Jakarta: Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri telah menangkap terduga teroris Abu Rusydan di Bekasi, Jawa Barat. Abu Rusydan dinilai sebagai tokoh penting di kelompoknya.
Salah satu pejabat Densus 88 Kombes Pol Aswin Siregar mengatakan, Abu Rusydan diduga merupakan pentolan jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI). Abu Rusydan alias Thoriquddin juga merupakan salah satu perumus Pedoman Umum Pergerakan Jamaah Islamiyah (PUPJI) pada tahun 1998 yang kemudian menjadi ruh utama dari metodologi amaliyah JI.
Dari PUPJI inilah Parawijayanto selaku amir baru JI sejak 2008, melakukan pengembangan metodologi pergerakannya dengan strategi penguasaan wilayah (Tamkin) Total Amniyah System Total of Solution (TASTOS) dengan orientasi melakukan Jihad global.
"Abu Rusydan terungkap menjadi simpul penting dalam perjalanan JI dari masa ke masa," kata Aswin dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 16 September 2021.
Meski pernah ditangkap pada 2003, namun vonis 3,5 tahun penjara tak pernah menjerakannya. Sepak terjang Abu Rusydan terus berlanjut hingga kembali tertangkap Jumat 10 September 2021 pekan lalu.
Baca: Densus 88 Siaga Ancaman Teror di Indonesia dan Luar Negeri
Penangkapan ini dilakukan setelah Densus 88 menemukan titik terang dari hasil penangkapan beberapa anggota JI sebelumnya yang menyatakan bahwa Abu Rusydan merupakan salah satu titik sentral dari pergerakan JI selama ini.
Bahkan terbukti Abu Rusydan seringkali tampil dalam berbagai acara Syam Organizer, salah satu lembaga penampung dan penyalur dana bagi JI, dimana beberapa pengurus dan donaturnya telah berhasil diurai dan ditangkap oleh Densus 88 beberapa bulan lalu.
Catatan panjang keterlibatan Abu Rusydan dalam JI menunjukkan kelicikannya bahwa dia dengan sengaja tidak menjadi bagian dari struktur organisasi JI untuk menghindar
dari endusan aparat.
Baca: Abu Rusdyan Bentuk Wadah untuk Teroris Senior
Padahal berdasarkan hasil investigasi ditemukan bahwa Abu Rusydan merupakan penganjur metode militer (Tanzim Askari) untuk terus dilanjutkan oleh JI dan menjaga hubungan dengan para pejuang di Afghanistan. Dalam temuan lain dia adalah penganjur yang kuat agar JI selalu mendukung perjuangan bangsa Moro dan Suriah, demi mewujudkan Nubuwah akhir zaman di Syam. Tidak hanya sampai di situ, Abu Rusydan adalah perumus Multazim bin Multazim (anak dari bapak) dalam pusat latihan teror JI yang dikenal dengan nama “Sasana”.
Aswin menegaskan Abu Rusydan merupakan konseptor utama dalam merancang masa persiapan aksi-aksi teror (I’dad), rekrutmen anggota baru, kebijakan-kebijakan JI pada masa darurat, hingga sanksi bagi anggota JI yang indispliner.
“Setelah ditangkap Abu Rusydan saat ini terus diperiksa secara intensif untuk lebih memperdalam berbagai pemikiran dan strategi yang dipersiapkan bagi Jamaah Islamiyah ke depan," kata Kombes Aswin.
Abu Rusydan juga eksis dalam berbagai kanal media sosial. Tausiyahnya beredar dalam bentuk video yang sebagian besar membahas pentingnya Jihad dalam rangka mewujudkan kedaulatan negara Islam, mengglorifikasi para “Jihadis” di Afghanistan dan Suriah, pengharaman demokrasi, serta mengafirkan mereka yang tidak sepaham.
“Sebagian teroris yang ditangkap seringkali dikenal sebagai penceramah agama dalam lingkungannya, namun pada dasarnya mereka adalah jaringan teroris, kita jangan sampai
terkecoh," tambah Aswin.
“Densus 88 selalu mencermati secara detil perilaku para terduga teroris sebelum ditangkap, dan kami menangkap mereka setelah didukung oleh bukti-bukti yang cukup," tegas Aswin.
