Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Merthens (tengah) disandera KKB Papua. Dok Istimewa
Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Merthens (tengah) disandera KKB Papua. Dok Istimewa

Pengamat Beberkan Kendala Pembebasan Pilot Susi Air

Siti Yona Hukmana • 11 Agustus 2024 12:10
Jakarta: Pengamat militer Khairul Fahmi menilai ada beberapa kendala pembebasan pilot Susi Air Kapten Phillip Mark Mehrthens. Salah satunya, kondisi geografiis.
 
Menurut Khairul, pengumpulan data dan informasi intelijen yang akurat tentang lokasi dan kondisi sandera sangat sulit. Apalagi KKB pelaku penyanderaan sering berpindah-pindah tempat.
 
"Dalam keterbatasan informasi intelijen, tergesa-gesa menggelar operasi untuk membebaskan sandera bisa sangat berisiko, baik bagi sandera itu sendiri maupun bagi personel yang terlibat. Prioritas pemerintah tentunya adalah bagaimana menghindari eskalasi kekerasan yang bisa membahayakan nyawa sandera," kata Khairul Fahmi kepada Medcom.id, Minggu, 11 Agustus 2024.

Kendala lain yaitu rumitnya negosiasi dengan kelompok separatis itu. Sebab, mereka memiliki tuntutan politik yang tidak bisa dikabulkan pemerintah.
 
"Rumitnya negosiasi dengan KKB, terutama karena mereka memiliki tuntutan politik yang nyaris tidak berpeluang dipenuhi oleh pemerintah," ungkap dia.
 
Baca juga: Pemerintah Didesak Segera Seret Pembunuh Pilot Selandia Baru ke Pengadilan

Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) ini mengatakan upaya pembebasan sandera seperti ini selalu memerlukan keseimbangan antara negosiasi yang hati-hati dan tindakan militer yang terukur. Tujuan utamanya, kata dia, untuk memastikan keselamatan sandera dan mengurangi risiko terhadap pihak-pihak lain yang terlibat.
 
"Sebenarnya pemerintah telah menggunakan pendekatan yang beragam, termasuk dialog, tekanan militer, dan upaya diplomatik dengan Selandia Baru untuk mencari solusi terbaik yang memastikan keselamatan sandera," sebut dia.
 
Pilot Susi Air itu disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya pada 7 Februari 2023. Philip disandera kelompok separatis itu saat mendarat di Bandar Udara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
 
Philip ditawan, sedangkan pesawatnya dibakar. Motif penyanderaan orang asing ini untuk Papua Merdeka.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABK)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan