medcom.id, Jakarta: Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno semakin lengket dengan mantan Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi. Beberapa kali Sandi melibatkan Rustam dalam setiap mencari solusi.
Misalnya saja saat penertiban Pasar Tanah Abang dan penanganan tanggul jebol di Luar Batang, Jakarta Utara. Sandiaga sengaja menunjuk Rustam untuk memonitor dan mengevaluasi.
Kendati begitu, Sandiaga mengaku tetap berkoordinasi dengan wali kota setempat. Ia berharap, dengan berkoordinasi dengan Rustam dan wali kota, Pemerintah Provinsi cepat mendapatkan solusi.
"Waktu ditanggul juga joordinasinya dengan Wali Kota Jakarta Utara (Husein Murad). Tanah Abang juga koordinasinya sama Pak Wali Kota (Mangara Pardede) dan Wakil Wali Kota Jakarta Pusat (Arifin)," kata Sandi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu, 8 November 2017.
Suami Nur Asiah ini menuturkan telah mempercepat plan, do, check, action (PDCA). Model monitoring ini diklaim diperlukan untuk mempercepat penanganan masalah.
"Kita plan dan do kemarin yang tanggul kita cek tadi pagi. Pompanya juga dicek kalau ada yang perlu diperbaiki kita action, jadi siklusnya seperti itu," terang dia.
Rustam Effendi yang mundur di era Gubernur Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama pun kini menjadi 'orang dekat' Sandiaga Uno. Dia menjadi staf khusus Sandi.
Rustam, jelas Sandi, akan membidangi seluruh pengaduan masyarakat. Sejumlah masalah seperti lokasi binaan (lokbin) di Jakarta Utara dan Barat akan langsung ditangani Rustam.
"Karena ini kita lihat temen-temen ini berulang kali ke sini, sampai 3-4 kali. Jadi memang penanganan ini makan waktu dan butuh kepamongan dalam mengolah ini," kata Sandi, Senin, 6 November 2017..
Baca: Kinerja Rustam Effendi di Mata Ahok
Menurut Sandi, Rustam sudah sangat berpengalaman mengenai birokrasi. Ditambah lagi, DKI butuh sosok yang bisa cepat menangani pelayanan pengaduan.
Rustam mengundurkan diri pada April 2016 lantaran sempat disemprot Ahok. Saat itu, Rustam dimarahi karena tak segera menertibkan permukiman di kawasan Pademangan.
Penertiban itu penting untuk mengatasi banjir di kawasan tersebut. Rustam akhirnya memutuskan mundur karena menyadari Ahok menganggap kinerjanya kurang baik.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/akW4EXBK" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno semakin lengket dengan mantan Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi. Beberapa kali Sandi melibatkan Rustam dalam setiap mencari solusi.
Misalnya saja saat penertiban Pasar Tanah Abang dan penanganan tanggul jebol di Luar Batang, Jakarta Utara. Sandiaga sengaja menunjuk Rustam untuk memonitor dan mengevaluasi.
Kendati begitu, Sandiaga mengaku tetap berkoordinasi dengan wali kota setempat. Ia berharap, dengan berkoordinasi dengan Rustam dan wali kota, Pemerintah Provinsi cepat mendapatkan solusi.
"Waktu ditanggul juga joordinasinya dengan Wali Kota Jakarta Utara (Husein Murad). Tanah Abang juga koordinasinya sama Pak Wali Kota (Mangara Pardede) dan Wakil Wali Kota Jakarta Pusat (Arifin)," kata Sandi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu, 8 November 2017.
Suami Nur Asiah ini menuturkan telah mempercepat
plan, do, check, action (PDCA). Model
monitoring ini diklaim diperlukan untuk mempercepat penanganan masalah.
"Kita
plan dan
do kemarin yang tanggul kita cek tadi pagi. Pompanya juga dicek kalau ada yang perlu diperbaiki kita
action, jadi siklusnya seperti itu," terang dia.
Rustam Effendi yang mundur di era Gubernur Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama pun kini menjadi 'orang dekat' Sandiaga Uno. Dia menjadi staf khusus Sandi.
Rustam, jelas Sandi, akan membidangi seluruh pengaduan masyarakat. Sejumlah masalah seperti lokasi binaan (lokbin) di Jakarta Utara dan Barat akan langsung ditangani Rustam.
"Karena ini kita lihat temen-temen ini berulang kali ke sini, sampai 3-4 kali. Jadi memang penanganan ini makan waktu dan butuh kepamongan dalam mengolah ini," kata Sandi, Senin, 6 November 2017..
Baca: Kinerja Rustam Effendi di Mata Ahok
Menurut Sandi, Rustam sudah sangat berpengalaman mengenai birokrasi. Ditambah lagi, DKI butuh sosok yang bisa cepat menangani pelayanan pengaduan.
Rustam mengundurkan diri pada April 2016 lantaran sempat disemprot Ahok. Saat itu, Rustam dimarahi karena tak segera menertibkan permukiman di kawasan Pademangan.
Penertiban itu penting untuk mengatasi banjir di kawasan tersebut. Rustam akhirnya memutuskan mundur karena menyadari Ahok menganggap kinerjanya kurang baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)