Jakarta: Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong menyebut kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia berhasil diredam berkat kerja sama dan kolaborasi berbagai pemangku kepentingan. Tidak ada lembaga yang bisa mengatasi karhutla sendirian.
"Dalam mengatasi permasalahan kebakaran hutan lahan, tidak ada lembaga negara yang bisa sendiri tanpa dukungan dan koordinasi dengan lembaga dan pemangku kepentingan lain, termasuk komunitas dan sektor swasta," kata Alue di Indonesia Pavilion di sela-sela COP-26 UNFCCC di Glasgow, Skotlandia, Kamis, 4 November 2021.
Alue mengatakan Kementerian LHK sudah memiliki pengalaman selama beberapa tahun dalam mencegah dan menangani karhutla di Indonesia. Pengalaman itu didapat dari kerja sama dengan pemangku kepentingan lain dan memobilisasi komunitas, masyarakat, akademisi, dan sektor swasta.
Menurut dia, untuk mengatasi karhutla perlu dilakukan peningkatan kontribusi pemerintah daerah, masyarakat lokal, sektor swasta, lembaga swadaya masyarakat, dan mitra internasional. Alue secara khusus menyoroti kontribusi mitra internasional, yaitu peneliti sekaligus Direktur Global Fire Monitoring Center (GFMC) Johann Goldammer asal Jerman yang juga hadir dalam diskusi itu.
Baca: Empat Titik Panas Terpantau Muncul di Sumut
Johann telah menerima Bintang Jasa Utama dari Presiden Joko Widodo pada Agustus 2021. Penghargaan itu berkat kontribusinya dalam isu kebakaran hutan lewat berbagai studi yang dilakukan sejak 1970-an.
Dalam kesempatan tersebut, Indonesia juga memaparkan capaian pengurangan luas karhutla dalam beberapa tahun terakhir. Staf Ahli Menteri LHK Raffles B Panjaitan menyebut kebakaran besar terjadi pada 2015 yang membakar 2.611.411 hektare (ha) serta pada 2019 dengan luas kebakaran 1.649.258 ha.
Kementerian LHK berhasil menurunkan luas kebakaran menjadi 296.942 ha pada 2020 dan 229.978 ha sampai dengan September 2021. "Setelah 2019, pada 2020 dan 2021 jumlah pengurangan lahan yang terbakar sangat tinggi," ujar Raffles.
Jakarta: Wakil Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong menyebut kebakaran hutan dan lahan
(karhutla) di Indonesia berhasil diredam berkat kerja sama dan kolaborasi berbagai pemangku kepentingan. Tidak ada lembaga yang bisa mengatasi
karhutla sendirian.
"Dalam mengatasi permasalahan kebakaran hutan lahan, tidak ada lembaga negara yang bisa sendiri tanpa dukungan dan koordinasi dengan lembaga dan pemangku kepentingan lain, termasuk komunitas dan sektor swasta," kata Alue di Indonesia Pavilion di sela-sela COP-26 UNFCCC di Glasgow, Skotlandia, Kamis, 4 November 2021.
Alue mengatakan Kementerian LHK sudah memiliki pengalaman selama beberapa tahun dalam mencegah dan menangani karhutla di Indonesia. Pengalaman itu didapat dari kerja sama dengan pemangku kepentingan lain dan memobilisasi komunitas, masyarakat, akademisi, dan sektor swasta.
Menurut dia, untuk mengatasi karhutla perlu dilakukan peningkatan kontribusi pemerintah daerah, masyarakat lokal, sektor swasta, lembaga swadaya masyarakat, dan mitra internasional. Alue secara khusus menyoroti kontribusi mitra internasional, yaitu peneliti sekaligus Direktur Global Fire Monitoring Center (GFMC) Johann Goldammer asal Jerman yang juga hadir dalam diskusi itu.
Baca:
Empat Titik Panas Terpantau Muncul di Sumut
Johann telah menerima Bintang Jasa Utama dari Presiden Joko Widodo pada Agustus 2021. Penghargaan itu berkat kontribusinya dalam isu kebakaran hutan lewat berbagai studi yang dilakukan sejak 1970-an.
Dalam kesempatan tersebut, Indonesia juga memaparkan capaian pengurangan luas karhutla dalam beberapa tahun terakhir. Staf Ahli Menteri LHK Raffles B Panjaitan menyebut kebakaran besar terjadi pada 2015 yang membakar 2.611.411 hektare (ha) serta pada 2019 dengan luas kebakaran 1.649.258 ha.
Kementerian LHK berhasil menurunkan luas kebakaran menjadi 296.942 ha pada 2020 dan 229.978 ha sampai dengan September 2021. "Setelah 2019, pada 2020 dan 2021 jumlah pengurangan lahan yang terbakar sangat tinggi," ujar Raffles.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(JMS)