(Istimewa)
(Istimewa)

Dinilai Berhasil Turunkan Stunting Hingga 51%, Program Jateng Jadi Rujukan Nasional

Lukman Diah Sari • 20 Februari 2023 17:17
Jakarta: Angka stunting di Jawa Tengah turun hingga 51 persen dalam empat tahun. Hasil ini membuat program Pemprov Jateng yang dipimpin Gubernur Ganjar Pranowo menjadi rujukan nasional.
 
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo memuji Program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5NG) yang dinilai berhasil menekan angka stunting. Menurut dia, program ini harus ditiru daerah lain. 
 
"Angka kematian bayi juga bagus, 12 per seribu, dan angka kematian balitanya juga Jawa Tengah ada 14 per seribu. Ini prestasi Jawa Tengah, terasa juga jumlah yang meninggal menurun. Saya optimis pada 2023 akhir, kita doakan Jawa Tengah turun stunting dengan signifikan," ujar Hasto dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin, 20 Februari 2023.

Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKBa), termasuk perkawinan dini di Jateng lebih rendah ketimbang Jawa Barat dan Jawa Timur.   
 
Berdasarkan perhitungan elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM) pada 2018, tingkat stunting di Jateng berada di angka 24,4 persen. Kemudian pada 2019 turun menjadi 18,3 persen.

Baca: Penanganan Stunting Cilacap Efektif, Ganjar Ingin Penerapan di Daerah Lain


Selanjutnya, pada 2020 kasus stunting turun menjadi 14,5 persen. Kemudian pada 2021 turun menjadi 12,8 persen, dan terakhir pada 2022 di angka 11,9 persen. 
 
Capaian tersebut tidak lepas dari progam Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5NG) yang diluncurkan Ganjar pada 2016. Program ini memantau kesehatan ibu hamil sejak awal kehamilan hingga perawatan bayi.
 
Selain itu, Ganjar bersama BKKBN juga membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS). Tim tersebar di 35 kabupaten/kota, 576 kecamatan, dan 8.562 desa/kelurahan.
 
"Di lapangan nanti kami intervensi dari masing-masing stakeholder. Misal dari Dinkes memberikan makanan tambahan, obat penambah darah. Bisa juga dari DPU terkait dengan jambanisasi, akses air bersih," kata Ganjar. 
 
Selain itu, Pemprov Jateng juga melakukan pendataan jumlah ibu hamil, calon pengantin, dan anak usia dua tahun. Menurut data, ada sekitar 271 ribu calon pengantin dan sekitar 551 ribu wanita hamil di Jateng.

Baca: Walkot Surabaya Klaim Zero Stunting Tahun Ini


Dari data tersebut, TPPS akan mencari ibu hamil dan calon pengantin putri yang mengalami masalah kesehatan. Ganjar menyebut penanganan stunting di Jateng dilakukan secara multisektor, dengan melibatkan akademisi dan masyarakat. 
 
Ganjar menegaskan penanganan stunting tidak boleh setengah-setengah. Agar berdampak bagus, penurunan angka stunting harus disatukan dengan program pengentasan kemiskinan.
 
"Ini menjadi perhatian kami dan ini berhimpitan dengan angka kemiskinan juga, makanya kami akan jadikan satu program bersama yang akan kami evaluasi juga bersama," jelas Ganjar.
 
Sementara itu, Kepala BKKBN Jateng Widwiono mengatakan masih ada beberapa wilayah yang perlu intervensi khusus seperti Wonosobo dan Brebes. Dia optimistis angka stunting bisa ditekan secara signifikan dalam waktu dua tahun.
 
"Buktinya, Kabupaten Grobogan yang semula di angka 29 persen kini tinggal sembilan persen," kata dia.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan