Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal (kiri) bersama Kapendam XVII Cenderawasih Kolonel Inf. Muhammad Aidi (kanan). (Foto: Antara/Jeremias Rahadat).
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal (kiri) bersama Kapendam XVII Cenderawasih Kolonel Inf. Muhammad Aidi (kanan). (Foto: Antara/Jeremias Rahadat).

344 Warga Papua Berhasil Dievakuasi

Dian Ihsan Siregar • 18 November 2017 02:02
Papua: Kapendam XVII Cendrawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi menyebutkan, 1.300 warga sudah bebas dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Semua warga tersebut datang dari Kampung Kimberly dan Banti.
 
"Warga dari dua desa Kimberly dan Banti, ada sekitar 1.300 warga yang sudah bebas. Dari total itu ada yang juga mau dievakuasi," kata Muhammad Aidi kepada Metro TV, Jumat, 17 November 2017.
 
Ada sebanyak 344 warga yang akan dievakuasi. Mereka menginginkan keamanan dari aparat TNI maupun Polri.

"Sedangkan selebihnya, mereka kebanyakan memilih tetap tinggal di rumahnya masing-masing di dua desa tersebut. Asalkan makanan, logistik, dan keamanan bisa dijamin oleh aparat," terang Aidi.
 
(Baca juga: Warga Sipil Dijadikan Tameng Kelompok Bersenjata di Papua)
 
Sekitar 1.300 warga Papua dan pendatang disandera KKB sejak tiga hari lalu. Mereka yang disandera bermukim di sekitar Kimberly hingga Banti, Distrik Tembagapura, Jayapura, Papua.
 
Kapolri Jenderal Tito Karnavian memperkirakan, kalau jumlah mereka (penyandera) sekitar 25 orang dan dilengkapi senjata.
 
Sementara itu, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto menyebutkan, kepemilikan senjata yang kini dipegang puluhan anggota KKB itu merupakan senjata rakitan dan pabrikan.
 
Jika mereka memegang senjata rakitan, Setyo memastikan senjata itu dirakit di Indonesia. "Kalau senjata rakitan, pasti lokal ya. Mereka membuat atau menyuplai dari dekat-dekat sana (Papua)," sebut Setyo.
 
Jika senjata yang digunakan berasal dari pabrikan, Setyo meyakini senjata itu masuk secara ilegal. "Memang buatan pabrik, tapi masuknya ilegal," ujar Setyo.
 
(Baca juga: TNI Siapkan Segala Kemungkinan untuk Bebaskan Sandera di Papua)
 
Setyo menerangkan hingga kini warga yang disandera tak diberi akses keluar-masuk, kecuali ibu-ibu. Itu pun sekadar untuk membeli bahan makanan.
 
"Sampai sejauh ini, dari komunikasi yang kita dapatkan, warga masih baik-baik saja. Mereka tak mendapatkan kekerasan fisik. Tapi, secara psikis pasti terdampak karena pergerakan mereka dibatasi," kata Setyo.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan