Jakarta: Kontingen Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang tergabung dalam Pasukan Interim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Lebanon atau United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) belum diperintahkan membantu proses evakuasi pasca-ledakan di Kota Beirut, Lebanon. Bantuan masih bersifat sangat terbatas.
"Peralatan kita tidak ada untuk kondisi seperti itu," ujar Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI Mayor Jenderal (Mayjen) Victor Simatupang kepada Medcom.id, Rabu, 5 Agustus 2020.
Victor mengungkapkan, berdasarkan laporan personel di lapangan, bau amonium nitrat sangat menyengat. Ledakan diduga berasal dari gudang yang menyimpan 2.750 ton amonium nitrat di pelabuhan di Kota Beirut.
(Baca: Ledakan di Lebanon Berasal dari 2.700 Ton Amonium Nitrat)
"Nanti bisa-bisa pasukan medis kita yang kena (efek) baunya amonium, bisa tersengat kan," ungkap dia.
Ledakan dahsyat terjadi di Kota Beirut, Lebanon, pada Selasa, 4 Agustus 2020. Sebanyak 100 orang meninggal serta 4.000 orang lainnya mengalami luka-luka.
Satu orang warga negara Indonesia (WNI) dilaporkan mengalami luka-luka. Namun, dia sudah kembali ke apartemen tempat tinggal setelah menjalani perawatan.
Jakarta: Kontingen Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang tergabung dalam Pasukan Interim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Lebanon atau United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) belum diperintahkan membantu proses evakuasi pasca-ledakan di Kota Beirut, Lebanon. Bantuan masih bersifat sangat terbatas.
"Peralatan kita tidak ada untuk kondisi seperti itu," ujar Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI Mayor Jenderal (Mayjen) Victor Simatupang kepada
Medcom.id, Rabu, 5 Agustus 2020.
Victor mengungkapkan, berdasarkan laporan personel di lapangan, bau amonium nitrat sangat menyengat. Ledakan diduga berasal dari gudang yang menyimpan 2.750 ton amonium nitrat di pelabuhan di Kota Beirut.
(Baca:
Ledakan di Lebanon Berasal dari 2.700 Ton Amonium Nitrat)
"Nanti bisa-bisa pasukan medis kita yang kena (efek) baunya amonium, bisa tersengat kan," ungkap dia.
Ledakan dahsyat terjadi di Kota Beirut, Lebanon, pada Selasa, 4 Agustus 2020. Sebanyak 100 orang meninggal serta 4.000 orang lainnya mengalami luka-luka.
Satu orang warga negara Indonesia (WNI) dilaporkan mengalami luka-luka. Namun, dia sudah kembali ke apartemen tempat tinggal setelah menjalani perawatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)