Hadir dalam pertemuan ini Direktur Utama Metro TV, Arief Suditomo, CEO Media Group, Mohammad Mirdal Akib, Pemimpin Redaksi Metro TV, Budiyanto, Pemimpin Redaksi Metrotvnews.com, Syaiful Anwar, Pemimpin Redaksi Medcom.id, Achmad Firdaus, Penasihat RSIA Indonesia di Gaza, Faried Thalib, Presidium Aqsa Working Group, dan Affifah Tata Tanjung, Sekretaris Maemuna Center.
Presidium AWG, Rifa Berliana Arifin, menjelaskan bahwa ide pembangunan rumah sakit ini lahir setelah melihat minimnya fasilitas kesehatan yang tersedia di Gaza. Sedangkan banyak waraga sipil, khususnya perempuan dan anak-anak, menjadi korban konflik.
“Setelah kita lihat dan kita analisa, banyak dari mereka (korban) itu anak-anak dan ibu-ibu yang ketersediaan sarana perasaan kesehatan itu sangat terbatas karena itu juga jadi target penghancuran Israel,” ujar Rifa Berliana Arifin, di Gedung Metro TV, Jakarta, Rabu, 20 Agustus 2025.
Baca juga: Kumpulan Kesaksian Sandera Ketika Ditahan Hamas, dari Pelecehan Seksual, Penyiksaan, Hingga Kelaparan |
Melihat kenyataan tersebut, AWG kemudian melakukan komunikasi dengan Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza. Dari pembicaraan itu, lahirlah kesepakatan pembangunan rumah sakit yang dikhususkan untuk ibu dan anak.
“Akhirnya itu disetujui dan kita diberikan tanah seluas 6000 hektar di Gaza Utara untuk pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak ini,” ungkap Rifa.
CEO Media Group, Mohammad Mirdal Akib, menyatakan dukungannya terhadap pembangunan RSIA di Gaza. Menurutnya, langkah nyata jauh lebih penting ketimbang hanya sekadar wacana.
“Kita mau fokus untuk action-nya, apa yang kita bisa lakukan,” ujar Mohammad Mirdal Akib.
Ia menambahkan, Media Group siap mendukung inisiatif kemanusiaan ini dengan berbagai langkah nyata, termasuk mendorong partisipasi publik agar pembangunan dapat segera terealisasi.
Baca juga: Salut! Universitas Brawijaya Jadi Kampus Pertama Kirim 2 Dokter Relawan ke Gaza |
Pembangunan Dimulai setelah Situasi Kondusif
Lebih lanjut Rifa menuturkan, target awalnya rumah sakit ini dapat mulai dibangun dalam setahun setelah konflik, dengan harapan segera memberikan manfaat pascaperang. Namun kondisi keamanan di Gaza Utara yang berbatasan langsung dengan Israel membuat groundbreaking baru bisa dilakukan setelah situasi dinilai kondusif.Rumah sakit ini akan dilengkapi fasilitas penanganan medis untuk ibu dan anak, mulai dari perawatan luka akibat perang, pemulihan patah tulang, penanganan gizi, hingga pemulihan trauma psikologis.
“Anak-anak dan ibu adalah korban paling rentan. Mereka seharusnya bukan sasaran perang, tetapi kenyataannya justru menjadi yang paling banyak jatuh korban. Maka RS Ibu dan Anak ini hadir sebagai solusi jangka panjang,” jelasnya.
Masyarakat Diharapkan Ikut Bergotong Royong
Pembangunan rumah sakit ini diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp400 miliar. Dana tersebut sepenuhnya akan dihimpun dari kontribusi masyarakat Indonesia. AWG berkomitmen untuk menjaga transparansi, mulai dari proses penggalangan dana, penggunaan anggaran, hingga perkembangan konstruksi rumah sakit.“Kami akan terbuka kepada publik. Dari tahap groundbreaking hingga rumah sakit selesai, semuanya akan diinformasikan secara berkala,” tegasnya.
Lebih jauh, AWG berharap seluruh elemen bangsa dapat bergotong royong dalam proyek kemanusiaan ini.
“Jika kita bersama-sama, pembangunan ini tidak akan memakan waktu lama. Bismillah, kami mengajak bangsa Indonesia untuk ambil bagian, karena ini bukan sekadar proyek, melainkan gerakan bersama untuk kemanusiaan,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id