medcom.id, Tangerang: Anggi, 18, menjadi salah seorang korban selamat dalam insiden ledakan pabrik petasan di Desa Belimbing, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang. 48 orang tewas dalam ledakan maut itu.
Anggi menceritakan, peristiwa mencekam itu terjadi pada pukul 09.00 WIB. Saat itu, pekerja pabrik tengah bersiap untuk bekerja. Ada yang akan mengepak petasan. Dan, meracik petasan.
Ia pun yang sehari-hari bertugas meracik petasan, tengah akan menjalankan pekerjaan rutinnya. Tanpa menyana, api tiba-tiba mengamuk di tempatnya bekerja.
"Saat itu saya sedang duduk sambil mengayak, tiba-tiba saja api membesar," kata Anggi yang mengalami luka bakar 30 persen dengan cakupan luka cukup luas itu di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang, Rabu 1 November 2017.
Baca: Polisi Masih Cari 1 Tersangka Ledakan Pabrik Petasan
Melihat kobaran api tersebut, Anggi terbirit-birit. Ia tak berpikiran masih banyak pekerja yang terjebak di dalam pabrik. Terpenting, dirinya selamat dari api yang semakin melumat pabrik.
"Saat itu pokoknya saya harus keluar, engga mikir gimana-gimana. Walau api waktu itu besar banget," ujar dia.
Ia menerobos kobaran api melalui pintu utama pabrik untuk selamat dari maut. Akibatnya, wajah bagian kanan, kedua lengan, badan dan kakinya melepuh.
Pelajaran Berharga
Anggi menganggap peristiwa kebakaran sebagai pelajaran dan pengalaman berharga dalam memilih pekerjaan ke depannya.
Sambil terbaring lemas, Anggi mengaku baru tiga bulan lebih bekerja di pabrik, yang sebelumnya dijadikan gudang petasan itu. Dia mengadu nasib dari Tegal bersama tiga kakaknya, Deni, Muhamad dan Taneri.
Penghasilan yang diterima pun hanya Rp58 ribu per hari. "Kalau yang borongan Rp40 ribu."
medcom.id, Tangerang: Anggi, 18, menjadi salah seorang korban selamat dalam insiden ledakan pabrik petasan di Desa Belimbing, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang. 48 orang tewas dalam ledakan maut itu.
Anggi menceritakan, peristiwa mencekam itu terjadi pada pukul 09.00 WIB. Saat itu, pekerja pabrik tengah bersiap untuk bekerja. Ada yang akan mengepak petasan. Dan, meracik petasan.
Ia pun yang sehari-hari bertugas meracik petasan, tengah akan menjalankan pekerjaan rutinnya. Tanpa menyana, api tiba-tiba mengamuk di tempatnya bekerja.
"Saat itu saya sedang duduk sambil mengayak, tiba-tiba saja api membesar," kata Anggi yang mengalami luka bakar 30 persen dengan cakupan luka cukup luas itu di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang, Rabu 1 November 2017.
Baca: Polisi Masih Cari 1 Tersangka Ledakan Pabrik Petasan
Melihat kobaran api tersebut, Anggi terbirit-birit. Ia tak berpikiran masih banyak pekerja yang terjebak di dalam pabrik. Terpenting, dirinya selamat dari api yang semakin melumat pabrik.
"Saat itu pokoknya saya harus keluar, engga mikir gimana-gimana. Walau api waktu itu besar banget," ujar dia.
Ia menerobos kobaran api melalui pintu utama pabrik untuk selamat dari maut. Akibatnya, wajah bagian kanan, kedua lengan, badan dan kakinya melepuh.
Pelajaran Berharga
Anggi menganggap peristiwa kebakaran sebagai pelajaran dan pengalaman berharga dalam memilih pekerjaan ke depannya.
Sambil terbaring lemas, Anggi mengaku baru tiga bulan lebih bekerja di pabrik, yang sebelumnya dijadikan gudang petasan itu. Dia mengadu nasib dari Tegal bersama tiga kakaknya, Deni, Muhamad dan Taneri.
Penghasilan yang diterima pun hanya Rp58 ribu per hari. "Kalau yang borongan Rp40 ribu."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)