Jakarta: Program bantuan sosial (bansos) jelang Pemilu 2024 ternyata memiliki dampak negatif. Salah satunya, melonjaknya harga beras.
"Penyebab utama yang mendorong harga beras adalah kebijakan penggunaan cadangan beras pemerintah (CBP) untuk bansos menjelang Pemilu 2024," kata Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat melalui dalam keterangan tertulis, Kamis, 29 Februari 2024.
Dia menyampaikan Bulog memiliki 1,4 juta ton cadangan beras pada Januari 2024. Sayangnya, angka itu terkikis cepat akibat penyaluran bansos yang membutuhkan sekitar 660 ribu kilogram beras di setiap tahapnya.
"Dengan kebutuhan yang besar dan stok yang berkurang, harga beras di pasaran terancam melonjak," jelas dia.
Selain itu, kebijakan impor beras sebagai solusi jangka pendek rupanya menghadapi tantangan berat. Sebab, negara pengekspor beras seperti Vietnam dan Thailand telah mengumumkan tidak menjual berasnya ke luar negeri.
"Stok beras yang seharusnya aman dan mencukupi, kini berisiko menipis drastis," ujar Achmad.
Jakarta: Program bantuan sosial (
bansos) jelang
Pemilu 2024 ternyata memiliki dampak negatif. Salah satunya, melonjaknya
harga beras.
"Penyebab utama yang mendorong harga beras adalah kebijakan penggunaan cadangan beras pemerintah (CBP) untuk bansos menjelang Pemilu 2024," kata Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat melalui dalam keterangan tertulis, Kamis, 29 Februari 2024.
Dia menyampaikan
Bulog memiliki 1,4 juta ton cadangan beras pada Januari 2024. Sayangnya, angka itu terkikis cepat akibat penyaluran bansos yang membutuhkan sekitar 660 ribu kilogram beras di setiap tahapnya.
"Dengan kebutuhan yang besar dan stok yang berkurang, harga beras di pasaran terancam melonjak," jelas dia.
Selain itu, kebijakan
impor beras sebagai solusi jangka pendek rupanya menghadapi tantangan berat. Sebab, negara pengekspor beras seperti Vietnam dan Thailand telah mengumumkan tidak menjual berasnya ke luar negeri.
"Stok beras yang seharusnya aman dan mencukupi, kini berisiko menipis drastis," ujar Achmad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABK)