Jakarta: Mantan Kader NII, Sukanto, mengungkap doktrin yang ditanamkan kepada para warga Negara Islam Indonesia (NII) melalui program Jihad Amwal dan Anfus yang ditekankan Panji Gumilang selama 15 tahun lamanya.
Sukanto yang akrab dipanggil Anto menyebutkan, warga NII ditanamkan doktrin bahwa mengabdi kepada negara adalah bentuk pengabdian kepada Allah, dan pemimpin negara dianggap sebagai tangan Tuhan, sehingga segala perintahnya harus ditaati sepenuhnya.
"Tugas dari negara, adalah tugas dari Allah, itu direpresentasikan oleh para ulil amri (pemimpin), tangan-tangan Tuhan" papar Anto, dikutip dari program Untold di Metro TV, Senin, 17 Juli 2023.
Ketaatan ini dijalankan dalam sebuah struktur program yang ditekankan Panji Gumilang selama 15 tahun, terhitung sejak 1995 hingga 2009.
Program Jihad Anwal dan Anfus
Program terakhir sebelum runtuhnya NII di nusantara adalah program Jihad Anwal dan Anfus. Pada program ini, seluruh warga NII diminta untuk bersungguh-sungguh mencari dana (anwal) untuk menunjang program yang dijalankan negara dan menyerahkan anfus (diri).
"Diri representasinya apa? Perekrutan, waktu kita dan sebagainya. Sedangkan uang, apa yang kita beri atau kita cari untuk kita beri."
Dijabarkan oleh Anto, tahapan pelaksanaan program Jihad Amwal dan Anfus sebagai berikut:
Perekrutan anggota baru dengan target 5.000 personil pertahun dari seluruh wilayah Indonesia
Penguasaan titik-titik strategis
Pembangunan lembaga pendidikan
Pembangunan rumah sakit
Diva, atau membentuk pasukan militer
Maliyah atau pengelolaan keuangan.
Program Jihad Amwal dan Anfus bergerak di 5 wilayah kekuasaan Panji Gumilang yang pada saat itu mencakup Jawa Barat Utara (Pantura), Jawa Barat Selatan (Jakarta Raya termasuk Tangerang Banten Bekasi) Jawa Tengah dan Jawa Timur.
(Hillary Sitohang)
Jakarta: Mantan Kader NII, Sukanto, mengungkap doktrin yang ditanamkan kepada para warga Negara Islam Indonesia (
NII) melalui program Jihad
Amwal dan
Anfus yang ditekankan
Panji Gumilang selama 15 tahun lamanya.
Sukanto yang akrab dipanggil Anto menyebutkan, warga NII ditanamkan doktrin bahwa mengabdi kepada negara adalah bentuk pengabdian kepada Allah, dan pemimpin negara dianggap sebagai tangan Tuhan, sehingga segala perintahnya harus ditaati sepenuhnya.
"Tugas dari negara, adalah tugas dari Allah, itu direpresentasikan oleh para ulil amri (pemimpin), tangan-tangan Tuhan" papar Anto, dikutip dari program Untold di Metro TV, Senin, 17 Juli 2023.
Ketaatan ini dijalankan dalam sebuah struktur program yang ditekankan Panji Gumilang selama 15 tahun, terhitung sejak 1995 hingga 2009.
Program Jihad Anwal dan Anfus
Program terakhir sebelum runtuhnya NII di nusantara adalah program
Jihad Anwal dan Anfus. Pada program ini, seluruh warga NII diminta untuk bersungguh-sungguh mencari dana (anwal) untuk menunjang program yang dijalankan negara dan menyerahkan anfus (diri).
"Diri representasinya apa? Perekrutan, waktu kita dan sebagainya. Sedangkan uang, apa yang kita beri atau kita cari untuk kita beri."
Dijabarkan oleh Anto, tahapan pelaksanaan program Jihad Amwal dan Anfus sebagai berikut:
- Perekrutan anggota baru dengan target 5.000 personil pertahun dari seluruh wilayah Indonesia
- Penguasaan titik-titik strategis
- Pembangunan lembaga pendidikan
- Pembangunan rumah sakit
- Diva, atau membentuk pasukan militer
- Maliyah atau pengelolaan keuangan.
Program Jihad Amwal dan Anfus bergerak di 5 wilayah kekuasaan Panji Gumilang yang pada saat itu mencakup Jawa Barat Utara (Pantura), Jawa Barat Selatan (Jakarta Raya termasuk Tangerang Banten Bekasi) Jawa Tengah dan Jawa Timur.
(Hillary Sitohang) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WAN)