Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam telekonferensi di Jakarta, Selasa, 5 Januari 2021. Foto: Satgas Penanganan Covid-19
Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam telekonferensi di Jakarta, Selasa, 5 Januari 2021. Foto: Satgas Penanganan Covid-19

Satgas Covid-19: Swab Nasofaring Lebih Efisien daripada Lewat Anus

Nur Azizah • 29 Januari 2021 17:07
Jakarta: Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menilai tes swab melalui saluran pernapasan (nasofaring) dan tenggorokan (orofaring) lebih efektif dibanding melalui anus maupun paru-paru. Hasil tes swab nasofaring dan orofaring sudah cukup untuk mendeteksi virus korona.
 
"Tanpa mengesampingkan positivity rate, pengambilan sampel melalui orofaring dan nasofaring saat ini lebih dipilih karena lebih efisien untuk diaplikasikan," kata juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito kepada Medcom.id, Jakarta, Jumat, 29 Januari 2021.
 
Wiku mengakui selain tes swab nasofaring dan orofaring, ada tes swab bronchoalveolar lavage fluid (BLF) dan swab anal. Setiap metode memiliki nilai sensitivitas yang berbeda-beda.

"Dilihat dari beberapa studi diketahui bahwa BLF adalah spesimen dengan sensitivitas tertinggi bahkan dapat menemukan lebih dari 90 persen kasus positif dari keseluruhan populasi yang di-testing," jelas Wiku.
 
Baca: Pakar: Swab Anal Tak Bisa Gantikan Tes Usap Lewat Hidung
 
Sementara itu, sampel dari anus dapat menemukan sekitar 87,8 persen kasus positif dari keseluruhan populasi yang dites. Rasio ini berdasarkan studi terakhir yang dilakukan peneliti, Bwire, pada 2020.
 
"Sementara itu, swab nasofaring atau orofaring yang selama ini dilakukan di Indonesia dapat menemukan 32-63 persen kasus positif dari keseluruhan populasi yang di-testing," ungkap Wiku.
 
Namun, setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pasalnya, setiap sampel membutuhkan proses pengambilan yang berbeda.
 
"BLF didapatkan dari proses bronkoskopi, yaitu dengan memasukkan alat bronkoskop yang bersifat invasif ke paru-paru pasien yang diperiksa. Rektal atau anal swab sesuai namanya didapatkan melalui proses yang secara subjektif lebih tidak nyaman dibandingkan swab nasofaring atau orofaring," jelas Wiku.
 
Tiongkok telah mulai menggunakan metode tes swab melalui anal atau dubur pada pasien suspek covid-19. Metode ini dilakukan kepada mereka yang dianggap berisiko tinggi tertular virus korona.
 
Keputusan ini sontak mengundang perhatian besar dari warga setempat. Namun, dokter memastikan metode ini lebih efektif dalam mendeteksi virus korona.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan