medcom.id, Jakarta: Sebanyak 71 WNI yang diduga hendak bergabung dengan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dideportasi oleh Pemerintah Turki. Pemerintah Singapura juga mendeportasi 3 WNI dengan alasan yang sama. Sementara Pemerintah Jepang mendeportasi 1 WNI karena overstayed.
Ke-75 WNI terduga ISIS tersebut kini tengah dikarantina di Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani Bambu Apus, Cipayung, Jakarta timur. Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa didampingi Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius beserta berkesempatan mengunjungi PSMP Handayani.
(Baca: Mensos Kofifah dan Kepala BNPT Kunjungi 75 WNI Terduga ISIS di PSMP Handayani)
Khofifah menyatakan, dari hasil assesmen, para terduga teroris tersebut memiliki latar belakang pendidikan tinggi. Bahkan diantara mereka, terdapat lulusan S2 bidang keuangan dari perguruan tinggi Australia.
"Latar belakang pendidikan mereka well educated. Dan untuk anak-anak nya pun banyak yang dulunya berprestasi," papar Khofifah saat ditemui di PSMP Handayani, Jakarta Senin 6 Februari 2017.
Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius menambahkan, bergabungnya orang berlatar belakang pendidikan tinggi ke dalam kelompok radikal disebabkan oleh minimnya pemahaman akan nilai-nilai Pancasila.
"Karenanya, kita mencoba mereduksi itu semua. Kita karantina di sini sebentar, kita datangkan ahli psikologi, ahli agama, semua kebutuhan dan fasilitas kita siapkan," ucapnya.
"Ini masalah ideologi. Artinya ini tidak serta merta, masalahnya sudah lama. Ini kan tidak sebentar ideologi orang berubah. Tidak setahun dua tahun, harus kita luruskan," tambah Suhardi Alius.
medcom.id, Jakarta: Sebanyak 71 WNI yang diduga hendak bergabung dengan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dideportasi oleh Pemerintah Turki. Pemerintah Singapura juga mendeportasi 3 WNI dengan alasan yang sama. Sementara Pemerintah Jepang mendeportasi 1 WNI karena
overstayed.
Ke-75 WNI terduga ISIS tersebut kini tengah dikarantina di Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani Bambu Apus, Cipayung, Jakarta timur. Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa didampingi Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius beserta berkesempatan mengunjungi PSMP Handayani.
(Baca:
Mensos Kofifah dan Kepala BNPT Kunjungi 75 WNI Terduga ISIS di PSMP Handayani)
Khofifah menyatakan, dari hasil assesmen, para terduga teroris tersebut memiliki latar belakang pendidikan tinggi. Bahkan diantara mereka, terdapat lulusan S2 bidang keuangan dari perguruan tinggi Australia.
"Latar belakang pendidikan mereka
well educated. Dan untuk anak-anak nya pun banyak yang dulunya berprestasi," papar Khofifah saat ditemui di PSMP Handayani, Jakarta Senin 6 Februari 2017.
Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius menambahkan, bergabungnya orang berlatar belakang pendidikan tinggi ke dalam kelompok radikal disebabkan oleh minimnya pemahaman akan nilai-nilai Pancasila.
"Karenanya, kita mencoba mereduksi itu semua. Kita karantina di sini sebentar, kita datangkan ahli psikologi, ahli agama, semua kebutuhan dan fasilitas kita siapkan," ucapnya.
"Ini masalah ideologi. Artinya ini tidak serta merta, masalahnya sudah lama. Ini kan tidak sebentar ideologi orang berubah. Tidak setahun dua tahun, harus kita luruskan," tambah Suhardi Alius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)