Jakarta: Lonjakan kasus diabetes pada yang menyerang anak dengan rentang usia 10-15 tahun dinilai bukan akibat konsumsi susu formula. Pasalnya, kandungan nutrisi pada susu formula telah disesuaikan dengan standar yang berlaku serta kebutuhan anak.
"Kalau susu formula kita tahu ya kalau pada anak mereka ada yang tidak bisa mendapatkan ASI karena kondisi tubuh ibunya, kemudian anaknya juga alergi, tapi sebenarnya susu formula itu sudah disesuaikan dengan usia anak-anak," jelas Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, Jakarta, dilansir pada Selasa, 4 April 2023.
Menurut Nadia, faktor dominan diabetes anak adalah pola hidup yang salah. Seperti makan dan minum dengan kadar gula berlebih dari standar konsumsi gula harian serta kurang olahraga.
Nadia menyampaikan jika seorang anak tidak memiliki penyakit bawaan atau penyakit yang mengganggu keseimbangan kadar gula darah, sangat kecil terkena diabetes.
"Kalau anak tidak ada penyakit (penyerta) yang menyebabkan gangguan kadar insulin yang diproduksi oleh pankreas, itu tidak bermasalah kan (karena) pola perilaku dan gaya hidup, pola perilaku dan gaya hidup inilah yang berkontribusi terhadap penyakit diabetes," ucap dia.
Dia menjelaskan konsumsi makanan dan minuman manis berlebihan yang menjadi penyebab diabetes mellitus pada anak. Dengan begitu, kata dia, jika seorang anak minum susu formula, dan tidak minum manis berlebihan, sangat kecil kemungkinan terjadi diabetes di kemudian hari.
"Kadang usia 5 tahun sudah minum manisan yang bermacam-macam itu yang membuat lebih berkontribusi," ujar Nadia.
Berdasarkan data Kemenkes, mayoritas kasus diabetes yang menyerang anak-anak di Indonesia merupakan diabetes tipe 2 akibat pola hidup. Adapun diabetes tipe satu biasanya disebabkan kelainan fungsi sel beta pankreas, antara lain karena faktor genetik, tetapi diabetes tipe ini lebih sedikit kasusnya di Indonesia.
Kiat Menghindari Diabetes
Sementara itu, pengamat kesehatan, Tiurma Lisapine, menjelaskan agar anak terhindar dari diabetes, perlu menjaga pola makan dan hidup sehat dengan berolahraga.
Dokter Spesialis Ana itu menjelaskan ada dua macam atau dua jenis diabetes, yaitu diabetes tipe satu dan diabetes tipe dua. Diabetes tipe satu disebabkan kurangnya insulin pada anak dan ini biasanya terjadi sejak lahir. Sedangkan, diabetes tipe dua terjadi kepada anak remaja atau dewasa.
"Kalau diabetes tipe dua karena gaya hidup yang mengonsumsi kadar gula yang tinggi yang menyebabkan kadar gula menjadi naik, nah itulah asal terjadinya diabetes pada anak-anak," ungkap dia.
Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit kronis akibat gangguan metabolisme karbohidrat yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah. Anak-anak pengidap diabetes tipe satu tak dapat memproduksi insulin akibat terganggunya fungsi sel beta pankreas sehingga bergantung pada injeksi insulin.
Sementara diabetes tipe dua disebabkan karena pola makan yang buruk serta pola hidup yang kurang baik. Seringnya anak mengonsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi serta makanan siap saji tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik atau olahraga teratur, dapat membuat anak rentan terserang diabetes.
Untuk bisa menghindari penyakit tersebut, Tiurma menyarankan orang tua melakukan pengawasan ekstra agar pola makan anak-anak beragam. Kemudian, mengandung gizi yang seimbang dan dapat menghindari makanan minuman yang tinggi gula.
Tiurma mengatakan jika mendapati anak terdiagnosa diabetes, jangan serta merta menghakimi atau membuat anak itu berbeda dari anak yang lain. Usahakan, lanjut dia, anak yang terdiagnosa diabetes tetap hidup seperti anak yang lain.
Namun, ada beberapa hal yang harus diwaspadai pada anak yang terdiagnosa diabetes. Misalnya pada diabetes tipe satu, anak akan lebih mudah lelah, berat badan akan menurun, sering kencing, dan sebagainya.
