Jakarta: Kapal selam milik TNI Angkatan Laut (AL) KRI Nanggala-402 dinyatakan tenggelam pada Sabtu 24 April. Keretakan besar menjadi penyebab kapal tersebut tenggelam.
Hal itu disampaikan oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto pada konferensi pers di Lanud Ngurah Rai Bali, Sabtu 24 April.
"Saya atas nama Panglima TNI menyampaikan rasa prihatin yang mendalam. Kita bersama-sama mendoakan supaya pencarian ini terus bisa dilaksanakan dan bisa mendapatkan bukti-bukti kuat," ujar Hadi.
Selama proses pencarian KRI Nanggala-402, tim gabungan SAR menemukan sejumlah barang bukti autentik. Di antaranya adalah benda hitam bagian pelurus tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, grease (gemuk) untuk pelumas periskop kapal selam. Pelumas yang berubah warna menjadi oranye ini terdapat dalam botol.
Benda-benda tersebut di antaranya adalah benda hitam bagian pelurus tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, grease (gemuk) untuk pelumas periskop kapal selam. Pelumas yang berubah warna menjadi oranye ini terdapat dalam botol.
Lalu, ada alas salat ABK, dan spons penahan panas agar tidak terjadi kondensasi di ruang kapal. Spons yang sebelumnya lebar itu ditemukan terpecah-pecah.
Penemuan sejumlah barang bukti itu menimbulkan dugaan kuat KRI Nanggala-402 mengalami keretakan besar. Keretakan itu juga yang membuat kapal selam tenggelam hingga masuk ke palung laut sedalam 850 meter.
"Unsur-unsur TNI Angkatan Laut, selain telah menemukan tumpahan minyak dan serpihan yang menjadi bukti autentik menuju fase tenggelamnya KRI Nanggala-402," kata Hadi dalam konferensi pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Badung, Bali, Sabtu (24/4/2021).
KRI Nanggala-402 hilang kontak saat latihan penembakan torpedo di perairan utara Bali, Rabu dini hari, 21 April 2021. Kapal selam itu membawa 53 kru.
Pencarian terus dilakukan di area tersebut. Sebanyak 21 armada dikerahkan mencari KRI Nanggala-402. Antara lain KRI Rigel-933, KRI REM-331, KRI I Gusti Ngurah Rai-332, KRI Dipenogoro-365, KRI DR Soeharso, dan satu helikopter seri Panther.
TNI mengerahkan 400 personel untuk mencari keberadaan kapal selam tersebut. Ratusan prajurit TNI AL itu akan menyisir perairan Bali. Sementara itu, Polri mengerahkan empat kapal yakni jenis sonar dan robotik, yang memiliki kemampuan menyelam.
Pembantuan dari negara sahabat yang telah tiba ialah HMAS Ballarat dari Australia dan pesawat mata-mata penjaga maritim Amerika Serikat (AS) P-8 Poseidon. Sementara itu, pembantuan yang segera tiba, yakni HMAS Sirius dari Australia.
Kemudian, kapal Rescue MV Swift dari Singapura yang dijadwalkan tiba pada Sabtu malam, 24 April 2021. Lalu, kapal Rescue MV Mega Bakti dari Malaysia yang diperkirakan tiba pada Minggu, 25 April 2021.
Jakarta: Kapal selam milik
TNI Angkatan Laut (AL) KRI Nanggala-402 dinyatakan tenggelam pada Sabtu 24 April. Keretakan besar menjadi penyebab kapal tersebut
tenggelam.
Hal itu disampaikan oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto pada konferensi pers di Lanud Ngurah Rai Bali, Sabtu 24 April.
"Saya atas nama Panglima TNI menyampaikan rasa prihatin yang mendalam. Kita bersama-sama mendoakan supaya pencarian ini terus bisa dilaksanakan dan bisa mendapatkan bukti-bukti kuat," ujar Hadi.
Selama proses pencarian KRI Nanggala-402, tim gabungan SAR menemukan sejumlah barang bukti autentik. Di antaranya adalah benda hitam bagian pelurus tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, grease (gemuk) untuk pelumas periskop kapal selam. Pelumas yang berubah warna menjadi oranye ini terdapat dalam botol.
Benda-benda tersebut di antaranya adalah benda hitam bagian pelurus tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, grease (gemuk) untuk pelumas periskop kapal selam. Pelumas yang berubah warna menjadi oranye ini terdapat dalam botol.
Lalu, ada alas salat ABK, dan spons penahan panas agar tidak terjadi kondensasi di ruang kapal. Spons yang sebelumnya lebar itu ditemukan terpecah-pecah.
Penemuan sejumlah barang bukti itu menimbulkan dugaan kuat KRI Nanggala-402 mengalami keretakan besar. Keretakan itu juga yang membuat kapal selam tenggelam hingga masuk ke palung laut sedalam 850 meter.
"Unsur-unsur TNI Angkatan Laut, selain telah menemukan tumpahan minyak dan serpihan yang menjadi bukti autentik menuju fase tenggelamnya KRI Nanggala-402," kata Hadi dalam konferensi pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Badung, Bali, Sabtu (24/4/2021).
KRI Nanggala-402 hilang kontak saat latihan penembakan torpedo di perairan utara Bali, Rabu dini hari, 21 April 2021. Kapal selam itu membawa 53 kru.
Pencarian terus dilakukan di area tersebut. Sebanyak 21 armada dikerahkan mencari KRI Nanggala-402. Antara lain KRI Rigel-933, KRI REM-331, KRI I Gusti Ngurah Rai-332, KRI Dipenogoro-365, KRI DR Soeharso, dan satu helikopter seri Panther.
TNI mengerahkan 400 personel untuk mencari keberadaan kapal selam tersebut. Ratusan prajurit TNI AL itu akan menyisir perairan Bali. Sementara itu, Polri mengerahkan empat kapal yakni jenis sonar dan robotik, yang memiliki kemampuan menyelam.
Pembantuan dari negara sahabat yang telah tiba ialah HMAS Ballarat dari Australia dan pesawat mata-mata penjaga maritim Amerika Serikat (AS) P-8 Poseidon. Sementara itu, pembantuan yang segera tiba, yakni HMAS Sirius dari Australia.
Kemudian, kapal Rescue MV Swift dari Singapura yang dijadwalkan tiba pada Sabtu malam, 24 April 2021. Lalu, kapal Rescue MV Mega Bakti dari Malaysia yang diperkirakan tiba pada Minggu, 25 April 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)