Warga bermasker beraktivitas di Jakarta. Foto: MI/Ramdani.
Warga bermasker beraktivitas di Jakarta. Foto: MI/Ramdani.

2 Faktor Penyebab Antibodi Covid-19 Masyarakat Indonesia Meningkat

Anggi Tondi Martaon • 11 Agustus 2022 15:52
Jakarta: Antibodi covid-19 masyarakat Indonesia meningkat empat kali lipat dari Desember 2021 hingga Juli 2022. Ada sejumlah faktor yang membuat imunitas masyarakat Indonesia meningkat dalam melawan covid-19.
 
"Peningkatan kadar antibodi ini dipengaruhi dua faktor," kata peneliti survei serologi covid-19 dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Muhammad N Farid melalui konferensi pers yang dilakukan secara virtual, Kamis, 11 Agustus 2022.
 
Kedua faktor yang dimaksud yaitu infeksi dan vaksinasi covid-19. Hal itu membantu tubuh masyarakat membentuk imun melawan virus korona.

"Kalau kita lihat vaksinasi meningkat atau infeksi meningkat tentunya ada kemungkinan penduduk yang punya antibodi meningkat atau kadar antibodi yang telah dimiliki meningkat," ujar dia.
 
Farid lalu membandingkan vaksinasi covid-19 saat survei serologi pertama dilakukan pada Desember 2021 dengan Juli 2022. Pada survei pertama, jumlah masyarakat yang belum divaksinasi sebesar 30,1 persen. Jumlah tersebut menurun menjadi 18,1 persen saat survei serologi dilakukan pada Juli 2022.
 

Baca: Survei Serologi: Antibodi Covid-19 Masyarakat Indonesia Meningkat 4 Kali Lipat


Sedangkan, jumlah penerima dosis pertama vaksinasi covid-19 pada Desember 2021 sebesar 19,3 persen. Kemudian menurun menjadi 11,6 persen karena sudah mengikuti program dosis kedua vaksinasi covid-19.
 
Jumlah penerima dosis kedua vaksinasi covid-19 pada Desember 2021 sebesar 50,1 persen. Saat survei serologi kembali dilakukan, jumlah penerima dosis kedua vaksinasi kedua menurun menjadi 47,7 persen karena ada yang mengikuti dosis ketiga vaksin covid-19 atau booster.
 
Sedangkan, jumlah penerima vaksin booster pada Desember 2021 cukup kecil, hanya 0,5 persen. Namun, jumlah tersebut meningkat drastis menjadi 22,6 persen saat survei dilakukan pada Juli 2022.
 
Dia menyampaikan alasan kenapa jumlah vaksinasi booster sangat rendah pada Desember 2021. Sebab, dosis ketiga vaksin covid-19 itu hanya dikhususkan untuk tenaga kesehatan dan kelompok lanjut usia (lansia).
 
"Kalau kita bandingkan booster Desember 2021 peningkatan cukup tinggi dari 22,6 persen. Ini akan men-trigger cakupan atau kadar antibodi itu sendiri," ujar dia.
 
Survei serologi yang dilakukan Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Tim Pandemi Covid-19 FKM UI. Survei ini merupakan jajak pendapat ketiga yang dilakukan semenjak Desember 2021.
 
Survei dilakukan di 100 kabupaten/kota di 34 provinsi. Jumlah responden survei kali ini sama dengan jajak pendapat yang dilakukan pada Desember 2021, yaitu 20.501 orang. Sebanyak 84,5 persen responden merupakan orang yang sama dengan survei pada Desember 2021.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan