno, Letkol (KKo) Bambang Setijono Widjanarko berkisah semua berawal dari kegemaran Soekarno berlenso, dansa cha-cha. Masalahnya bagi para pemusik DKP -dan sebagian hadirin, memainkan irama cha-caha selama dua-tiga jam tanpa jeda sangatlah membosankan.
Beberapa kali pemusik mengubah irama yang meski masih cocok buat mengiringi berdansa, Soekarno selalu membentak tidak setuju dan minta kembali dimainkan cha-cha. Sehingga akhirnya oleh Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Mangil Martowidjojo diminta agar tak lagi diubah demi terjaganya suasana acara yang menyenangkan.
"Sudahlah, layani saja kehendak Bapak, yang penting asal Bapak senang. Sejak itu lahir istilah Asal Bapak Senang atau ABS yang betul-betul tidak berbau politik atau tujuan lain. Mulai 1966 kata ABS yang tertulis di surat kabar sudah lain artinya," kenang Mangil yang mengawal Soekarno sejak 1945.
Apakah Soekarno tahu kepanjangan ABS yang menjadi nama band pengiringnya berdansa?
"Mungkin sampai wafatnya beliau tidak mengetahuinya. Soekarno memberi nama band itu Brul Alpen, arti harfiahnya monyet-monyet yang cecowetan tiada hentinya," jawab Bambang Widjanarko.
Maulwi Saelan tutup usia pada 10 Oktober 2016 sekitar pukul 18.30 WIB di RS Pusat Pertama, Kebayoran, Jakarta Selatan. Sebagai sesepuh Paspampres, Maulwi Saelan justru lebih dikenal sebagai penjaga gawang legendaris Timnas PSSI (1954-1958) dan Ketum PSSI (1964-1970).
medcom.id, Jakarta: Tentu istilah ABS yang merupakan kepanjangan Asal Bapak Senang tidak asing. Istilah yang populer di era Orde Baru ini merujuk laporan perkembangan yang disusun demi menyenangkan atasan, bukan menggambarkan kondisi yang sebenarnya.
Tapi tahukan Anda bahwa pada awalnya ABS sebenarnya nama sebuah grup band? Bahkan ini grup band ini selalu menyertai ke mana pun
Presiden Soekarno pergi, baik di dalam dan luar negeri.
"Dalam sebuah lawatan ke Roma, ABS ikut serta," kenang Maulwi Saelan (almarhum), dalam buku "Maulwi Saelan, Penjaga Terakhir Soekarno".
"Di sebuah restoran ABS memukul meja dan apa saja menyajikan musik yang disukai Soekarno," lanjut mantan Wakil Komandan Resimen Tjakrabirawa (cikal bakal Pasukan Pengamanan Presiden) yang lahir di Makassar 8 Agustus 1926 itu.
Mayor (polisi) Iskandar Winata adalah pemimpin band yang para pemainnya adalah anggota Detasemen Kawal Pribadi (DKP) dan hanya tampil setelah acara utama selesai. Alat musiknya memang seadanya karena tidak ada anggaran pengadaan peralatan musik bagi prajurit. Bahkan pernah ABS menghibur Soekarno dengan tetabuhan peralatan dapur.
Sedangkan nama ABS memang merupakan singkatan dari Asal Bapak Senang. Bagaimana bisa nama yang sembarangan seperti itu bisa dipilih sebagai nama band?
Di dalam buku yang cetakan pertamanya 2002 itu, ajudan Soekarno, Letkol (KKo) Bambang Setijono Widjanarko berkisah semua berawal dari kegemaran Soekarno berlenso, dansa cha-cha. Masalahnya bagi para pemusik DKP -dan sebagian hadirin, memainkan irama cha-caha selama dua-tiga jam tanpa jeda sangatlah membosankan.
Beberapa kali pemusik mengubah irama yang meski masih cocok buat mengiringi berdansa, Soekarno selalu membentak tidak setuju dan minta kembali dimainkan cha-cha. Sehingga akhirnya oleh Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Mangil Martowidjojo diminta agar tak lagi diubah demi terjaganya suasana acara yang menyenangkan.
"Sudahlah, layani saja kehendak Bapak, yang penting asal Bapak senang. Sejak itu lahir istilah Asal Bapak Senang atau ABS yang betul-betul tidak berbau politik atau tujuan lain. Mulai 1966 kata ABS yang tertulis di surat kabar sudah lain artinya," kenang Mangil yang mengawal Soekarno sejak 1945.
Apakah Soekarno tahu kepanjangan ABS yang menjadi nama band pengiringnya berdansa?
"Mungkin sampai wafatnya beliau tidak mengetahuinya. Soekarno memberi nama band itu
Brul Alpen, arti harfiahnya monyet-monyet yang cecowetan tiada hentinya," jawab Bambang Widjanarko.
Maulwi Saelan tutup usia pada 10 Oktober 2016 sekitar pukul 18.30 WIB di RS Pusat Pertama, Kebayoran, Jakarta Selatan. Sebagai sesepuh Paspampres, Maulwi Saelan justru lebih dikenal sebagai
penjaga gawang legendaris Timnas PSSI (1954-1958) dan Ketum PSSI (1964-1970).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LHE)