Jakarta: Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri telah menangkap terduga
teroris Abu Rusydan di Bekasi, Jawa Barat. Abu Rusydan dinilai sebagai tokoh penting di kelompoknya.
Salah satu pejabat Densus 88 Kombes Pol Aswin Siregar mengatakan, Abu Rusydan diduga merupakan pentolan jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI). Abu Rusydan alias Thoriquddin juga merupakan salah satu perumus Pedoman Umum Pergerakan Jamaah Islamiyah (PUPJI) pada tahun 1998 yang kemudian menjadi ruh utama dari metodologi amaliyah JI.
Dari PUPJI inilah Parawijayanto selaku amir baru JI sejak 2008, melakukan pengembangan metodologi pergerakannya dengan strategi penguasaan wilayah (Tamkin) Total Amniyah System Total of Solution (TASTOS) dengan orientasi melakukan Jihad global.
"Abu Rusydan terungkap menjadi simpul penting dalam perjalanan JI dari masa ke masa," kata Aswin dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 16 September 2021.
Meski pernah ditangkap pada 2003, namun vonis 3,5 tahun penjara tak pernah menjerakannya. Sepak terjang Abu Rusydan terus berlanjut hingga kembali tertangkap Jumat 10 September 2021 pekan lalu.
Baca:
Densus 88 Siaga Ancaman Teror di Indonesia dan Luar Negeri
Penangkapan ini dilakukan setelah Densus 88 menemukan titik terang dari hasil penangkapan beberapa anggota JI sebelumnya yang menyatakan bahwa Abu Rusydan merupakan salah satu titik sentral dari pergerakan JI selama ini.
Bahkan terbukti Abu Rusydan seringkali tampil dalam berbagai acara Syam Organizer, salah satu lembaga penampung dan penyalur dana bagi JI, dimana beberapa pengurus dan donaturnya telah berhasil diurai dan ditangkap oleh Densus 88 beberapa bulan lalu.
Catatan panjang keterlibatan Abu Rusydan dalam JI menunjukkan kelicikannya bahwa dia dengan sengaja tidak menjadi bagian dari struktur organisasi JI untuk menghindar
dari endusan aparat.
Baca:
Abu Rusdyan Bentuk Wadah untuk Teroris Senior
Padahal berdasarkan hasil investigasi ditemukan bahwa Abu Rusydan merupakan penganjur metode militer (Tanzim Askari) untuk terus dilanjutkan oleh JI dan menjaga hubungan dengan para pejuang di Afghanistan. Dalam temuan lain dia adalah penganjur yang kuat agar JI selalu mendukung perjuangan bangsa Moro dan Suriah, demi mewujudkan Nubuwah akhir zaman di Syam. Tidak hanya sampai di situ, Abu Rusydan adalah perumus Multazim bin Multazim (anak dari bapak) dalam pusat latihan teror JI yang dikenal dengan nama “Sasana”.
Aswin menegaskan Abu Rusydan merupakan konseptor utama dalam merancang masa persiapan aksi-aksi teror (I’dad), rekrutmen anggota baru, kebijakan-kebijakan JI pada masa darurat, hingga sanksi bagi anggota JI yang indispliner.
“Setelah ditangkap Abu Rusydan saat ini terus diperiksa secara intensif untuk lebih memperdalam berbagai pemikiran dan strategi yang dipersiapkan bagi Jamaah Islamiyah ke depan," kata Kombes Aswin.
Abu Rusydan juga eksis dalam berbagai kanal media sosial. Tausiyahnya beredar dalam bentuk video yang sebagian besar membahas pentingnya Jihad dalam rangka mewujudkan kedaulatan negara Islam, mengglorifikasi para “Jihadis” di Afghanistan dan Suriah, pengharaman demokrasi, serta mengafirkan mereka yang tidak sepaham.
“Sebagian teroris yang ditangkap seringkali dikenal sebagai penceramah agama dalam lingkungannya, namun pada dasarnya mereka adalah jaringan teroris, kita jangan sampai
terkecoh," tambah Aswin.
“Densus 88 selalu mencermati secara detil perilaku para terduga teroris sebelum ditangkap, dan kami menangkap mereka setelah didukung oleh bukti-bukti yang cukup," tegas Aswin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ALB)