medcom.id, Jakarta: Hari kedua sterilisasi jalur TransJakarta, Selasa 14 Juni, terjadi peningkatan jumlah pelanggar dua kali lipat. Banyak pengendara menerobos busway diduga karena belum mengetahui adanya sterilisasi jalur TransJakarta.
"Bisa juga demikian (kurang sosialisasi)," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono saat dikonfirmasi Metrotvnews.com melalui telepon, Rabu (15/6/2016).
(Baca: Pelanggar Sterilisasi Jalur TransJakarta Meningkat Pada Hari Kedua)
Kurangnya kesadaran masyarakat mematuhi peraturan lalu lintas juga berpengaruh pada jumlah pelanggar. Padahal, larangan pengendara selain TransJakarta masuk busway sudah terpampang jelas.
"Kesadaran masyarakat untuk tertib berlalu lintas masih rendah," jelas Awi.
(Baca: Pemahaman Masyarakat Diperlukan untuk Sterilisasi Busway)
Pekerja melakukan pengecatan separator busway di kawasan Matraman, Jakarta Timur -- ANT/Mohammad Ayudha
Selain menggaungkan sterilisasi jalur TransJakarta, Awi juga meminta pemerintah segera membangun separator di seluruh jalur bus TransJakarta. Adanya pembatas jalan dinilai efektif menghalau kendaraan bermotor agar tak masuk dan melintas di jalur TransJakarta.
"Memang perlu (segera dibangun) palang pintu dan separator yang tinggi," tandas Awi.
(Baca: Masih Diterobos, Separator Busway Diganti Beton MCB)
Penertiban pengendara nakal yang melalui busway berlaku tanpa kecuali, termasuk kendaraan pejabat dalam dan luar negeri serta anggota TNI dan Polri. Sementara kendaraan pejabat dengan plat RI yang biasa digunakan menteri, bakal diseleksi berdasarkan skala prioritas.
Fokus utama sterilisasi busway di koridor I, III, IV, V, VI dan IX. Sedikitnya 120 tenaga Dinas Perhubungan DKI akan membantu sterilisasi dengan plotingan menyesuaikan petugas TransJakarta.
medcom.id, Jakarta: Hari kedua sterilisasi jalur TransJakarta, Selasa 14 Juni, terjadi peningkatan jumlah pelanggar dua kali lipat. Banyak pengendara menerobos
busway diduga karena belum mengetahui adanya sterilisasi jalur TransJakarta.
"Bisa juga demikian (kurang sosialisasi)," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono saat dikonfirmasi
Metrotvnews.com melalui telepon, Rabu (15/6/2016).
(Baca: Pelanggar Sterilisasi Jalur TransJakarta Meningkat Pada Hari Kedua)
Kurangnya kesadaran masyarakat mematuhi peraturan lalu lintas juga berpengaruh pada jumlah pelanggar. Padahal, larangan pengendara selain TransJakarta masuk
busway sudah terpampang jelas.
"Kesadaran masyarakat untuk tertib berlalu lintas masih rendah," jelas Awi.
(Baca: Pemahaman Masyarakat Diperlukan untuk Sterilisasi Busway)
Pekerja melakukan pengecatan separator busway di kawasan Matraman, Jakarta Timur -- ANT/Mohammad Ayudha
Selain menggaungkan sterilisasi jalur TransJakarta, Awi juga meminta pemerintah segera membangun separator di seluruh jalur bus TransJakarta. Adanya pembatas jalan dinilai efektif menghalau kendaraan bermotor agar tak masuk dan melintas di jalur TransJakarta.
"Memang perlu (segera dibangun) palang pintu dan separator yang tinggi," tandas Awi.
(Baca: Masih Diterobos, Separator Busway Diganti Beton MCB)
Penertiban pengendara nakal yang melalui
busway berlaku tanpa kecuali, termasuk kendaraan pejabat dalam dan luar negeri serta anggota TNI dan Polri. Sementara kendaraan pejabat dengan plat RI yang biasa digunakan menteri, bakal diseleksi berdasarkan skala prioritas.
Fokus utama sterilisasi busway di koridor I, III, IV, V, VI dan IX. Sedikitnya 120 tenaga Dinas Perhubungan DKI akan membantu sterilisasi dengan plotingan menyesuaikan petugas TransJakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NIN)