Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksinasi covid-19 untuk anak usia 12-17 tahun. Vaksin covid-19 yang boleh dipakai hanya vaksin buatan Sinovac.
Bagaimana perkembangan uji klinik seluruh vaksin covid-19 yang banyak di dunia. Berikut rangkumannya:
Sinovac
Uji klinis vaksin covid-19 buatan Sinovac untuk anak telah selesai dilakukan. Uji klinis tahap satu dan tahap dua melibatkan lebih dari 500 orang anak usia 12-17 tahun.
Vaksin covid-19 Sinovac dilaporkan mampu memicu antibodi lebih tinggi pada usia 12-17 tahun dibanding kelompok usia 18-59 tahun dan lansia. Dari segi efek samping, dua peserta berusia 3 dan 6 tahun mengalami demam tinggi. Sementara, peserta uji lainnya menunjukkan gejala ringan.
Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) telah mengkaji lebih dalam terkait laporan hasil uji klinis tersebut dan mengeluarkan rekomendasi pengunaannya di Indonesia. IDAI menjelaskan bahwa vaksin covid-19 buatan Sinovac aman untuk anak usia 12-17 tahun.
Sedangkan, vaksinasi untuk usia 3-11 tahun masih menunggu hasil kajian untuk menilai keamanan dan dosis yang disuntikkan. Dalam dua fase uji klinis tersebut, peneliti menemukan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) pada 26-29 persen subjek.
Baca: Apakah Dosis Vaksin Anak dan Remaja Sama dengan Dewasa?
KIPI terbanyak berupa nyeri ringan dan sedang pada lokasi penyuntikan sebesar 13 persen. Sementara itu, KIPI serius hanya terjadi pada satu kasus dan diklaim tak ada hubungannya dengan vaksin.
Selain vaksin covid-19 buatan Sinovac, ada sejumlah vaksin yang akan atau sedang melalui tahap uji klinis antara lain vaksin Pfizer, Moderna, dan Astrazeneca.
Pfizer
Vaksin covid-19 buatan Pfizer telah mendapat izin penggunaan darurat untuk usia 16 tahun ke atas. Pfizer telah menggelar uji klinis tahap tiga dari kelompok usia 12-17 tahun.
Total ada lebih dari 2.259 peserta dari usia 12-15 tahun dan 754 peserta dari kelompok usia 16-17 tahun. Pelaksanaan uji klinis ini dimulai pada Rabu, 24 Maret 2021.
Hasil uji klinis ini diharapkan selesai pada tengah semester kedua tahun ini. Sehingga vaksinasi covid-19 untuk anak bisa dimulai awal 2022.
Moderna
Moderna juga memulai uji coba vaksin pada bayi berusia enam bulan hingga 12 tahun. Uji klinis ini melibatkan 6.750 anak di Amerika Serikat dan Kanada. Namun, belum diumumkan jumlah yang telah melakukan vaksinasi.
Setiap anak dalam uji klinis ini akan mendapatkan dua kali suntikan berjarak 28 hari. Anak peserta uji dibagi ke dalam dua kelompok.
Pertama, kelompok usia 2-12 tahun akan mendapatkan dua dosis dengan masing-masing dosis 50 atau 100 mikrogram. Kelompok berikutnya, usia di bawah 2 tahun akan menerima dua suntikan dengan masing-masing dosis 25, 50, atau 100 mikrogram.
Kemudian, peneliti akan melakukan analisis sementara untuk menentukan dosis mana yang paling aman dan paling mungkin melindungi setiap kelompok umur. Untuk diketahui, orang dewasa mendapatkan dua dosis Moderna dengan dosis masing-masing 100 mikrogram.
Dalam studi terpisah, Moderna melakukan uji klinis pada remaja usia 12-17 tahun yang melibatkan 3 ribu anak. Anak-anak ini akan diamati selama kurang lebih satu tahun untuk melihat efek samping dan mengukur kadar antibodi.
Selain menilai respons antibodi, para peneliti juga akan mendata peserta yang terinfeksi covid-19 dengan atau tanpa gejala.
Baca: Tak Sembarangan, Ini Syarat Anak yang Boleh Ikut Divaksinasi Covid-19
Astrazeneca
Vaksin covid-19 buatan AstraZeneca telah mengumumkan keamanan dan efektivitasnya untuk kelompok usia 18 tahun ke atas. Pada Februari 2021, AstraZeneca mengumumkan akan memulai uji klinis pada kelompok usia anak.
Pengujian akan melibatkan 300 orang anak usia 6-17 tahun. Hingga saat ini belum ada laporan terkait hasil uji klinis tersebut.
Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan (
BPOM) telah mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksinasi covid-19 untuk anak usia 12-17 tahun. Vaksin covid-19 yang boleh dipakai hanya vaksin buatan Sinovac.
Bagaimana perkembangan uji klinik seluruh vaksin covid-19 yang banyak di dunia. Berikut rangkumannya:
Sinovac
Uji klinis vaksin covid-19 buatan Sinovac untuk anak telah selesai dilakukan. Uji klinis tahap satu dan tahap dua melibatkan lebih dari 500 orang anak usia 12-17 tahun.
Vaksin covid-19
Sinovac dilaporkan mampu memicu antibodi lebih tinggi pada usia 12-17 tahun dibanding kelompok usia 18-59 tahun dan lansia. Dari segi efek samping, dua peserta berusia 3 dan 6 tahun mengalami demam tinggi. Sementara, peserta uji lainnya menunjukkan gejala ringan.
Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) telah mengkaji lebih dalam terkait laporan hasil uji klinis tersebut dan mengeluarkan rekomendasi pengunaannya di Indonesia. IDAI menjelaskan bahwa vaksin covid-19 buatan Sinovac aman untuk anak usia 12-17 tahun.
Sedangkan, vaksinasi untuk usia 3-11 tahun masih menunggu hasil kajian untuk menilai keamanan dan dosis yang disuntikkan. Dalam dua fase uji klinis tersebut, peneliti menemukan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) pada 26-29 persen subjek.
Baca: Apakah Dosis Vaksin Anak dan Remaja Sama dengan Dewasa?
KIPI terbanyak berupa nyeri ringan dan sedang pada lokasi penyuntikan sebesar 13 persen. Sementara itu, KIPI serius hanya terjadi pada satu kasus dan diklaim tak ada hubungannya dengan vaksin.
Selain
vaksin covid-19 buatan Sinovac, ada sejumlah vaksin yang akan atau sedang melalui tahap uji klinis antara lain vaksin Pfizer, Moderna, dan Astrazeneca.
Pfizer
Vaksin covid-19 buatan
Pfizer telah mendapat izin penggunaan darurat untuk usia 16 tahun ke atas. Pfizer telah menggelar uji klinis tahap tiga dari kelompok usia 12-17 tahun.
Total ada lebih dari 2.259 peserta dari usia 12-15 tahun dan 754 peserta dari kelompok usia 16-17 tahun. Pelaksanaan uji klinis ini dimulai pada Rabu, 24 Maret 2021.
Hasil uji klinis ini diharapkan selesai pada tengah semester kedua tahun ini. Sehingga vaksinasi covid-19 untuk anak bisa dimulai awal 2022.
Moderna
Moderna juga memulai uji coba vaksin pada bayi berusia enam bulan hingga 12 tahun. Uji klinis ini melibatkan 6.750 anak di Amerika Serikat dan Kanada. Namun, belum diumumkan jumlah yang telah melakukan vaksinasi.
Setiap anak dalam uji klinis ini akan mendapatkan dua kali suntikan berjarak 28 hari. Anak peserta uji dibagi ke dalam dua kelompok.
Pertama, kelompok usia 2-12 tahun akan mendapatkan dua dosis dengan masing-masing dosis 50 atau 100 mikrogram. Kelompok berikutnya, usia di bawah 2 tahun akan menerima dua suntikan dengan masing-masing dosis 25, 50, atau 100 mikrogram.
Kemudian, peneliti akan melakukan analisis sementara untuk menentukan dosis mana yang paling aman dan paling mungkin melindungi setiap kelompok umur. Untuk diketahui, orang dewasa mendapatkan dua dosis Moderna dengan dosis masing-masing 100 mikrogram.
Dalam studi terpisah,
Moderna melakukan uji klinis pada remaja usia 12-17 tahun yang melibatkan 3 ribu anak. Anak-anak ini akan diamati selama kurang lebih satu tahun untuk melihat efek samping dan mengukur kadar antibodi.
Selain menilai respons antibodi, para peneliti juga akan mendata peserta yang terinfeksi covid-19 dengan atau tanpa gejala.
Baca: Tak Sembarangan, Ini Syarat Anak yang Boleh Ikut Divaksinasi Covid-19
Astrazeneca
Vaksin covid-19 buatan
AstraZeneca telah mengumumkan keamanan dan efektivitasnya untuk kelompok usia 18 tahun ke atas. Pada Februari 2021, AstraZeneca mengumumkan akan memulai uji klinis pada kelompok usia anak.
Pengujian akan melibatkan 300 orang anak usia 6-17 tahun. Hingga saat ini belum ada laporan terkait hasil uji klinis tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)