medcom.id, Bogor: Para finalis Indocement Awards 2016 telah mempresentasikan konsep rumah fabrikasi di hadapan enam dewan juri. Banyak cerita dan kesan mereka dalam mengikuti perlombaan ini.
Kelompok Intifadah dari Universitas Brawijaya mengaku, mempersiapkan segala sesuatunya selama lima bulan. Mereka kerja siang malam untuk menyiapkan konsep rumah fabrikasinya agar dapat menarik di hadapan dewan juri.
"Kami siang malam lembur latihan," ujar Kartika Candra sebagai anggota Kelompok Intifadah di Hotel Santika Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/11/2016).
Dalam persiapannya, mereka menemui berbagai hambatan dan nyaris kehabisan ide untuk memecahkannya. Untuk memecahkan kebuntuan tersebut, Candra mengatakan, biasanya mereka selalu berdiskusi dan bertukar pikiran satu sama lain.
"Kami mendapat inspirasi biasanya brainstorming dan diskusi bareng," katanya.
Ketua Kelompok Intifadah, Ahmad Arif mengatakan, ha yang memotivasi mereka untuk mengikuti perlombaan dari Indocement Awards 2016 ini karena keprihatinan melihat kondisi masyarakat Indonesia saat ini yang masih banyak membutuhkan rumah layak sesuai standar pemerintah. Jika menang nanti, ia berharap karya kelompoknya dapat bermanfaat bagi bangsa Indonesia.
Oleh sebab itu, ia memuji Indocement yang berinisiatif menggelar Indocement Awards 2016. "Acaranya bagus dan penting bagi Indonesia," puji Ahmad.
Sementara itu, kelompok lainnya, R-Pop, dari Poli Teknik Bandung mengaku masih banyak kekurangan dalam konsep rumah fabrikasi yang dipresentasikan di hadapan dewan juri. Fahri sebagai anggota kelompok tersebut menekankan perlunya kekompakan dalam tim untuk memecahkan suatu masalah.
Sementara itu, Ketua Kelompok R-Pop Aditya mengatakan hal yang menjadi motivasi kelompoknya untuk mengikuti Indocement Awards 2016 karena ingin menyediakan rumah fabrikasi bagi mahasiswa yang baru lulus dalam mencari pekerjaan. Harapannya melalui perlombaan ini dapat menjadi batu loncatan supaya banyak konsumen yang khususnya baru lulus dapat membeli rumah fabrikasi yang didisain kelompoknya.
"Tanggapan kita untuk kegiatan ini membantu mahasiwa, mewadahi menjelajah ide kreatif di bidang konstruksi," papar Aditya.
medcom.id, Bogor: Para finalis Indocement Awards 2016 telah mempresentasikan konsep rumah fabrikasi di hadapan enam dewan juri. Banyak cerita dan kesan mereka dalam mengikuti perlombaan ini.
Kelompok Intifadah dari Universitas Brawijaya mengaku, mempersiapkan segala sesuatunya selama lima bulan. Mereka kerja siang malam untuk menyiapkan konsep rumah fabrikasinya agar dapat menarik di hadapan dewan juri.
"Kami siang malam lembur latihan," ujar Kartika Candra sebagai anggota Kelompok Intifadah di Hotel Santika Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/11/2016).
Dalam persiapannya, mereka menemui berbagai hambatan dan nyaris kehabisan ide untuk memecahkannya. Untuk memecahkan kebuntuan tersebut, Candra mengatakan, biasanya mereka selalu berdiskusi dan bertukar pikiran satu sama lain.
"Kami mendapat inspirasi biasanya brainstorming dan diskusi bareng," katanya.
Ketua Kelompok Intifadah, Ahmad Arif mengatakan, ha yang memotivasi mereka untuk mengikuti perlombaan dari Indocement Awards 2016 ini karena keprihatinan melihat kondisi masyarakat Indonesia saat ini yang masih banyak membutuhkan rumah layak sesuai standar pemerintah. Jika menang nanti, ia berharap karya kelompoknya dapat bermanfaat bagi bangsa Indonesia.
Oleh sebab itu, ia memuji Indocement yang berinisiatif menggelar Indocement Awards 2016. "Acaranya bagus dan penting bagi Indonesia," puji Ahmad.
Sementara itu, kelompok lainnya, R-Pop, dari Poli Teknik Bandung mengaku masih banyak kekurangan dalam konsep rumah fabrikasi yang dipresentasikan di hadapan dewan juri. Fahri sebagai anggota kelompok tersebut menekankan perlunya kekompakan dalam tim untuk memecahkan suatu masalah.
Sementara itu, Ketua Kelompok R-Pop Aditya mengatakan hal yang menjadi motivasi kelompoknya untuk mengikuti Indocement Awards 2016 karena ingin menyediakan rumah fabrikasi bagi mahasiswa yang baru lulus dalam mencari pekerjaan. Harapannya melalui perlombaan ini dapat menjadi batu loncatan supaya banyak konsumen yang khususnya baru lulus dapat membeli rumah fabrikasi yang didisain kelompoknya.
"Tanggapan kita untuk kegiatan ini membantu mahasiwa, mewadahi menjelajah ide kreatif di bidang konstruksi," papar Aditya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)