Jakarta: Beberapa rumah sakit defisit oksigen semenjak kasus positif covid-19 di Indonesia melonjak tajam, khususnya Pulau Jawa. Pasokan oksigen di pasaran dikhawatirkan semakin menipis jika masyarakat membeli tabung oksigen dengan alasan jaga-jaga.
"Masyarakat tidak perlu menyiapkan oksigen untuk misalnya saat terkena covid," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Lia G Partakusuma dalam program Primetime News di Metro TV, Minggu, 27 Juni 2021.
Kebutuhan oksigen di rumah sakit sulit terpenuhi jika masyarakat berbondong-bondongnya membeli oksigen. Padahal, pasokan oksigen sangat dibutuhkan untuk penanganan pasien covid-19.
Lig juga mengatakan tak semua pasien membutuhkan oksigen. Bantuan oksigen hanya diberikan kepada pasien yang memang memiliki kelainan pernapasan kronis, seperti asma atau orang dengan penyakit jantung.
Baca: Kemenkes: Kasus Covid-19 Meningkat Tajam, Stok Oksigen Menipis
Masyarakat cukup memiliki oximeter atau alat pengukur kadar oksigen, bukan tabung oksigen. "Kalau sudah punya oximeter itu bagus. Dan jangan lupa konsultasi dengan dokter kapan harus ke rumah sakit, kapan harus menggunakan oksigen," imbuhnya.
Lia mengaku tetap was-was dengan kecepatan distribusi oksigen. Walaupun Kementerian Kesehatan dan sudah banyak distributor menjanjikan pasokan oksigen.
Sampai saat ini, 28 Provinsi di Indonesia menunjukan kenaikan kasus aktif yang signifikan. Sebanyk 10 provinsi memiliki rasio keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit sekitar 62-93 persen. (Nuansa Islami)
Jakarta: Beberapa rumah sakit defisit oksigen semenjak kasus positif
covid-19 di Indonesia melonjak tajam, khususnya Pulau Jawa. Pasokan oksigen di pasaran dikhawatirkan semakin menipis jika masyarakat membeli tabung oksigen dengan alasan jaga-jaga.
"Masyarakat tidak perlu menyiapkan oksigen untuk misalnya saat terkena covid," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Lia G Partakusuma dalam program
Primetime News di
Metro TV, Minggu, 27 Juni 2021.
Kebutuhan oksigen di rumah sakit sulit terpenuhi jika masyarakat berbondong-bondongnya membeli oksigen. Padahal, pasokan oksigen sangat dibutuhkan untuk penanganan
pasien covid-19.
Lig juga mengatakan tak semua pasien membutuhkan oksigen. Bantuan oksigen hanya diberikan kepada pasien yang memang memiliki kelainan pernapasan kronis, seperti asma atau orang dengan penyakit jantung.
Baca:
Kemenkes: Kasus Covid-19 Meningkat Tajam, Stok Oksigen Menipis
Masyarakat cukup memiliki oximeter atau alat pengukur kadar oksigen, bukan tabung oksigen. "Kalau sudah punya oximeter itu bagus. Dan jangan lupa konsultasi dengan dokter kapan harus ke rumah sakit, kapan harus menggunakan oksigen," imbuhnya.
Lia mengaku tetap was-was dengan kecepatan distribusi oksigen. Walaupun Kementerian Kesehatan dan sudah banyak distributor menjanjikan pasokan oksigen.
Sampai saat ini, 28 Provinsi di Indonesia menunjukan kenaikan kasus aktif yang signifikan. Sebanyk 10 provinsi memiliki rasio keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit sekitar 62-93 persen.
(Nuansa Islami) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)