"Itu harus diwaspadai apabila orang tua melihat gejala seperti itu anaknya harus segera diperiksa ke dokter," ujar dia.
Sementara itu, project leader Changing Diabetes in Children (CDiC) Indonesia pada Ikatan Dokter Anak Indonesia, Aman Bhakti Pulungan, menambahkan data IDAI pada 2017 hingga 2019 mengungkapkan terdapat 1.249 anak menderita diabetes melitus tipe 1 (DMT1).
Data Register Nasional DMT1 di Indonesia mengungkapkan pada 2022, sebanyak 1.369 anak terdiri atas 556 laki dan 813 perempuan yang menderita DMT1. Pada 2023, meningkat pesat menjadi 1.645 anak.
Aman menjelaskan perbedaan DMT1 dan DMT2. DMT1 adalah kondisi defisiensi insulin absolut yang disebabkan kerusakan sel beta pankreas sehingga tak mampu memproduksi insulin.
Sedangkan, DMT2 merupakan kondisi defisiensi insulin relatif, yaitu produksi insulin tidak mencukupi.
DMT2 juga secara genetik diturunkan oleh orang tua dan faktor gaya hidup yang terlalu banyak makan karbohidrat dan gula.
"Sedangkan DMT1 karena kerusakan sel beta pankreas yang dipicu berbagai faktor, bisa infeksi virus, autoimun, hingga defisiensi vitamin D,” ungkap Aman.
Di samping itu, Aman mengatakan infeksi virus juga bisa menjadi penyebab diabetes pada anak. Virus akan menurunkan imunitas tubuh sehingga sel beta pankreas mudah rusak dan tak mampu memproduksi hormon insulin untuk menormalkan kadar gula dalam darah.
Kemudian, diabetes mungkin disebabkan karena kurang vitamin D. Ada banyak hal yang terganggu apabila kekurangan vitamin D, termasuk berkurangnya imunitas tubuh sehingga menyebabkan rusaknya sel beta pankreas.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Jakarta: Lonjakan kasus diabetes pada yang menyerang anak dengan rentang usia 10-15 tahun dinilai bukan akibat konsumsi
susu formula. Pasalnya, kandungan nutrisi pada susu formula telah disesuaikan dengan standar yang berlaku serta kebutuhan anak.
"Kalau susu formula kita tahu ya kalau pada anak mereka ada yang tidak bisa mendapatkan ASI karena kondisi tubuh ibunya, kemudian anaknya juga alergi, tapi sebenarnya susu formula itu sudah disesuaikan dengan usia anak-anak," jelas Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (
Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, Jakarta, dilansir pada Selasa, 4 April 2023.
Menurut Nadia, faktor dominan diabetes anak adalah pola hidup yang salah. Seperti makan dan minum dengan kadar gula berlebih dari standar konsumsi gula harian serta kurang olahraga.
Nadia menyampaikan jika seorang anak tidak memiliki penyakit bawaan atau penyakit yang mengganggu keseimbangan kadar gula darah, sangat kecil terkena
diabetes.
"Kalau anak tidak ada penyakit (penyerta) yang menyebabkan gangguan kadar insulin yang diproduksi oleh pankreas, itu tidak bermasalah kan (karena) pola perilaku dan gaya hidup, pola perilaku dan gaya hidup inilah yang berkontribusi terhadap penyakit diabetes," ucap dia.
Dia menjelaskan konsumsi makanan dan minuman manis berlebihan yang menjadi penyebab diabetes mellitus pada anak. Dengan begitu, kata dia, jika seorang anak minum susu formula, dan tidak minum manis berlebihan, sangat kecil kemungkinan terjadi diabetes di kemudian hari.
"Kadang usia 5 tahun sudah minum manisan yang bermacam-macam itu yang membuat lebih berkontribusi," ujar Nadia.
Berdasarkan data Kemenkes, mayoritas kasus diabetes yang menyerang anak-anak di Indonesia merupakan diabetes tipe 2 akibat pola hidup. Adapun diabetes tipe satu biasanya disebabkan kelainan fungsi sel beta pankreas, antara lain karena faktor genetik, tetapi diabetes tipe ini lebih sedikit kasusnya di Indonesia.
