Jakarta: Eks Kapolda Sumatra Barat Irjen Teddy Minahasa menyebut proses hukum terhadap dirinya penuh rekayasa. Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengkritisi pernyataan tersebut.
“Saya rasa pernyataan yang bersangkutan sudah masuk ranah tuduhan serius bagi institusi kepolisian. Terlebih sampai berani menyeret dua nama anggota hingga menyebut keterlibatan sosok ‘pimpinan’,"kata Sahroni melalui keterangan tertulis, Selasa, 2 Mei 2023.
Bendahara Umum (Bendum) DPP Partai NasDem itu meminta Teddy berhati-hati dalam berucap. Sebab, berpotensi membuka perkara baru seperti pencemaran nama baik.
“Baiknya ikuti saja proses hukumnya dahulu, bila ada sesuatu, sampaikan saat di persidangan nanti. Kalau diucapkan sekarang, kesannya jadi malah seperti ingin mengaburkan (kasus),” ungkap dia.
Selain itu, Sahroni menilai penanganan kasus Teddy sudah sangat baik. Polri dinilai tidak menutup-nutupi atau melindungi pihak yang terlibat sejak awal.
"Jangan sampai karena pernyataan yang bahkan sifatnya belum tentu benar tersebut, jadi gaduh lagi ini masyarakat. Jadi tolong beri masyarakat kejelasan akan pernyataan tersebut,” ujar dia.
Sebelumnya, Teddy menyampaikan pleidoi atau nota pembelaan atas tuntutan jaksa terkait kasus narkoba. Dalam pleidoinya, Teddy menyebut kasus yang menjeratnya saat ini penuh rekayasa.
"Ini adalah konspirasi dan rekayasa karena banyak kejanggalan yang dilakukan sejak proses penyidikan," ujar Teddy Minahasa di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Kamis, 13 April 2023.
Teddy menyebut banyak pihak yang sengaja ingin membunuh karakternya lewat kasus ini. Mulai dari penyelidik hingga terdakwa lainnya, Dody Prawiranegara dan Linda Pujiastuti.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Jakarta: Eks Kapolda Sumatra Barat
Irjen Teddy Minahasa menyebut proses hukum terhadap dirinya penuh rekayasa. Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengkritisi pernyataan tersebut.
“Saya rasa pernyataan yang bersangkutan sudah masuk ranah tuduhan serius bagi institusi kepolisian. Terlebih sampai berani menyeret dua nama anggota hingga menyebut keterlibatan sosok ‘pimpinan’,"kata Sahroni melalui keterangan tertulis, Selasa, 2 Mei 2023.
Bendahara Umum (Bendum) DPP
Partai NasDem itu meminta Teddy berhati-hati dalam berucap. Sebab, berpotensi membuka perkara baru seperti pencemaran nama baik.
“Baiknya ikuti saja proses hukumnya dahulu, bila ada sesuatu, sampaikan saat di persidangan nanti. Kalau diucapkan sekarang, kesannya jadi malah seperti ingin mengaburkan (kasus),” ungkap dia.
Selain itu, Sahroni menilai penanganan kasus Teddy sudah sangat baik.
Polri dinilai tidak menutup-nutupi atau melindungi pihak yang terlibat sejak awal.
"Jangan sampai karena pernyataan yang bahkan sifatnya belum tentu benar tersebut, jadi gaduh lagi ini masyarakat. Jadi tolong beri masyarakat kejelasan akan pernyataan tersebut,” ujar dia.
Sebelumnya, Teddy menyampaikan pleidoi atau nota pembelaan atas tuntutan jaksa terkait kasus narkoba. Dalam pleidoinya, Teddy menyebut kasus yang menjeratnya saat ini penuh rekayasa.
"Ini adalah konspirasi dan rekayasa karena banyak kejanggalan yang dilakukan sejak proses penyidikan," ujar Teddy Minahasa di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Kamis, 13 April 2023.
Teddy menyebut banyak pihak yang sengaja ingin membunuh karakternya lewat kasus ini. Mulai dari penyelidik hingga terdakwa lainnya, Dody Prawiranegara dan Linda Pujiastuti.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABK)