medcom.id, Jakarta: Fenomena ratusan pria dengan orientasi seks menyimpang yang diungkap polisi di Kepala Gading, Jakarta Utara, mesti menjadi perhatian. Dari kasus itu terlihat bahwa penjelasan soal kesehatan reproduksi masih dianggap tabu.
Dampaknya banyak pria tersesat dan tak mendapatkan pendidikan kesehatan reproduksi yang baik dan benar. "Yang harus disalahkan itu orangtua, guru, dan pemuka agama. Sehingga mereka tidak mendapat pendidikan kesehatan reproduksi yang benar," kata Seksolog Boyke Dian Nugraha kepada Metrotvnews.com, Selasa 23 Mei 2017.
Klik: Pesta Homoseks di Kelapa Gading, 141 Orang Ditangkap
Mereka yang bertanggungjawab memberikan pendidikan seksual, atau kesehatan reproduksi, tak memainkan peran. Padahal seharusnya pendidikan jenis ini diperkenalkan sejak dini. Yang terjadi sekarang anak-anak sendiri mencari informasi tentang hal itu dan sering kali terjerumus.
Misalnya di Amerika Serikat yang memperbolehkan hubungan reproduksi sesama jenis. Remaja yang tak mendapat pendidikan terkait hal ini, menganggap hal itu wajar.
"Pendidikan ini harus diberikan dan sesuai dengan adat istiadat yang berkembang di negara Indonesia," imbuh Boyke.
Di sisi lain, keluarga juga tak boleh malas belajar mengenai pendidikan kesehatan reproduksi. Karena lebih akan lebih baik kaum remaja mendengar dari lingkungan keluarga terlebih dahulu.
Klik: Polisi Bantah Sebar Foto tanpa Busana Para Pria yang Diduga Ikut Pesta Homoseks
Cara mudah misalnya dengan memaparkan bagaimana dampak dari hubungan menyimpang sesama jenis. Penyakit seperti AIDS, penyakit menular seksual (PMS) dan lain hal, bisa menggambarkan betapa berbahayanya penyimpangan seksual.
"Cari celah bagaimana supaya mudah menjelaskan ini," pungkas Boyke.
Polisi mengamankan 141 pria yang diduga pesta homoseks di salah satu pusat kebugaran di Kelapa Gading. Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul menegaskan, penindakan ini berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pornografi.
medcom.id, Jakarta: Fenomena ratusan pria dengan orientasi seks menyimpang yang diungkap polisi di Kepala Gading, Jakarta Utara, mesti menjadi perhatian. Dari kasus itu terlihat bahwa penjelasan soal kesehatan reproduksi masih dianggap tabu.
Dampaknya banyak pria tersesat dan tak mendapatkan pendidikan kesehatan reproduksi yang baik dan benar. "Yang harus disalahkan itu orangtua, guru, dan pemuka agama. Sehingga mereka tidak mendapat pendidikan kesehatan reproduksi yang benar," kata Seksolog Boyke Dian Nugraha kepada
Metrotvnews.com, Selasa 23 Mei 2017.
Klik: Pesta Homoseks di Kelapa Gading, 141 Orang Ditangkap
Mereka yang bertanggungjawab memberikan pendidikan seksual, atau kesehatan reproduksi, tak memainkan peran. Padahal seharusnya pendidikan jenis ini diperkenalkan sejak dini. Yang terjadi sekarang anak-anak sendiri mencari informasi tentang hal itu dan sering kali terjerumus.
Misalnya di Amerika Serikat yang memperbolehkan hubungan reproduksi sesama jenis. Remaja yang tak mendapat pendidikan terkait hal ini, menganggap hal itu wajar.
"Pendidikan ini harus diberikan dan sesuai dengan adat istiadat yang berkembang di negara Indonesia," imbuh Boyke.
Di sisi lain, keluarga juga tak boleh malas belajar mengenai pendidikan kesehatan reproduksi. Karena lebih akan lebih baik kaum remaja mendengar dari lingkungan keluarga terlebih dahulu.
Klik: Polisi Bantah Sebar Foto tanpa Busana Para Pria yang Diduga Ikut Pesta Homoseks
Cara mudah misalnya dengan memaparkan bagaimana dampak dari hubungan menyimpang sesama jenis. Penyakit seperti AIDS, penyakit menular seksual (PMS) dan lain hal, bisa menggambarkan betapa berbahayanya penyimpangan seksual.
"Cari celah bagaimana supaya mudah menjelaskan ini," pungkas Boyke.
Polisi mengamankan 141 pria yang diduga pesta homoseks di salah satu pusat kebugaran di Kelapa Gading. Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul menegaskan, penindakan ini berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pornografi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)