Kiat Menghindari Diabetes
Sementara itu, pengamat kesehatan, Tiurma Lisapine, menjelaskan agar anak terhindar dari diabetes, perlu menjaga pola makan dan hidup sehat dengan berolahraga.
Dokter Spesialis Ana itu menjelaskan ada dua macam atau dua jenis diabetes, yaitu diabetes tipe satu dan diabetes tipe dua. Diabetes tipe satu disebabkan kurangnya insulin pada anak dan ini biasanya terjadi sejak lahir. Sedangkan, diabetes tipe dua terjadi kepada anak remaja atau dewasa.
"Kalau diabetes tipe dua karena gaya hidup yang mengonsumsi kadar gula yang tinggi yang menyebabkan kadar gula menjadi naik, nah itulah asal terjadinya diabetes pada anak-anak," ungkap dia.
Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit kronis akibat gangguan metabolisme karbohidrat yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah. Anak-anak pengidap diabetes tipe satu tak dapat memproduksi insulin akibat terganggunya fungsi sel beta pankreas sehingga bergantung pada injeksi insulin.
Sementara diabetes tipe dua disebabkan karena pola makan yang buruk serta pola hidup yang kurang baik. Seringnya anak mengonsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi serta makanan siap saji tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik atau olahraga teratur, dapat membuat anak rentan terserang diabetes.
Untuk bisa menghindari penyakit tersebut, Tiurma menyarankan orang tua melakukan pengawasan ekstra agar pola makan anak-anak beragam. Kemudian, mengandung gizi yang seimbang dan dapat menghindari makanan minuman yang tinggi gula.
Tiurma mengatakan jika mendapati anak terdiagnosa diabetes, jangan serta merta menghakimi atau membuat anak itu berbeda dari anak yang lain. Usahakan, lanjut dia, anak yang terdiagnosa diabetes tetap hidup seperti anak yang lain.
Namun, ada beberapa hal yang harus diwaspadai pada anak yang terdiagnosa diabetes. Misalnya pada diabetes tipe satu, anak akan lebih mudah lelah, berat badan akan menurun, sering kencing, dan sebagainya.
"Itu harus diwaspadai apabila orang tua melihat gejala seperti itu anaknya harus segera diperiksa ke dokter," ujar dia.
Sementara itu, project leader Changing Diabetes in Children (CDiC) Indonesia pada Ikatan Dokter Anak Indonesia, Aman Bhakti Pulungan, menambahkan data IDAI pada 2017 hingga 2019 mengungkapkan terdapat 1.249 anak menderita diabetes melitus tipe 1 (DMT1).
Data Register Nasional DMT1 di Indonesia mengungkapkan pada 2022, sebanyak 1.369 anak terdiri atas 556 laki dan 813 perempuan yang menderita DMT1. Pada 2023, meningkat pesat menjadi 1.645 anak.
Aman menjelaskan perbedaan DMT1 dan DMT2. DMT1 adalah kondisi defisiensi insulin absolut yang disebabkan kerusakan sel beta pankreas sehingga tak mampu memproduksi insulin.
Sedangkan, DMT2 merupakan kondisi defisiensi insulin relatif, yaitu produksi insulin tidak mencukupi.
DMT2 juga secara genetik diturunkan oleh orang tua dan faktor gaya hidup yang terlalu banyak makan karbohidrat dan gula.
"Sedangkan DMT1 karena kerusakan sel beta pankreas yang dipicu berbagai faktor, bisa infeksi virus, autoimun, hingga defisiensi vitamin D,” ungkap Aman.
Di samping itu, Aman mengatakan infeksi virus juga bisa menjadi penyebab diabetes pada anak. Virus akan menurunkan imunitas tubuh sehingga sel beta pankreas mudah rusak dan tak mampu memproduksi hormon insulin untuk menormalkan kadar gula dalam darah.
Kemudian, diabetes mungkin disebabkan karena kurang vitamin D. Ada banyak hal yang terganggu apabila kekurangan vitamin D, termasuk berkurangnya imunitas tubuh sehingga menyebabkan rusaknya sel beta pankreas.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)