“Sampai saat ini kejadian gagal ginjal akut tidak ada kaitannya dengan vaksin covid-19 maupun infeksi covid-19,” kata juru bicara Kemenkes M Syahril dalam keterangan tertulis, Rabu, 19 Oktober 2022.
Syahril mengatakan pihaknya terus melakukan pemeriksaan laboratorium guna mendalami musababnya. Kemudian, menggandeng sejumlah pemangku kepentingan.
“Seperti ahli epidemiologi, BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), dan Puslabfor (Pusat Laboratorium Forensik),” papar dia.
Syahril menyebut penyelidikan epidemiologi dilakukan dengan mengawasi dan memeriksa infeksi-infeksi penyebab gagal ginjal akut pada anak. Pemeriksaan mencakup usap tenggorokan, usap anus, pemeriksaan darah, dan kemungkinan keracuan makanan.
“Tim juga akan menanyakan berbagai jenis obat-obatan yang dikonsumsi maupun penyakit yang pernah diderita 10 hari sebelum masuk rumah sakit atau sakit,” ujar dia.
Baca: Jumlah Pasien Gagal Ginjal di Jakarta Jadi 49 Orang |
Sambil menunggu hasil investigasi, kata Syahril, Kemenkes telah meminta fasilitas pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan. Caranya dengan aktif melaporkan setiap kasus yang mengarah pada gagal ginjal akut pada anak.
“Kemenkes juga mengimbau masyarakat menggunakan obat dengan baik dan benar sesuai dengan resep dokter maupun informasi yang tertera di kemasan obat,” ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id