Ilustrasi Medcom.id
Ilustrasi Medcom.id

Guru SD Terduga Teroris Dinilai Alarm Bahaya Dunia Pendidikan

Whisnu Mardiansyah • 18 Oktober 2022 20:09
Jakarta: Tertangkapnya terduga teroris seorang ASN guru sekolah dasar di Kabupaten Sampang menjadi tanda bahaya jika radikalisme sudah masuk ke jenjang pendidikan sekolah dasar. Penyusupan ideologi radikal dikhawatirkan mulai sejak dini. 
 
"Tentu ini sangat mengkhawatirkan, karena guru adalah orang yang dipercaya oleh murid-muridnya, sehingga murid mudah dicekoki dengan ajaran-ajaran radikalisme," kata Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi di Jakarta, Selasa, 18 Oktober 2022.
 
Teddy tak memungkiri saat ini banyak anak-anak kecil sekarang sudah dicekoki dengan kebencian terhadap perbedaan melalui lembaga pendidikan. Ini menjadi tugas berat orang tua untuk mengawasi anaknya di sekolah.

"Maka perlu ada hotline khusus, bukan melalui Kemendikbud, tapi melalui pihak kepolisian. Orang tua murid bisa melaporkan sehingga aparat bisa langsung bertemu dengan orang tua murid untuk investigasi awal," kata Teddy.
 
Baca: Terduga Teroris Guru SD di Sampang Jaringan Jemaah Islamiyah

Jika dibiarkan, kata Teddy bukan tidak mungkin masih banyak guru-guru sekolah dasar lainnya yang sudah disusupi paham radikal dan bisa saja menyebarkan kepada anak muridnya. Efeknya akan sangat luar biasa.
 
"Mengajarkan generasi muda untuk berfikir dan melakukan tindakan radikalisme, pintu masuknya melalui hal yang sakral yaitu agama dan lembaga pendidikan, sehingga sangat mudah diterima anak-anak," jelas Teddy.
 
"Cara melapornya harus dibuat simpel, karena tidak semua orang tua melek teknologi, maka cukup informasikan bahwa ada dugaan ajaran radikalisme, aparat berpakaian biasa menyambangi orang tua, untuk menggali informasi," imbuh Teddy.
 
ASN sekaligus guru SD berinisial S ditangkap Tim Densus 88 Antiteror Polri di Sampang. Dia diduga anggota kelompok Jamaah Islamiyah (JI) di Pulau Madura.
 
Kapolres Sampang AKBP Arman mengatakan, pengintaian terhadap aktivitas S sebagai terduga teroris telah dilakukan lebih dari satu tahun.
 
"Sebab, beredar informasi yang menyebut S menjabat bendahara JI sejak 2020 lalu," katanya, Senin, 17 Oktober 2022.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan